Ketimbang mengurusi, memikirkan, mengomentari, hal-hal yang jelas-jelas belum tentu menghasilkan manfa'at yang konkret.
Contoh kasus, dengan merebaknya Covid-19 di seluruh dunia, termasuk Indonesia, kita melihat perekonomian dunia semakin melemah. Banyak orang mulai merasakan dampaknya, banyak orang, termasuk para pedagang kecil yang mengakui kondisi ini.
Pada saat itu pula muncul dua kubu yang berbeda. Kubu yang pertama, mulai menyalah-nyalahkan, menuduh, mengkambinghitamkan sesuatu yang menurutnya menjadi sebab wabah itu. "Ini salah pemerintah!", "Ini perbuatan orang China!", "Ini hasil konspirasi elite global!" Dan lain-lain.Â
Dilain sisi, kubu yang kedua begitu ngotot mengkampanyekan lockdown. Bahkan ada yang dengan sengaja mengirim pesan ini secara berantai di group WhatsApp, ada juga yang secara terang-terangan mengungkapkannya di media sosial.
Yang tidak kalah heboh juga, soal pro kontra penutupan sementara tempat Ibadah. Ada yang setuju sementara waktu beribadah di rumah, ada juga yang mengecam, meledek, menyepelekan fatwa MUI, yang menurutnya tidak masuk akal jika mesjid harus dikosongkan.
Sebenarnya tidak salah juga, semua orang berhak dan bebas berkomentar, memberikan opini dan masukan. Namun satu hal yang sering mereka lupakan adalah, apakah sudah melakukan tindakan konkret yang bisa lebih terasa manfa'atnya daripada hanya sekedar berdebat dan meributkan hal yang bukan menjadi urusannya?
Sementara mereka para tenaga medis yang sedang berjuang, masyarakat golongan bawah yang kesusahan, luput dari perhatiannya.Â
Ada beberapa orang yang kadang, bahkan sering tanpa sadar terlalu fokus dengan masalah yang sebenarnya bukan urusannya. Ada yang lebih fokus memikirkan masalah negara ketimbang masalah dirinya atau keluarganya sendiri.Â
Itulah mengapa dengan bersikap realistis, kita akan secara otomatis akan terhindar dari hal-hal yang tidak begitu penting untuk kita pikirkan.
Jadi, saya harap kita semua senantiasa memfokuskan, energi, pikiran dan seluruh sumberdaya kekuatan diri kita untuk hal-hal yang lebih memberdayakan, daripada sekedar memikirkan, mengurusi urusan yang kurang penting. Apalagi kalau enggak ada duitnya. bener gak? HeheheÂ
Semoga Bermanfaat.
Reynal Prasetya