Mohon tunggu...
Reynaldi Pratama
Reynaldi Pratama Mohon Tunggu... Freelancer - Penulis

Pribadi yang suka menulis, membaca, dan berdiskusi. Senang mempelajari hal baru di berbagai bidang seperti politik, hukum, sejarah, mitologi, dan sebagainya.

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Naturalisasi Vs Local Pride: Menguji Kualitas Sepak Bola Indonesia

6 Mei 2024   00:00 Diperbarui: 6 Mei 2024   00:57 320
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hal yang sama juga dapat ditemukan di timnas Filipina dimana para pemainnya di dominasi oleh pemain naturalisasi. Selain itu, Perancis sebagai negara langganan Piala Dunia ini juga mengandalkan pemain naturalisasi untuk memperkuat skuad mereka. 

Pengkotak - kotakan pemain naturalisasi dan pemain lokal berkembang diikuti oleh faktor masyarakat yang telah "haus" akan gelar juara. Indonesia sebagai negara dengan penduduk terpadat di dunia dengan 270 juta jiwa yang tinggal di dalamnya di dominasi oleh 80 persen pecinta sepakbola. Netizen Indonesia mengharap perkembangan terhadap timnas di Indonesia. Impian untuk dapat tembus ke Piala Dunia juga masih membayang - bayangi masyarakat kita. Tercatat, Indonesia pernah ikut Piala Dunia hanya 1 (satu) kali, yaitu pada tahun 1938 saat namanya masih Hindia - Belanda. 

Pemain lokal harus berbenah untuk menaikan kualitasnya agar dapat setara dengan pemain naturalisasi. Rochi Puttiray, legenda sepakbola Indonesia dalam sebuah podcast menyatakan bahwa kekurangan pemain Indonesia saat ini adalah masalah disiplin dan kurangnya mental. 

Ia menerangkan bahwa pemain Indonesia saat ini perlu ditingkatkan kedisiplinan dalam latihan dan peningkatan jam terbang. Selain itu, pembenahan liga - liga sepakbole juga harus menjadi perhatian utama agar dapat menghasilkan pemain - pemain berpotensi. 

Program naturalisasi adalah sebuah akselerasi menuju peningkatan kualitas sepakbola yang lebih baik. Indonesia telah tertinggal jauh dari negara lain. Sudah banyak negara yang memperkenalkan dan menerapkan gaya sepakbola modern kepada dunia. 

Di mana sepakbola dianggap bukan hanya sekedar permainan kompetisi, melainkan ada filosofi dan seni yang terkandung di dalamnya. Sehingga tak heran jika masyarakat Indonesia lebih tertarik menonton liga luar negeri. Sepakbola Indonesia belum melaju ke tahap Industri. 

Tentunya pembenahan ini membutuhkan waktu bertahun - tahun untuk mendapatkan hasil yang nyata. Langkah STY dan PSSI baru permulaan menuju sepakbola Indonesia yang lebih baik. 

Dengan dibantu FIFA, Indonesia memiliki harapan untuk dapat memperbaiki kualitas sepakbolanya dalam rangka membina bibit - bibit pemain unggul yang mampu bersaing di kancah internasional. 

(RP)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun