Kalau ada toko atau orang lain yang jual lebih murah lagi dari anda, ya sudah pasti mereka akan pindah ke toko lain atau orang itu. Kalau ada yang lebih murah kenapa tidak, begitu mungkin prinsip mereka.Â
Perusahaan iPhone saja tidak pernah memperdulikan apakah produk yang mereka jual mahal atau tidak, mereka hanya fokus pada inovasi dan kualitas. Namun tetap saja, meski dinilai kebanyakan orang bahwa harga iPhone itu cenderung mahal, tapi tetap saja kan ada pelanggan dan pemakainya?
Saya sendiri sebagai seorang pembeli tidak pernah merasa keberatan untuk membayar harga yang tinggi, jika barang yang ditawarkan memang berkualitas dan pelayanannya memuaskan. Dari pada beli barang murah tapi tidak tahan lama dan pelayanannya tidak memuaskan kan percuma?
Karena orang yang punya mental kekurangan, biasanya hanya mencari harga yang murah tanpa memperdulikan soal kualitas. Tapi ada juga sih orang yang pengennya barang yang bagus, berkualitas, tapi ia tidak berani membayar dengan harga yang tinggi.Â
Nah yang menarik adalah, bagi orang yang punya banyak uang dan sudah tidak lagi melekat pada uang, suatu barang yang harganya tinggi pun mereka anggap murah. Lain hal dengan orang yang punya banyak uang namun mereka enggan mengeluarkan uang, barang yang sebenarnya sudah murah pun disebut mahal. Sangat beda bukan?
Satu lagi yang perlu anda ingat, ketika kita membeli sesuatu, tentu kita mengeluarkan uang, namun pada hakikatnya di level spiritual sebenarnya kita sedang berbagi rezeki kepada orang lain.Â
Karena sejatinya, kita tidak pernah punya apa-apa karena semua adalah titipan. Lantas mengapa kita begitu berat mengeluarkan uang yang sebenarnya itu hanyalah jatah orang lain yang dititipkan Tuhan melalui kita?
Sekali lagi, tawar menawar dalam hal jual beli itu wajar, tapi pastikan sebelum anda mengatakan suatu barang itu mahal, tanyakan terlebih dulu pada diri anda sendiri, "Ini barangnya yang mahal, atau sayanya yang takut mengeluarkan uang ya?"
Selamat menggeser mental kekurangan, menjadi mental keberlimpahan.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H