" Tidak maya, kamu adalah wanita yang berbeda. Kamu adalah seseorang bidadari surga yang dikirimkan Tuhan untukku. Berikan akau kesempatan untuk mendampingimu May. Jika kamu merasa masih banyak kekurangan, izinkan aku melengkapi  kekurangan kamu itu May. Aku siap membimbingmu dunia dan akhirat may. Sungguh "
      Lagi-lagi Maya hanya terdiam. Seolah dia benar-benar telah kehilangan kata-kata untuk membalas ucapan rio tersebut. Kali ini hatinya mulai luluh, rasa penasaran akan ucapan pria itu mulai dirasakannya. Tampaknya pria itu sungguh berlebihan dalam memujinya. Namun tak bisa ditepiskan, ketulusan hati rio mulai mendapatkan sedikit tempat di hati gadis itu. Sejak saat itu, Maya hanya banyak diam dan melihat apa yang ingin dilakukan pria tersebut. Demi membuktikan cintanya, Rio mau melakukan apa saja untuk maya. Bahkan walau dalam keadaan lelah sekalipun, Rio tak pernah absen menyapa Maya dan meberikan support pada maya dalam setiap kegiatannya.
      Tak jarang nasehat-nasehat yang mendukung selalu rio berikan pada gadis itu. Dia berharap agar maya benar-benar menjadi wanita solehah yang akan mendampingi hidupnya nanti. Angan-anganpun sudah terukir dalam pikiran Rio, jika suatu saat mereka dapat membina keluarga yang harmonis nantinya. Walaupun maya merasa enggan untuk mendengarkan cerita konyol itu, namun entah kenapa maya tetap memilih untuk menjadi pendengar yang baik bagi pria tersebut.
      " May, jika suatu saat nanti aku pergi bagaimana? Apakah kamu rela? Apakah tidak ada juga kerinduan itu untukku?" ini adalah pertanyaan yang sudah dua kali Rio tanyakan pada maya.
      Maya tertawa " Ya pergilah. Aku tidak peduli akan hal itu"
      Menyayat, bahkan terdengar menyakitkan. Saat ketulusan hanya dibalas dengan sebuah candaan. Tapi walaupun begitu, tak mematahkan semangat rio untuk terus mendapatkan hati gadis itu. Sebisa mungkin rio selalu membuat maya tersenyum, walaupun rio tahu namanya belum terukir di hati Maya. Bagi rio, maya memang merupakan seorang wanita yang istimewa dan pantas untuk diperjuangkan. Dan bahkan seringkali Rio menyampaikan kekagumannya pada gadis itu, walupun ucapan Rio tersebut tak pernah ditanggapi serius oleh Maya.
      " May, rasanya kita sudah lama tidak bertemu ya? Kapan kita bisa bertemu. Aku ingin sekali bertemu denganmu lagi May, walaupun hanya sekejap"
      Sebuah permintaan yang sama sekali belum pernah diucapkan oleh Rio pada Maya. Tapi dirasa wajar saja, ketika seseorang sedang jatuh cinta dan ingin bertemu dengan sang pemilik cinta sebagai obat rindunya. Maya yang sudah membatasi pertemuan intensif dengan seorang pria, dengan mentah-mentah menolak permintaan Rio tersebut. Walaupun sebenarnya, maya juga merasa ada sedikit kerinduan pada pria itu yang sudah hampir satu bulan tidak bertemu. Tapi Maya hanyalah seorang wanita pemalu dan perlu berfikir berulang kali untuk mengungkapkan rasa rindunya tersebut.
      Hingga suatu pagi itu, maya benar-benar merasa sduah tidak bisa lagi menghadapi sikap rio padanya. Dia merasa bersalah jika terus seperti ini dan ini harus segera dihentikannya. Rio teramat tulus mencintainya, sedangkan dirinya belum juga bisa membalaskan semua rasa itu. Maya tak ingin suatu saat karma berlaku untuknya, Maya ingin segera Rio menyadari akan kesalahannya dan segera menghentikan semuanya.
" Rio, ku harap kamu segera mengerti. Sejak awal pertemuan kita, kau sudah katakan bukan? Bahwa aku tidak melihat mu sebagai seorang Rio, namun sebagai seseorang di masa laluku. Jadi jangan lagi berharap lebih padaku Rio, sungguh aku tidak bisa"
Selang beberapa detik, pesan itupun dibalas oleh Rio.