Kalau anda pembaca adalah Ahok Lover dan sementara saya adalah Ahok Hater, tentu secara sepintas kita berseberangan. Mungkin juga kita bermusuhan. Tetapi sebelum kita membahas hal-hal dibawah, sebenarnya disisi lain dalam hal tertentu kita memiliki suatu persamaan persepsi. Persamaan inilah yang bisa membuat kita untuk tidak saling membenci melainkan bisa saling menghargai
Itu yang terpenting. Dan untuk saling menghargai dan tidak saling membenci itu juga punya syarat sebenarnya. Ada dua tepatnya yaitu, Sama-sama memiliki Kejujuran dan sama-sama memiliki Logika. Sepele tetapi tidak semudah yang diterapkan.
Semua orang yang berpendidikan tentu memiliki logika. Mereka akan selalu menyikapi segala sesuatu dengan logika yang dimilikinya. Tetapi dalam hal-hal tertentu, sudah terbukti banyak sekali orang yang sering tidak mau menggunakan logikanya. Baper kalau istilah anak muda. Tidak waras kalau istilah Angry bird.
Banyak orang menjadi tidak waras membenci sesuatu karena sebab-sebab tertentu. Sebaliknya juga banyak sekali orang menjadi tidak waras dalam membela sesuatu karena sebab-sebab tertentu. Itu poin yang harus digaris-bawahi.
Berbicara persamaan Persepsi tentu kita akan sepakat dengan dua hal dibawah ini :
1.Politik itu Alat Kekuasaan. Di Indonesia ini bisa dikatakan 95% mereka yang terjun ke dunia politik itu tujuannya untuk mencapai Kekuasaan. Untuk mencapai Jabatan setinggi-tingginya. Sampai disini kalau pembaca sudah tidak sepakat dengan saya, maka kita pasti bermusuhan sampai kapanpun. Simple kan? Bagaimana tidak bermusuhan kalau saya berpegang pada kepentingan bangsa sementara anda berpegang pada kepentingan Politisi? Haha.
Pilgub DKI dan Pilgub lainnya adalah Proses Demokrasi untuk mencari Pemimpin yang terbaik. Ini adalah Basis Utama kepentingan bersama. Dengan begitu, maka sebenarnya tidak boleh ada istilah : Harus Ahok yang jadi Gubernur DKI, atau Tidak Boleh Ahok yang jadi Gubernur DKI. Ini prinsipnya.
2.Yang Paling pantas dibela di dunia ini adalah Kebenaran. Kebenaran yang bagaimana? Kebenaran yang berlaku universal. Kebenaran yang diakui mayoritas masyarakat dan bukan kebenaran menurut sekian kalangan. Atau kalau mau lebih disederhanakan lagi, Kebenaran yang diakui oleh Hati Kecil kita alias Nurani kita. Semua orang punya Hati Kecil. Dan Hati Kecil itu tidak pernah berbohong. Itulah Kebenaran yang paling mudah kita temukan.
Membela seseorang karena dia membayar kita adalah Hal yang paling menjijikan. Bagaimana mungkin seseorang tega menjual harga dirinya atau nuraninya demi segepok uang. Ini yang paling buruk yang bisa terjadi dalam kehidupan bermasyarakat maupun kehidupan berbangsa.
Membela seseorang juga sangat tidak boleh terjadi bila dengan sekedar alasan dia adalah keluarga saya atau dia adalah kaum saya. Ini adalah Pembelaan yang sesat. Benar adalah benar, salah adalah salah. Tidak ada yang namanya setengah benar maupun setengah salah.
Bila kedua prinsip universal diatas sama persepsinya antara Ahok Hater dan Ahok Lover , maka tidak mungkin terjadi sebuah permusuhan diantara keduanya. Mereka bahkan saling mengkoreksi. Ini Matematika Politiknya. Ini hukum universalnya.