Mohon tunggu...
Reviana Tyas Ayu Diani
Reviana Tyas Ayu Diani Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Ilmu Komunikasi UIN Sunan Kalijaga NIM : 21107030010

Penikmat teh hijau

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

Tradisi Piring Terbang yang Mempererat Sinoman

7 Maret 2022   11:55 Diperbarui: 7 Maret 2022   12:07 3778
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto by @kartikakatering/Instagram

Ketiga, menu makanan utama yang dalam bahasa Jawa disebut pula "dhaharan". Banyak piring nasi dengan berbagai macam lauk serta dihidangkan oleh pramusaji ini lah asal muasal dinamakan piring terbang. 

Dalam sepiring nasi biasanya lebih dari satu jenis lauk, yang hampir selalu ada ialah acar. Lauk yang dihidangkan adalah kehendak pemilik hajatan. Tidak ditentukan dan tidak diatur pula oleh tradisi maupun masyarakat sekitar. 

Namun, umumnya setiap desa memiliki standar hidangan masing masing. Lauk yang biasanya ada dalam piring terbang ialah daging, telur, sayur, dan krupuk. 

Kerap kali daging ayam maupun sapi diolah menjadi sate dan kreni, kedua olahan ini selalu disukai tamu. Untuk telur biasanya disemur, bisa juga menggunakan telur asin tetapi membutuhkan budget lebih dibandingkan dengan telur ayam biasa. Menu yang sangat lezat dan mengenyangkan ini menjadi menu andalan pesta piring rerbang.

Keempat, es buah, es krim maupun buah potong sebagai dessert, tetapi menu penutup ini tidak wajib ada. Dengan adanya menu terakhir ini dapat menandakan pesta telah selesai dilaksanakan sehingga tamu undangan dapat bersiap untuk meninggalkan tempat acara.

Apa Bedanya dengan Prasmanan?

Perbedaan ini sangat terlihat, mulai dari tata cara hingga budget yang harus dikeluarkan. Semua tamu dalam pesta piring terbang memiliki bagian masing-masing yang sama rata. 

Berbeda dengan prasmanan yang seolah-olah berebut makanan. Orang yang datang akhir-akhir hanya mendapat sisa dan bisa saja lauk yang enak tidak tersisa. Namun, nasi pada prasmanan biasanya masih hangat berbeda dengan nasi pada piring terbang yang dingin atau "anyep". Hal ini dikarenakan nasi yang dicetak di piring sudah di diamkan berjam-jam sebelum acara.

Budget untuk prasmanan juga tidak sedikit loh, pemilik hajat harus melebihkan persediaan lauk dan nasi karena saat prasmanan para tamu mengambil makanan sesuai keinginannya. Berbeda dengan piring terbang yang dapat memaksimalkan budget yaitu dengan dihitung berdasarkan tamu undangan dan porsi serta perkiraan kemampuan dalam menyajikan konsumsi itu sendiri. 

Selain itu, porsi yang dihidangkan memiliki takaran porsi dalam kategori sedang yaitu tidak sedikit maupun tidak terlalu banyak, sehingga mudah dihabiskan dan tidak mubazir.

WO atau Sinoman?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun