Dalam karya-karya yang berhubungan dengan persona deiksis, konsep ini sangat penting untuk ditekankan guna memahami bagaimana bahasa memungkinkan kita berhubungan langsung dengan orang yang hadir dalam konteks komunikasi. Melalui persona deiksis, kita dapat memahami bahwa kata-kata seperti "aku", "kau", "-mu", "-ku", "Si-", "-nya", "dia", "ia", "mereka", "kalian", "kami", dan "kita" bukan hanya  penanda identitas tata bahasa, namun juga mewakili bentuk komunikasi yang sangat berbeda.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H