Mohon tunggu...
Reyna Ditha
Reyna Ditha Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Saya merupakan seorang mahasiswa semester 2 di universitas Andalas dengan jurusan sastra Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Mitos Sumpah Sotia atau Sumpah Punah dalam Masyarakat Pasaman Sumatera Barat

14 Februari 2023   10:55 Diperbarui: 14 Februari 2023   11:09 554
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Folklor Mitos Sumpah Sotia atau Sumpah Punah dalam Masyarakat Kampuang Padang Lomba, Sungai Pandahan, Kec. Lubuk Sikaping, Kab. Pasaman. 

Indonesia merupakan negara yang memiliki berbagai keunikan masing-masing di daerahnya, tak hanya berhubungan dengan alam nyata, indonesia juga sangat kental dengan berbagai mitos yang dipercaya. Tanpa memandang benar atau tidak, ada atau tiadanya. Mitos-mitos itu tetap berkembang dalam masyarakat dan dipercaya kebenarannya. 

Salah satunya adalah Mitos Sumpah Sotia dalam Masyarakat Kampuang Padang Lomba, Sungai Pandahan, Kec. Lubuk Sikaping, Kab. Pasaman. Mitos ini sampai saat ini masih dipercaya dan dipatuhi oleh masyarakat setempat. Pengumpulan data dilakukan dengan metode wawancara dengan narasumber yang dilakukan pada Tanggal 19 November 2022. Diceritakan asal usul mitos ini adalah sebagai berikut, 

Cerita ini diawali oleh seorang perempuan yang datang ke kampung Aia Manggih, perempuan yang tidak diketahui pasti dimana asalnya ini telah dibuang oleh masyarakat kampungnya, karena tidak tahu harus pergi kemana, ia terus menelusuri jalanan hingga akhirnya ia sampai di sebuah kampung yang bernama kampung Aia Manggih, karena kelelahan perempuan itu  menumpang  duduk di salah satu teras rumah seorang warga, warga yang melihat perempuan sedikit heran. 

Saat itu jumlah masyarakat di kampung itu  sangat sedikit sehingga semua warga mengenal satu sama lain, hadirnya perempuan asing itu menarik perhatian warga hingga salah satu warga bertanya kepada perempuan asing itu.  ia hendak kemana,  perempuan itu menjawab ia tidak tahu harus kemana, ia tak punya tujuan karena ia sudah dibuang dari kampungnya, hari semakin sore dan ia tak tahu harus tidur dimana?. 

Merasa kasihan dengan perempuan ini, wargapun memberitahukan kepada datuak atau seorang tetua yang ada disana bahwa, ada seorang perempuan yang tidak tahu asalnya, telah diusir dari kampungnya dan kini ia tak tahu harus pergi kemana dan tidur dimana, datuak yang mendengar berita itu segera menyuruh warga  memanggil perempuan itu datang kerumahnya. Perempuan itu diizinkan menumpang di rumah Datuak itu. 

Sehari, dua hari, seminggu, dua minggu, sebulan dan setahun perempuan itu masih menumpang di rumah datuak tersebut. Hingga ia menikah dengan seorang lelaki ia masih menumpang di rumah Datuak itu.  

Lama kelamaan perempuan ini merasa tidak enak jika terus menjadi beban bagi sang Datuak.  Suatu hari ia berkata kepada datuak , tidak mungkin ia selamanya menumpang dirumah datuak tapi ia jika ia pergi, ia tak tahu harus kemana, mendengar hal itu maka datuak pun melakukan sebuah acara yang didalamnya dilakukan penyembelihan seekor kerbau, dari kerbau tersebut tanduknya dihanyutkan ke sungai, dimana tanduk itu berhenti.

Di sanalah perempuan itu akan membangun tempat tinggal, maka dihanyutkan dan diikutilah tanduk kerbau itu dan berhentilah tanduk itu di Lubuk bunta di dekat kampung Padang Lombah, maka Datuak berkata pada perempuan itu, tinggallah disini dan bangunan sebuah kampung sebagai tempat tinggalmu dan suamimu beserta keturunanmu. 

Suatu hari mereka berdua mendapatkan pesan bahwa datuak dari Aia Manggih meminta mereka datang ke rumahnya, maka pergilah mereka berdua ke rumah datuak tersebut. 

Datuak itu berkata bahwa mereka akan menjadi saudara bagi orang Aia Manggih , baik yang perempuan jadi kemanakan dan laki-laki menjadi anak bagi mereka, oleh sebab itu dibuat sebuah perjanjian atau sumpah yang berisi tentang pernyataan bahwa mereka adalah saudara. Sumpah ini dinamakan Sumpah Sotia yaitu sumpah  larangan menikah antara orang  kampung Padang Lombah dan Orang Aia manggih, jika dari mereka menikah maka keluarganya akan punah.

Sumpah Sotia ini merupakan sumpah turun temurun, yang mana sumpah ini berisi tentang larangan adanya perkawinan antara masyarakat Kampung Padang Lombah dan orang Aia Manggih, karena menurut cerita yang beredar di masyarakat bahwa nenek moyang mereka dulu telah sepakat bahwa orang Kampung Padang Lombah dan orang Aia Manggih merupakan saudara dan bagi siapa yang melanggar sumpah tersebut, keluarga baik keluarga yang ada di kampung Padang Lombah ataupun di Aia Manggih akan punah entah itu karena penyakit atau mara musibah lainnya. 

Karena konsekuensi ini, sampai saat ini belum ada yang berani melanggar sumpah ini. Kepercayaan masyarakat Kampung Padang Lombah dan orang Aia Manggih tentang adanya sumpah ini masih terus ada hingga sekarang dan terus diturun temurunkan kepada anak cucu mereka dari masa ke masa agar tidak melanggar sumpah ini, di balik benar atau tidaknya sumpah ini sampai saat ini belum ada masyarakat baik dari Kampung Padang Lombah atau Aia Manggih yang berani membuktikannya, bahkan jika ada yang ada yang berani ingin melanggar sumpah ini akan dinasehati oleh para tetua dan orang tuanya karena takut akan konsekuensi yang dihadang ketika sumpah ini dilanggar. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun