Mohon tunggu...
Reynal Prasetya
Reynal Prasetya Mohon Tunggu... Penulis - Broadcaster yang hobi menulis.

Penyuka Psikologi, Sains, Politik dan Filsafat yang tiba - tiba banting stir jadi penulis Fiksi. Cerita-cerita saya bisa dibaca di GoodNovel: Reynal Prasetya. Kwikku: Reynal Prasetya

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Tips Menjadi Pribadi yang Asertif

26 Januari 2020   19:40 Diperbarui: 27 Januari 2020   16:00 764
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tiga tipe komunikator (Sumber : david-pranata.com)

Padahal seharusnya, ketika ada suatu permasalahan yang terasa mengganggu pikiran, maka akan lebih baik jika semua itu dibicarakan ataupun didiskusikan.

Karena suatu permasalahan tidak akan pernah selesai dan tidak akan pernah ditemukan inti permasalahannya, apabila kita terus bersikap pasif, namun berharap orang lain mengerti dan mengetahui apa permasalahan yang sedang kita alami.

Kita juga tidak bisa memaksa orang lain agar selalu sesuai dengan apa yang ego kita inginkan. Karena semua orang, tentu punya hak untuk memilih berbeda yang berdasar pada kebutuhan dan pendirian nya masing-masing.

Bahkan ada yang lebih parah lagi, ada juga orang yang malah sengaja mengkombinasikan keduanya. Sehingga ia menjelma menjadi sosok yang dingin, namun secara diam-diam, ia sebenarnya ingin mendominasi dan mengontrol orang lain.

Menjadi pasif atau agresif saja tidak baik, apalagi jika sampai menjadi sosok yang pasif sekaligus agresif. Bisa dipastikan komunikasi menjadi tidak sehat dan hubungan relasi bisa terancam retak karena pendekatan komunikasi yang buruk.

Menjadi asertif sebenarnya sesederhana mengatakan apa yang ingin kita katakan secara terbuka. Tidak perlu menggunakan cara-cara ataupun teknik komunikasi yang khusus.

Hanya tinggal mengatakan apa yang sebenarnya ingin kita katakan. Cukup disampaikan dengan jujur dan berterus terang tanpa harus merasa bersalah ataupun tidak enak hati.

Yang perlu kita perhatikan hanyalah bagaimana cara menyampaikannya. Sampaikan saja apa yang kita inginkan, rasakan, maupun butuhkan dengan cara yang santun. Tidak perlu memaksa, apalagi sampai ngotot, bila ternyata keinginan dan kebutuhan kita tidak dipenuhi. Karena menghormati keputusan ataupun keinginan orang lain juga merupakan sikap daripada asertif.

Bersikap asertif penting sekali untuk kita lakukan, di manapun dan dalam situasi apapun. Sikap asertif diperlukan pada saat kita menjalin hubungan interpersonal. Termasuk di dunia kerja, di dunia organisasi maupun dalam hubungan kerja sama antara dua orang. 

Pola komunikasi yang sehat akan menentukan seberapa solid dan kuatnya suatu hubungan. Ketika komunikasi menjadi tidak sehat, biasanya akan timbul kesalahpahaman, hingga akhirnya berujung pada konflik yang bisa mengancam rusaknya suatu hubungan.

Jujur dan percaya diri merupakan kunci agar kita mampu bersikap asertif secara konsisten dalam setiap situasi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun