Saya tahu persis dan sangat yakin bahwa para Ahoker yang membaca tulisan berhuruf tebal diatas tidak akan bisa menerimanya. Seperti biasa mereka itu culun-culun dan kekanak-kanakan. Sangat mirip dengan Ahok yang tidak pernah mengakui kesalahannya.
Mereka akan mendebat prinsip tersebut diatas. Mereka akan membantah ketentuan bahwa Membangkang Rekomendasi BPK adalah Membangkang terhadap Negara.
Jawaban Mereka :Siapa yang bisa menjamin Kebenaran Audit Investigasi BPK? Ahok itu tidak mungkin salah dan tidak akan pernah salah. “Manusia sesuci” Ahok tidak mungkin melakukan Korupsi.
Lalu mereka melanjutkan lagi : BPK itu tidak benar. BPK itu sama dengan DPR dimana isinya orang-orang tidak benar. Argumennya adalah Ketua BPK orang Partai (Bekas Kader Golkar). Ketua BPK terlibat Panama Papers sehingga semua rekomendasi yang dikeluarkan BPK itu harus diragukan kebenarannya.
Dan mendengar debat mereka seperti itu tentu saja membuat saya akan tertawa terbahak-bahak lagi. Hahahahaha. Sanggahan Culun dari orang-orang yang Culun dan Kekanak-kanakan.
Bahwa kalau mereka itu waras pastilah bisa menerima logika bahwa Mungkin saja Ahok itu Bersalah. Itu yang pertama. Bahwa Ahok itu bukan Mahluk Suci yang bebas dari kesalahan. Itulah logika yang harus diakui terlebih dahulu.
Yang Kedua, bahwa Audit Investigasi BPK bisa saja salah. Itu adalah Pemikiran yang logis. Apa konsekwensinya? Kalau yakin ataupun terindikasi bermasalah, Gugat saja Hasil Audit Investigasi tersebut. Hak siapapun dijamin konstitusi untuk itu.
Seperti halnya sebuah Putusan Pengadilan, Hasil Audit Investigasi bisa digugat. Tetapi bila tidak digugat maka apapun Rekomendasi BPK harus dijalankan oleh pihak yang diberi rekomendasi. Tidak menjalankan Rekomendasi BPK adalah Membangkang terhadap Konstitusi. Itulah Hukum Tata Negara yang berlaku.
Yang repotnya kemudian, para Ahoker itu tidak mau menggugat Hasil Audit Investigasi tetapi malah membuat polemic. Mereka meributkan hal tersebut di media-media social. Mereka sudah Percaya 100% kata Ahok bahwa BPK Ngawur. Inilah repotnya menghadapi Umat Ahok tersebut. Kepercayaan mereka sangat teguh terhadap “Nabi”nya. Mereka pun mempermasalahkan hal-hal lain yang tidak berhubungan dengan Substansi Masalah.
Mereka malah meributkan soal Harry Azhar yang mantan kader Golkar dan Harry Azhar yang ditengarai terlibat Panama Papers. Bodoh dan tidak waras. Karena dengan logika apapun tentu saja tidak ada hubungannya antara Hasil Audit BPK dengan Kepentingan Politik Golkar pada Ahok. Begitu juga tidak ada yang bisa dihubungkan antara Hasil Audit Investigasi BPK dengan bisnis Ketua BPK di luar negeri.
Nanti kalau semua dihubung-hubungkan akan berlaku juga Pendapat Hukum bahwa Jaksa Agung itu tidak benar. Jaksa Agung itu orang partai (Nasdem). Lalu berlaku juga hukum bahwa yang mendukung Ahok di Pilgub DKI baik Golkar, Nasdem dan Hanura itu adalah orang-orang yang tidak benar semua karena mereka orang partai. Tentu saja ini logika yang sangat bodoh bila menghubungkan masa lalu kepartaian seseorang dengan kinerja kelembagaan/ institusi secara keseluruhan.