Mohon tunggu...
Reynal Prasetya
Reynal Prasetya Mohon Tunggu... Penulis - Broadcaster yang hobi menulis.

Penyuka Psikologi, Sains, Politik dan Filsafat yang tiba - tiba banting stir jadi penulis Fiksi. Cerita-cerita saya bisa dibaca di GoodNovel: Reynal Prasetya. Kwikku: Reynal Prasetya

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Menggugat Kembali Pemahaman Soal Takdir

20 Desember 2019   00:51 Diperbarui: 21 Desember 2019   08:43 1040
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar Ilustrasi (Sumber: Islamidia.com)

Padahal Tuhan sudah dengan jelas memberi kita kebebasan untuk memilih, karena itulah Dia menciptakan Surga dan Neraka agar manusia dapat memilih dengan sadar apakah dia mau berbuat amal kebaikan dan menjalankan segala perintah-Nya dengan ta'at, atau malah sebaliknya. Membuat kerusakan di muka bumi, berbuat jahat dan merugikan banyak orang.

Jalan ceritanya memang sudah di tulis dan sudah final, akan tetapi bagaimana nanti terwujudnya juga tergantung bagaimana action diri kita. Untuk lebih mudah memahaminya coba kita perhatikan sebuah kalkulator.

Ilustrasi kalkulator (sumber: tmsentosa.co.id)
Ilustrasi kalkulator (sumber: tmsentosa.co.id)
Nah kita perhatikan bahwa angka berapun, penjumlahan, perkalian, pembagian berapapun angkanya sudah ada dalam kalkulator itu, bahkan sebelum anda membelinya di toko. Namun angka yang nanti keluar tergantung tombol apa yang anda pencet.

Kalau anda pencet 1 ya, yang keluar dalam layar kalkulator juga angka satu, kalau yang anda pencet angka 2 ya, yang keluar dalam layar kalkulator juga pasti angka dua kan? Jadi tergantung apa yang kita pilih. 

Semua jalan ceritanya sudah ada, kalau kita memilih menikah dengan si A ya jalan ceritanya ada, kalau kita memilih menikah dengan si B ya jalan ceritanya juga sudah ada. tapi nanti jangan salah kan Tuhan loh ya kalau ternyata anda salah memilih pasangan. Kan anda sendiri yang milih. :P

Jadi intinya jangan sampai kita menyerah dan kehilangan semangat dalam menjalani hidup ini hanya dengan dalih "Ini sudah Takdir Tuhan!".

Buang jauh-jauh paradigma itu karena Tuhan pun pasti tidak senang melihat hambanya mengeluh. Semua orang kaya juga pada awalnya adalah orang miskin, semua orang sukses juga pada awalnya adalah orang gagal.

Jadi kenapa tidak mencoba saja, karena berusaha jauh lebih baik daripada sekedar meratapi nasib. 

Kalaupun kita sudah berusaha, sudah mencoba, sudah mengupayakan perubahan namun Tuhan belum saja memberi kita kesuksesan, bukan berarti Dia melanggar janjinya, bisa saja mungkin apa yang kita pikir baik tapi tidak menurut Dia, sedangkan apa yang kita pikir buruk tapi baik menurut Dia. 

Hanya Dia lah yang Tahu. Sebagai hamba yang lemah kita hanya bisa menunduk dan berserah, bukan untuk menyerah mengaku payah, namun percaya bahwa semuanya pasti akan berakhir Indah. 

Sebagaimana firman-Nya : "Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi pula kamu menyukai sesuatu padahal ia amat buruk bagimu. Allah maha mengetahui sedang kamu tidak mengetahui"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun