Mohon tunggu...
Reyfanza Akmal
Reyfanza Akmal Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Suka bermain kata dan pengoleksi memori.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

E-Majalah "Suaraksara" sebagai Media Pembelajaran yang Asyik

10 Juni 2023   22:15 Diperbarui: 11 Juni 2023   17:52 177
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Perlu diketahui bahwa Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) lebih mengutamakan kegiatan pembelajaran praktikum daripada pembelajaran teori di kelas. Berdasarkan Kemendikbud (2022) hal ini dibuktikan dalam pembagian porsi waktu siswa dalam menerima mata pelajaran praktikum sebesar 60%, sedangkan untuk teori hanya 40% saja. Kegiatan praktikum seringkali menggunakan metode projek ataupun problem sehingga siswa lebih tertarik dan aktif dalam mengikuti kegiatan di kelas. Sementara itu, pembelajaran teori kurang diminati siswa karena hanya memfokuskan pada materi yang dijelaskan oleh guru atau materi yang dipahami melalui media cetak yang diberikan. Salah satu cara agar pembelajaran teori tidak dipandang sebelah mata oleh siswa adalah perlunya membuat lingkungan belajar yang kreatif dengan cara siswa memanfaatkan sumber belajar yang efektif dan efisien. Satu hal penting yang mendukung pembelajaran yaitu media pembelajaran.

Peran media pembelajaran menjadi hal penting untuk mendukung pembelajaran karena digunakan untuk menyalurkan materi agar lebih bisa diterima siswa dengan mudah. Menurut Ruth Lautfer (1999) media pembelajaran adalah salah satu alat bantu mengajar bagi guru untuk menyampaikan materi pengajaran, meningkatkan kreativitas siswa dan meningkatkan perhatian siswa dalam proses pembelajaran. Hal ini merangsang pikiran, perasaan dan motivasi belajar secara tidak langsung dan menjadikan materi menjadi lebih mudah dipahami oleh siswa. Oleh karena itu, guru juga dituntut untuk menggunakan dan mengembangkan keterampilan dalam membuat media pembelajaran secara optimal agar proses belajar di kelas lebih menyenangkan. Hal ini didukung dengan perkembangan teknologi yang semakin maju dalam bidang pendidikan. Media pembelajaran yang dibuat kini juga semakin mudah diakses. Banyak model media pembelajaran yang lebih kreatif dan inovatif serta memudahkan siswa dalam memahami materi yang diberikan. Model media pembelajaran yang sering digunakan dalam proses belajar saat ini adalah E-learning.

Menurut Dahiya (2012) E-learning adalah teknologi informasi dan komunikasi untuk mengaktifkan siswa untuk belajar kapanpun dan dimanapun. Sejalan dengan pendapat ahli lainnya, E-learning adalah proses belajar secara efektif yang dihasilkan dengan cara menggabungkan penyampaian materi secara digital yang terdiri dari dukungan dan layanan dalam belajar (Vaughan Waller, 2001:10). Upaya yang dilakukan para guru untuk memanfaatkan kemajuan teknologi yang berkembang menggunakan pembelajaran E-learning adalah ide yang menarik untuk dijadikan pendukung proses belajar di kelas. E-learning memiliki kepanjangan Electronic Learning atau belajar dengan media elektronik. Pengertian E-learning mempunyai definisi yang luas dan berbeda-beda menurut persepsi masing-masing. Namun, pembelajaran E-learning yang dimaksudkan disini adalah proses instruksi yang melibatkan penggunaan peralatan elektronik dalam menciptakan, membantu perkembangan, menyampaikan informasi, dan menilai serta memudahkan suatu proses belajar dimana siswa sebagai pusat belajar yang dilakukan secara interaktif kapanpun dan dimanapun.

Setelah membahas mengenai definisi dari E-learning, kurang lengkap rasanya apabila kita juga tidak membahas lebih luas lagi tentang E-learning ini. Secara sederhana, E-learning terdiri dari dua jenis, yaitu E-learning sinkronus dan E-learning asinkronus. Sebenarnya kedua jenis E-learning ini itu sama saja dalam menerapkan pembelajaran dengan menggunakan teknologi digital, akan tetapi yang membedakan hanya dari segi tempat dan waktunya saja. E-learning sinkronus hanya dapat dilakukan saat itu juga secara waktu atau biasa disebut dengan real time. Sementara itu, E-learning asinkronus lebih fleksibel, artinya dapat dilakukan kapanpun dan dimanapun dengan menyesuaikan tanggal dan waktu yang telah ditetapkan oleh masing-masing guru yang mengajar. Contoh E-learning sinkronus yang paling sering dilakukan adalah interaktif E-learning seperti Zoom dan Google Meet serta live-chat berbasis diskusi seperti aplikasi Whatsapp dan telegram. Sebaliknya, contoh E-learning asinkronus yang paling sering dilakukan adalah melalui Google Classroom yang bisa diakses kapan saja dan dimana saja sampai tenggat waktu yang telah diberikan oleh masing-masing pengajar.

Ada tiga fungsi E-learning dalam suatu proses belajar mengajar di kelas menurut Kun Khamidah dan Ramadian Agus Triyono (2013 : 2-3), yaitu fungsi suplementer, fungsi komplementer, dan fungsi substitusi. Fungsi suplementer artinya sebagai tambahan apabila siswa memilki hak penuh untuk menentukan apakah siswa akan menggunakan model E-learning atau tidak. Selanjutnya, fungsi komplementer artinya sebagai pelengkap apabila materi yang diberikan dalam bentuk E-learning diaplikasikan untuk melengkapi materi pembelajaran yang sudah diterima siswa di dalam kelas. Terakhir, fungsi substitusi artinya institusi pendidikan memberikan kebebasan penuh untuk menggunakan jenis pembelajaran yang diinginkan dengan maksud meningkatkan fleksibilitas agar bisa menyesuaikan dengan pembelajaran yang dibutuhkan.

Sejalan dengan fungsi di atas, Kun Khamidah dan Ramadian Agus Triyono (2013 : 3) juga menjelaskan beberapa keunggulan E-learning, antara lain :

1.         Meningkatkan pemerataan pemerolehan kesempatan belajar tiap siswa.

2.         Meningkatkan penguasaan belajar mengajar siswa.

3.         Meningkatkan kemampuan dan keterampilan para pengajar dalam memberikan materi di kelas.

4.         Meningkatkan kemampuan siswa dalam problem solving secara mandiri.

5.         Meningkatkan efektifitas dan efisiensi dalam pemanfaatan SDM pengajar.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun