Mohon tunggu...
Reyna Ditha
Reyna Ditha Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Saya merupakan seorang mahasiswa semester 2 di universitas Andalas dengan jurusan sastra Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Deiksis Persona dalam Cerpen Laba-laba karya Gus TF Sakai

23 Juni 2024   10:31 Diperbarui: 24 Juni 2024   06:10 153
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Deiksis Persona dalam Cerpen Laba-laba karya Gus TF Sakai

Nunung Munawaroh (2110722024), Reyna Ditha (2110722010), Vela Elpita (2110721004)

Mahasiswa Program Studi Sastra Indonesia Universitas Andalas

Deiksis merupakan salah satu topik yang dikaji pada bidang linguistik, yaitu pragmatik. Deiksis adalah hal atau fungsi yang menunjuk sesuatu di luar bahasa (Kridalaksana, 2008: 45). Yule (2014: 13) berpendapat bahwa deiksis merupakan istilah yang berasal dari bahasa Yunani yang berarti penujukan. 

Selaras dengan Yule, Mulyati (2019: 76) menyatakan deiksis adalah bahasa yang memiliki fungsi untuk menunjukkan suatu hal atau fungsi tertentu di luar bahasa. Jadi, dapat deiksis merupakan cara atau hal untuk menunjukkan sesuatu dengan bahasa.

Salah satu jenis deiksis adalah deiksis persona. Deiksis ini merupakan pronomina yang bersifat ekstra tekstual yang berfungsi menggantikan suatu acuan (anteseden) di luar wacana. 

Deiksis persona dibagi atas tiga macam, yaitu persona pertama yang kategorisasi rujukan pada diri sendiri; persona kedua yang kategorisasi rujukan pembicara kepada pendengar; dan persona ketiga kategorisasi rujukan kepada orang atau benda yang bukan pembicara atau lawan bicara.

Gus TF Sakai seorang sastrawan di Indonesia yang telah menghasilkan banyak karya dan memperoleh penghargaan dari karya-karya tersebut. Salah satu karyanya yang terkenal adalah Cerpen Laba-laba yang ditulis pada tahun 2003. Di dalam cerpen tersebut, ditemukan sejumlah deiksis persona, mulai dari persona pertama hingga ketiga. Berikut ini adalah beberapa contoh deiksis yang ditemukan di dalam cerpen Laba-laba.

Deiksis Persona Pertama

Aku bagai tak ada, dan ruangan ini bagai diperuntukkan hanya untuk laba-laba. 

Dalam cerpen ini, Gus TF menggunakan deiksis aku yang merupakan persona pertama tunggal untuk merujuk pada pembicara itu sendiri yang dalam hal ini adalah tokoh Aku.

Kutatap piring itu tanpa ada keinginan untuk meraihnya. 

Deiksis -ku adalah persona pertama tunggal yang digunakan untuk merujuk pada orang yang sedang berbicara, yaitu tokoh Aku.

Bagi mereka, kita hanya kecoa. 

Kata kita merupakan deiksis persona pertama jamak yang digunakan untuk merujuk tokoh Aku dan tokoh Si Kumis.

"Urusan kami? Hahaha...". 

Kami adalah persona pertama jamak yang digunakan untuk merujuk sejumlah orang bertopeng yang diceritakan mendatangi tokoh Aku.

Deiksis Persona Kedua

"Justru karena mereka tak salah, dungu! Justru karena kau tak salah". 

Kau merupakan deiksis persona kedua tunggal yang dalam hal ini digunakan untuk merujuk tokoh Aku. Deiksis tersebut digunakan oleh sejumlah orang bertopeng yang mendatangi tokoh Aku.

"Kamilah itu, orang yang selalu ada di kepalamu!".

Deiksis -mu adalah jenis persona kedua tunggal. Deiksis ini digunakan oleh sejumlah orang bertopeng untuk merujuk tokoh Aku.

"Siapa kalian?".

 Kalian merupakan deiksis persona kedua jamak yang digunakan oleh tokoh Aku untuk merujuk orang-orang yang bertopeng.

Deiksis Persona Ketiga

Mereka takkan pernah mengeluarkanku dari sini.

Mereka adalah deiksis persona ketiga jamak yang digunakan oleh tokoh Aku untuk merujuk para penjaga penjara.

Bukankah, seperti kata Si Kumis itu, aku telah jadi bagian dari rencana mereka? Sungguh terkutuk.

Si- termasuk deiksis persona ketiga tunggal. Deiksis ini digunakan oleh tokoh Aku untuk menyebut sosok pria berkumis yang ia jumpai.

Dan mimiknya dan matanya, sungguh mengesankan bahwa aku tak lebih dari seekor tikus yang dungu.

 Deiksis -nya termasuk deiksis persona ketiga tunggal. Deiksis tersebut digunakan oleh tokoh Aku untuk merujuk Si Kumis.

Ia menyelinap, muncul di sembarang jeruji, merayap dan bergantungan pada jaring yang purba. 

Kata ia adalah jenis deiksis persona ketiga tunggal. Ia dalam cerpen ini digunakan oleh tokoh Aku untuk merujuk karakter laba-laba.

Dalam karya-karya yang berhubungan dengan persona deiksis, konsep ini sangat penting untuk ditekankan guna memahami bagaimana bahasa memungkinkan kita berhubungan langsung dengan orang yang hadir dalam konteks komunikasi. Melalui persona deiksis, kita dapat memahami bahwa kata-kata seperti "aku", "kau", "-mu", "-ku", "Si-", "-nya", "dia", "ia", "mereka", "kalian", "kami", dan "kita" bukan hanya  penanda identitas tata bahasa, namun juga mewakili bentuk komunikasi yang sangat berbeda.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun