Kalaupun Anda adalah seorang pembeli yang sering menawar, pastikan si pedagang ikhlas atas tawaran yang anda berikan. Tanya saja, apakah ia ikhlas jika barangnya ditawar sekian harga. Kalau tidak, lebih baik beli saja sesuai dengan harga yang telah ia tetapkan.Â
Jika anda adalah seorang pedagang, anda pasti seringkali sulit membedakan antara orang yang punya duit tapi ragu untuk beli, ada orang yang sok-sokan mau beli tapi tidak punya duit? Lucu bukan?
Jangan sampai deh anda menjadi tipe orang yang kedua hehehe.
Jika dikuliti lebih dalam, perasaan apa yang sebenarnya melatarbelakangi kebiasaan menawar yang tidak wajar seperti itu, adalah perasaan takut mengeluarkan dan kekurangan uang.Â
Makanya tidak heran, orang yang seringkali ngirit dalam hal finansial, kok sepertinya uangnya tidak nambah-nambah? Padahal secara hitungan matematis kan harusnya uangnya makin banyak?
Kalau kita perhatikan gaya hidup orang yang kaya, jarang sekali kan kita melihat mereka ngirit banget? Gaya hidupnya kok kelihatan royal dan boros banget. Padahal mengeluarkan uang bagi mereka itu ya mungkin sebenarnya sudah biasa. Ngapain takut kehabisan uang, toh gampang dapetinnya. Begitu mungkin teriak mindset mereka.
Beda halnya dengan mindset orang yang punya mental kekurangan (baca: miskin) yang seringkali kita lihat, kok sepertinya mereka takut sekali mengeluarkan uang? Sangat ngirit dan melekat sekali dengan uang?Â
Jangan-jangan prasangka dan perasaan mereka sendiri yang sebenarnya mengundang realita kekurangan itu?Â
Balik lagi ke soal tawar menawar, jika anda adalah seorang pedagang, akan lebih baik bila orientasi anda mengedepankan kualitas dan pelayanan, yang tidak hanya mengundang orang yang mencari harga murah saja.Â
Sehingga orang berani bayar dengan harga tinggi karena kualitas barang yang anda jual memang tidak diragukan dan pelayanannya memuaskan.
Strategi marketing dengan cara memurahkan harga dengan sangat bombastis itu memang bagus, namun tentu saja yang anda undang pun, ya orang-orang yang cuma cari harga murah saja.Â