Mohon tunggu...
Reviana Tyas Ayu Diani
Reviana Tyas Ayu Diani Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Ilmu Komunikasi UIN Sunan Kalijaga NIM : 21107030010

Penikmat teh hijau

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

Tradisi Piring Terbang yang Mempererat Sinoman

7 Maret 2022   11:55 Diperbarui: 7 Maret 2022   12:07 3778
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto by @kartikakatering/Instagram

Dalam hajatan pernikahan yang lazim di desa desa sekitaran Jogja dan Solo tidak menggunakan wedding organizer atau WO sebagai pramusaji maupun yang merancang acara dan membantu pemilik hajat, tetapi sinoman yang berperan penting dalam suatu tradisi piring terbang. 

Apa itu sinoman? kata ini mungkin terdengar cukup asing bagi masyarakat luar Jawa karena kata ini merupakan bahasa Jawa dan tradisi sinoman berasal pula dari Jawa sejak abad ke-14.

Foto by @merapi_uncover/Twitter
Foto by @merapi_uncover/Twitter
Kegiatan sinoman biasanya dilakukan oleh pemuda pemudi desa, tetangga, dan kerabat pemilik hajat. Mereka gotong royong dengan melayani para tamu yang hadir dan mempersiapkan acara dengan sukarela yang artinya tidak mengharapkan upah. 

Sinoman memiliki tugas seperti memasang tarub atau tenda, menyajikan makanan dan minuman, menata meja dan kursi, dan membereskan piring dan gelas sisa serta tempat acara setelah acara selesai. 

Sinoman ini disebut juga peladen yang tugasnya sama persis dengan wedding organizer, bedanya sinoman dilakukan dengan sukarela sebagai bentuk 'srawung' yaitu bersosialisasi dengan masyarakat sekitar.

Saat menjadi menyajikan hidangan biasanya pemuda yang membawa nampan atau piring terbang lalu tugas pemudi ialah memberiakan hidangan kepada para tamu. Dalam hal ini dibutuhkan kerja sama agar tidak terjadi miss comunication. 

Sinoman memiliki pengaruh yang baik bagi masyarakat maupun diri sendiri karena dapat mempererat tali persaudaraan, belajar bertanggung jawab serta tradisi ini membantu melancarkan suatu hajatan. Tradisi piring terbang yang dibantu oleh sinoman harus tetap ada ditengah perkembangangan zaman dimana sifat individualis dapat mememecah belah masyarakat

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun