Mohon tunggu...
Reynaldi Pratama
Reynaldi Pratama Mohon Tunggu... Freelancer - Penulis

Pribadi yang suka menulis, membaca, dan berdiskusi. Senang mempelajari hal baru di berbagai bidang seperti politik, hukum, sejarah, mitologi, dan sebagainya.

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Naturalisasi Vs Local Pride: Menguji Kualitas Sepak Bola Indonesia

6 Mei 2024   00:00 Diperbarui: 6 Mei 2024   00:57 325
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sejak program naturalisasi digalakan, perdebatan mulai muncul di permukaan. Ada yang setuju ada pula yang mengkritik. Salah satunya pengamat sepakbola Tommy Welly yang berpendapat bahwa banyaknya pemain naturalisasi di tubuh timnas Indonesia berpotensi memendam bakat dari pemain lokal. 

Akibatnya, pemain lokal tidak diberi kesempatan untuk bermain di kancah internasional. Federasi sepakbola Indonesia PSSI pun menjawab hal tersebut dengan menerangkan bahwa naturalisasi adalah hal yang lumrah. 

PSSI juga menambahkan bahwa pemain naturalisasi didatangkan bukan untuk memendam kualitas pemain lokal, melainkan untuk membantu progress pemain lokal agar bisa bersaing dan meningkatkan kualitasnya. 

Diharapkan adanya pemain naturalisasi bisa mengangkat performa pemain lokal lain seperti Marselino, Witan Sulaeman, Arhan, dkk. Karena selama ini, dinilai bahwa kualitas pemain lokal belum bisa menandingi tim - tim kuat di ASEAN seperti Vietnam dan Thailand. dimana kedua negara tersebut lebih banyak menjuarai piala internasional di kawasan Asia Tenggara. 

Erick Thohir selaku ketua umum PSSI juga menerangkan bahwa masih banyak pekerjaan rumah dari pesepakbolaan Indonesia yang harus dibenahi. Banyaknya skandal di tubuh kepengurusan, pengaturan skor, hingga tragedi Kanjuruhan sebelumya membuat era kepengurusan Erick Tohir dipenuhi dengan problematika yang harus diselesaikan. 

Pembenahan timnas Indonesia menjadi agenda utama PSSI untuk mengikuti Piala Asia di Qatar. Selain mencapai target sebagai juara, diharapkan hal tersebut juga dapat memicu perbaikan di liga - liga di Indonesia. 

Haruskah Naturalisasi Terus dilakukan? 

Tidak dapat dipungkiri bahwa persepakbolaan Indonesia harus banyak berbenah. Indonesia tercatat menjuarai Pesta Olahraga Asia Tenggara pada tahun 1991. Setelah itu, prestasi timnas terus menurun dari waktu ke waktu. 

Program naturalisasi menjadi hal yang patut dilakukan untuk dapat memberikan efek pemantik bagi pemain lokal untuk maju. Pemain - pemain seperti Elkan Baggot, Justin Hubner, dkk bukanlah yang pertama kalinya di naturalisasi, sebelumnya sudah banyak pemain lainnya yang mendapat hal serupa. 

Arya Sinulingga selaku Eksekutif Komite PSSI menghimbau agar tidak perlu mengkotak - kotakan antara pemain naturalisasi dan pemain lokal. Ia menerangkan bahwa selama pemain - pemain tersebut memiliki keturunan Indonesia, ia tetap menjadi bagian dari Indonesia. Jika dilihar secara fakta, Indonesia bukan negara yang pertama kali melakukan naturalisasi. 

Di beberapa negara eropa juga banyak ditemukan pemain naturalisasi. Salah satunya Mesut Ozil yang merupakan pemain timnas Jerman yang memiliki darah Turki dari orang tuanya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun