Banyak yang belum tahu bahwa Sukabumi merupakan sebuah kota yang indah. Sebuah kota yang memiliki pesona magis yang kaya akan ragam wisata alam, sejarah dan budayanya.
Konon nama Sukabumi berasal dari bahasa Sunda, yang merupakan gabungan kata dari "Suka" dan "Bumen", bermakna kawasan yang sejuk dan nyaman, sehingga orang akan suka atau senang "bumen-bumen" alias betah, tinggal menetap, membangun rumah-rumah di daerah ini.
Adapula sebagian orang yang berpendapat bahwa nama Sukabumi berasal dari bahasa Sansekerta yang bermakna, Bumi tempat kesenangan, kebahagiaan, kesukaan.
Sesuai dengan namanya, Sukabumi menjadi tempat yang indah dan nyaman, karena dikelilingi oleh gunung-gunung yang masih terawat dan terjaga kelestariannya.Â
Hingga sempat muncul suatu istilah, "Kulkas Sebesar Kota". Siapapun yang baru berkunjung ke Sukabumi, pasti akan merasakan hawa dingin dan sejuknya udara pegunungan.
Hal itu dikarenakan, Sukabumi masih didominasi oleh lahan perkebunan dan ladang pertanian. Hamparan pohon teh hijau dan pemandangan sawah akan sering ditemukan di setiap pinggiran jalan kabupaten maupun kotanya.
Boleh dikatakan, Sukabumi adalah surganya wisata alam. Karena memiliki banyak Gunung, Pantai, Danau, Curug, hingga Taman Bumi (Geopark) yang sudah diakui oleh UNESCO.Â
Bahkan Sukabumi sempat dijuluki sebagai "Kota Santri". Karena di Sukabumi terdapat banyak pesantren, majlis ta'lim, dan aktivitas-aktivitas belajar mengajar Ilmu Agama yang masih berjalan hingga sampai sekarang. Sehingga Sukabumi tidak hanya elok fisiknya saja, namun juga elok jiwanya.
Namun satu hal yang amat disayangkan, ketika semua keindahan dan kelestarian yang sudah terjaga dari dulu itu, harus tercemar oleh narkotika yang sudah lama menjadi limbah, sampah, yang merusak dan mengotori keindahan dan kelestariannya.
Tidak sedikit oknum-oknum pengedar obat terlarang, yang akhirnya dibekuk oleh polisi karena sudah lama mencemari Sukabumi dengan narkotika.
Seperti dilansir dari sukabumiupdate.com, pada hari Jum'at (06/03/20), Kepolisan sektor Parakansalak, Kabupaten Sukabumi, berhasil membekuk tiga orang pemuda berinisial PS (34 tahun) PL (28 tahun) dan AS (28 tahun). Karena disinyalir telah lama menjadi pengedar obat terlarang yang beroperasi di wilayah Parakansalak dan Parungkuda.
Tidak main-main, dari ketiga pelaku, polisi berhasil mengamankan barang bukti berupa Riklona sebanyak 360 butir, Valdimax 90 butir, Tramadol 230 butir, Merlopam 60 butir, Calmet 40 butir, Alprazolam 156 butir dan Hexymer 2324 butir. Selain itu diamankan juga lima gram sinte (tembakau gorila) serta dua buah bong alat hisap sabu.
Ironisnya, para pelaku sengaja menyasar para pelajar sebagai target utama dalam menjalankan operasinya. Tentu saja aktivitas jual beli obat terlarang ini sudah benar-benar meresahkan masyarakat, sehingga perlu ada penanganan yang lebih serius dari pemerintah dan stakeholder terkait untuk membersihkan oknum-oknum pengedar obat terlarang ini hingga ke akar-akarnya.
Karena bila tidak segera dibersihkan, tentu saja ini bisa menjadi masalah serius yang bisa merusak dan melemahkan generasi muda kita ke depannya.
Tidak dapat dipungkiri, kehadiran oknum-oknum pengedar obat terlarang ini tidak terlepas dari permintaan dan kebutuhan pemakainya yang setiap tahun jumlahnya terus meningkat.
Jadi, meskipun hari ini ada satu, atau dua orang yang tertangkap, pasti selanjutnya akan muncul lagi para pengedar baru. Karena pasti akan selalu ada pembeli dan pemakai yang sudah benar-benar kecanduan berat.
Karena tren meminum obat-obatan terlarang seperti itu sebenarnya sudah ramai dilakukan dari dulu, sejak saya masih SMA, tidak sedikit dari teman saya yang rutin meminum, hingga sampai menjadi kecanduan dan akhirnya ketergantungan terhadap obat-obatan tersebut.
Merek obat yang biasanya paling populer dan banyak dipakai adalah Tramadol dan Hexymer. Para konsumen mudah mendapatkan kedua jenis obat tersebut karena biasanya banyak di jual di apotek.Â
Namun sayang obat-obatan tersebut malah disalahgunakan, dan diminum tanpa ada resep dari dokter. Sehingga jelas saja, ujung-ujungnya, akan mengakibatkan ketergantungan dan bisa menyebabkan depresi, halusinasi, hingga masalah kejiwaan.Â
Berdasarkan penyelidikan dan pengamatan yang saya lakukan, setidaknya ada 4 alasan, mengapa remaja ataupun para pelajar senang meminum obat-obatan terlarang tersebut.Â
1) Ingin Terlihat dan Merasa Lebih Percaya Diri
Kedengarannya konyol memang, tapi bagitulah faktanya. Yang sering saya dengar dari si pemakai obat adalah, mereka akan instan merasa lebih percaya diri dalam bergaul dan beraksi mendekati lawan jenis kalau sudah minum obat-obatan terlarang itu.
Sejauh ini, mayoritas pemakainya memang laki-laki, namun tidak menutup kemungkinan perempuan pun ada juga yang meminumnya.
Padahal bila dipikir menggunakan akal sehat, tak ada hubungannya sama sekali antara kadar percaya diri dengan seberapa jumlah narkotik yang di teguk. Sungguh tak masuk akal bukan?
2) Ingin Terlihat dan Dinilai Sebagai Anak Gaul
Ini juga tak kalah konyol dari alasan pertama. Seriously! hingga sampai saat ini, memakai obat-obatan terlarang masih menjadi tren dikalangan remaja. Mereka menganggap bahwa meneguk narkotik dan menghisap selinting ganja merupakan suatu prestasi yang amat dibanggakan.
Namun saya percaya, remaja yang mempunyai keyakinan dan budaya seperti itu jumlah dan populasinya pasti jauh lebih sedikit dari sekian banyak remaja lainnya yang lebih gaul dan kren tanpa memakai narkotik.
3) Stress Atau Depresi Karena Masalah Keluarga, atau Percintaan
Namanya juga anak muda, pasti identik dengan galau. Kebanyakan dari remaja kita saat ini memang begitu rentan terhadap guncangan hidup. Tidak selalu penyebab depresi itu karena masalahnya yang berat. Tapi biasanya karena lemahnya daya penanggulangan stress dan kontrol diri.Â
Sehingga ketika ada suatu masalah yang terasa berat dan menyesakkan, mereka terlalu terburu-buru ingin mencoba menghilangkan rasa stress, depresi, atau galaunya itu dengan cara minum obat-obatan terlarang.
Mayoritas remaja yang lebih sering galau, stress dan depresi, biasanya disebabkan karena masalah keluarga atau masalah percintaan. Sehingga tidak sedikit dari mereka yang akhirnya menjadi broken home, kurang cinta dan perhatian. Lalu memutuskan untuk hidup bergaul secara bebas di jalanan.
4. Peer Pressure (Tekanan Sosial).
Dalam tulisan saya yang bertajuk : Sudah Tepatkah Anda Memilih Lingkaran Sosial, Saya secara gamblang menjelaskan betapa pentingnya memilih lingkaran sosial, karena secara tidak langsung bisa mempengaruhi perilaku, nilai, dan cara kita memandang dunia.
Begitupun dalam kasus ini, tidak sedikit remaja yang dulu tidak pernah samasekali meminum obat-obatan terlarang, akhirnya jadi ikut-ikutan meminum, karena telah tercebur pada lingkungan yang salah.Â
Tanpa sadar ia telah di pengaruhi oleh teman-temannya, hingga tak ada pilihan lain selain harus menyesuaikan diri agar seragam supaya bisa di terima di komunitas, club, atau geng nya.
Saya merasa resah sekaligus prihatin jika masalah penggunaan obat-obatan terlarang ini masih terus menjamur di kalangan para remaja dan pelajar, seolah-olah tak pernah hilang. Seperti layaknya lingkaran setan yang tak pernah ada ujungnya.
Sebagai warga Sukabumi, tentu saya tidak ingin tempat yang nyaman dan indah ini, dirusak dan dicemari nama baiknya oleh oknum-oknum yang terus menebarkan limbah-limbah narkotik itu.Â
Itulah alasan mengapa semenjak awal paragraf, saya begitu bersemangat menjabarkan betapa indahnya Sukabumi beserta keunggulannya. Karena saya ingin Sukabumi dikenal karena keindahan, dan potensi wisata alamnya yang ajaib. Bukan dikenal karena kasus narkotikanya yang memalukan.
Karena menurut data, dari tahun 2018 hingga sampai sekarang, jumlah penyalahgunaan obat terlarang di Sukabumi terus meningkat. Bahkan tahun kemarin Sukabumi sempat dinyatakan darurat narkoba. Ini sungguh memprihatinkan.
Stop mencemari keindahan dan kelestarian Sukabumi. Kami tidak butuh limbah dan sampah yang menyusahakan masyarakat itu!
Sudah saatnya kita bergerak membersihkan limbah dan sampah narkoba di daerah kita masing-masing. Jangan sampai remaja dan anak muda kita yang menjadi korban. Mari bersihkan! ***
Pemerhati Dinamika Sosial Remaja
Reynal Prasetya
Referensi :Â
- -Kasus Peredaran Narkoba di Sukabumi melonjak
- -Polisi Bekuk Pengedar Obat Terlarang ke Pelajar di Parakansalak Sukabumi
- -Sepenggal Sejarah Sukabumi, Kota yang Kini Diperhatikan Jokowi
- -Sukabumi Darurat Narkoba !
- -Sudah Tepatkah Anda Memilih Lingkaran Sosial?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H