Andai waktu dapat ku ulang
Andai bisa ku atur pertemuan
Andai bisa ku jeda perasaan
Detik itu juga, tak akan kubiarkan mataku liar memandang
Tak akan ku relakan namamu bersarang di hati
Ku akui, pertemuan menjadi rencana Tuhan
Namun kekhilafan atas pilu yang sulit kulupakan
Berderai butiran intan membasahi pipiku
Meremukkan jantung dan sanubari
Menghapus jejak cerita dengan paksaan
Hingga ku tak sudi lagi mendengar cuitan namamu
Kau hanya sebatas pernah mengisi relung jiwa
Kau hanya sebatas pernah menjadi teman rindu
Ku hanya sebatas pernah mengenalmu
Sedetikpun aku tak ingin mengingat cerita dulu
Sejak itu, aku menyesal telah mencintaimu
Ku sangka kau awan biru yang selalu melindungi
Namun nyatanya, kau awan kelabu yang memberiku hujan
Kau tawarkan angin bertiup kencang
Menerbangkan semua angan dan harapan
Hingga tersisa hanya kepiluan
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H