Saya sangat setuju sekali dengan itu. Bahkan saya tuliskan satu artikel dukungan untuk itu. Tetapi ternyata Ahok memang terbukti seorang Pengecut. Hanya omdo. Tidak ada itu namanya langkah menggugat. Senin kemarin lewat detiknews, Ahok mengatakan sudah mengklarifikasi masalah itu ke Tempo, KPK dan Agung Podomoro. Hahahaha. Saya tertawa dengan ulah Ahok.
Faktanya tetap saja Ahok tidak bisa menjelaskan Dana Penertiban Kalijodo. Semula Ahok bilang pakai Dana Pemprov DKI, tetapi kemarin Ahok bilang mobilisasi personil Polri dalam penggusuran Kalijodo memakai dan Polri sebesar Rp.500 Juta. Hahahaha.
Saya tertawa keras-keras membaca berita detiknews kemarin soal itu. Ahok semakin terbukti setiap hari selalu meralat ucapan-ucapannya. Fakta lainnya juga Ahok mengakui ada bantuan Rp.6 Milyar dari Agung Podomoro. Tetapi katanya ditransfer langsung ke sebuah PT (kontraktor) yang mengerjakan Prasarana penanganan banjir. Ahok tidak mau menyebut kontraktor yang mana dan pekerjaannya apa. Apalagi bisa menunjukkan bukti transfernya. Hahaha. Yang seperti ini kedepannya akan terus terjadi. Kita akan bersama-sama menyaksikannya bagaimana Ahok mencla-mencle meralat ucapan-ucapannya.
Jadi kembali kepada possisi saya sebagai pengkritik Ahok, tantangan saya dalam mengkritisi Ahok ini sangat besar sekali. Saya harus berjibaku melawan arus informasi yang ditiupkan oleh 3 Media Mainstreame besar tersebut. Belum lagi saya harus berhadapan dengan para Ahoker yang culun-culun di Kompasiana ini. Haha.
Dan satu lagi, pembaca setia Kompasiana tentu sudah sangat paham sekali bahwa yang namanya Angry Bird itu sangat dimusuhi Admin Kompasiana. Sudah belasan kali artikel saya diganjal. Hahaha.
Tetapi dengan sekian banyak kalangan yang berseberangan dengan saya, saya masih cengar-cengir dan merasa bisa mengalahkan mereka. Saya punya fakta-fakta dan saya cukup memahami perundang-undangan yang berkaitan dengan Kasus-kasus Ahok. Saya pasti mampu mengalahkan mereka.
Tapi ada satu-dua intitusi yang tidak akan mampu saya kalahkan sampai kiamatpun juga. Intitusi itu adalah KPK dan Polri. Selama salah satu dari kedua institusi itu masih membela Ahok, maka sampai kiamatpun saya tidak bisa berharap banyak. Haha. Pasrah aja deh. Indonesia mau jadi apa kalau sampai KPK dan Polri tetap membentengi Ahok.
Yang paling membuat saya menangis Bombay (dalam hati) itu melihat KPK yang sekarang. KPK jilid 4 ini memang parah sekali. Abal-abal seperti yang sudah saya katakan dalam artikel-artikel saya. 3 Komisioner dari 5 Komisioner KPK adalah orang-orang yang tidak punya integritas terhadap Law Enforcement. Kasus Sekretaris MA, Kasus Penyuapan di Kejati dan Kasus-kasus Sumber Waras dan Skandal Reklamasi sepertinya tidak akan mampu diselesaikan oleh KPK.
Selama 3 Komisioner itu masih ada di KPK, saya sangat pesimis KPK jilid 4 akan bisa menjadi menjadi Lembaga Penegak Hukum Kebanggan rakyat Indonesia.
Terakhir, sekali lagi saya katakana bahwa : saya bangga menjadi Ahok Hater. Kalau anda, Bangga tidak menjadi Ahok Lover? Bangga? Benar bangga? Bangga darimana? Dari Hongkong? Haha.
Sekian.