Mohon tunggu...
Revaputra Sugito
Revaputra Sugito Mohon Tunggu... -
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

We Love Trisakti

Selanjutnya

Tutup

Politik

Perjanjian Preman Membuat Peluang Ahok 90% Akan Jadi Tersangka

14 Mei 2016   06:52 Diperbarui: 14 Mei 2016   07:52 3113
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Dari pengakuan Sunny Tanu, Ahok dan beberapa Pengembang Raksasa itu punya komunitas sendiri dan rutin mengadakan pertemuan bulanan. Mereka juga sering seminggu sekali berkumpul untuk minum-minum kopi ataupun makan empek-empek. Dari situlah saya menilai Ahok ini seorang penganut Fasisme yang selalu mementingkan kalangannya dan sedang berusaha menguasai Jakarta/Indonesia demi kepentingan kalangannya.

**Kongkalikong Ahok Dengan Podomoro Akhirnya Terbongkar**

Sebenarnya sudah lama diketahui banyak masyarakat bahwa Ahok dikenal sangat dekat dengan Agung Podomoro Grup. Ahok sering terlihat bersama Ariesman Widjaja (Dirut Podomoro). Banyak kalangan sudah menyebut Ahok sebagai Gubernur Podomoro. Dan lucunya, Ahok ternyata bangga dengan sebutan itu. Ahok malah sering menyebut Podomoro banyak berjasa /banyak membantu Pemprov DKI dengan membiayai pembangunan banyak Fasos dan Fasum.

Ahok juga disebut-sebut banyak membantu kepentingan Agung Podomoro dengan mempermudah izin-izin pembangunan Properti raksasa milik grub bisnis Podomoro maupun Hak pengelolaan Lahan milik Pemprov DKI. Ada satu yang bermasalah hingga sekarang adalah Pengelolaan Taman BMW.

Sangat banyak yang bisa diceritakan tentang kedekatan Ahok dengan Podomoro. Hal yang kemudian terjadi ketika Ariesman Widjaja ditangkap KPK, Ahok seolah-olah lepas tangan. Ahok sempat memaki Agung Podomoro Kurang Ajar. Podomoro main belakang dengan DPRD DKI, kata Ahok. Ahok lalu berdalih Permintaan kontribusinya untuk Pengembang Reklamasi adalah 15%, tetapi DPRD DKI yang dipengaruhi Podomoro ingin menurunkannya hingga 5% sehingga terjadi penyuapan.

Waktu itu para penggemar Ahok langsung bersorak-sorai dan semakin membanggakan Ahok. Ahok hebat tidak mau korupsi. DPRD DKI yang bobrok berkongkalikong dengan Pengembang. Mereka bangga sekali dengan Ahok. Tetapi disisi lain Wakil Ketua KPK sudah menyatakan bahwa Skandal Reklamasi terindikasi sebagai Kasus Grand Corruption. Ini Kasus Korupsi sempurna dimana kemungkinan besar Eksekutif, Legislatif dan Korporate bermain. Para pendukung Ahok tidak focus ke pernyataan Wakil Ketua KPK, Laode Syarif.

Dan akhirnya dalam dua hari terakhir terdengar berita menghebohkan. Ternyata Penyidik KPK sewaktu menggeledah Kantor Agung Podomoro menemukan sebuah memo permintaan dana dari Ahok kepada Agung Podomoro. Dari Situs Teropong Senayan ada informasi bahwa dalam setahun terakhir ini Ahok telah meminta Dana Kontribusi Tambahan sejumlah Rp.392 Milyar. Dari sumber orang dalam Agung Podomoro disebut Podomoro sudah membayar sekitar Rp.219 Milyar. Ada sejumlah Rp.6 Milyar yang dibayar p

dibayar pada Februari 2016 sebagai Dana Mobilisasi 5.000 Personil Polri yang Penertiban/Penggusuran Kalijodo.

Dari sumber Tempo, ada informasi Ariesman Widjaja mengaku bahwa memang Ahok pernah mengirim memo permintaan uang. Ariesman mengatakan Podomoro memang sudah mengeluarkan ratusan milyar rupiah untuk pemprov DKI. dan salah satu yang dikeluarkan Podomoro ada uang sejumlah Rp.6 Milyar untuk mobilisasi personil Polri dalam Penggusuran kawasan Kalijodo. Jadi ada 2 informasi yang beredar dengan konteks yang sama.

**Ahok Ingin Membantah Dana Podomoro Tapi malah membongkar Aibnya sendiri**

Ahok kemudian berkali-kali membantahnya. Saya sudah menuliskannya di artikel kemarin dimana meskipun sudah berkali-kali membantah Dana Mobilisasi Penertiban Kalijodo dari Podomoro, tetapi Ahok sama sekali tidak bisa menjelaskan darimana dana itu berasal.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun