Mohon tunggu...
Revaputra Sugito
Revaputra Sugito Mohon Tunggu... -
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

We Love Trisakti

Selanjutnya

Tutup

Politik

Ahok Kalah Jauh dengan Tri Rismaharini

21 Februari 2016   03:04 Diperbarui: 21 Februari 2016   03:21 1357
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

 

Kalijodo diobrak-abrik Ahok. Hebat kelihatannya. Apalagi dibantu pak Kombes yang lagi naik daun tapi hampir tamat kariernya.

Sebelum bahas Ahok kita bahas pak Kombes Khrisna Murti. Pak Kombes ini ngetop gara-gara Bom Sarinah. Top lah dia dengan aksi-aksinya yang diliput media.  Tetapi kemudian pada kasus Wayan Mirna pak Kombes kelihatan hanya omong doang.  Tidak ada bukti tapi omong besar katanya  ada banyak bukti. Kasusnya sudah nggak jelas. Besok senin pengacara Jessica akan ajukan Praperadilan sementara pak Kombes masih sibuk cari pakar psikolog untuk memaksa Jessica untuk mengakui bahwa dia yang meracun. Pak Kombes tidak bisa menemukan motif jadi minta bantuan banyak pakar psikologi.

Kemarin Polda Metro Jaya menurunkan 6.000 personil untuk mengobrak-abrik Kalijodo. Sehari sebelumnya atau tepatnya malam jumat kemarin pak Kombes datang ke Kalijodo dengan puluhan personil Polda Metro Jaya dan memutar-mutari Café  dan kemudian  mendatangi sebuah café yang diduga milik Daeng Azis.

Pak Kombes sempat bicara. Kalau orang-orang Kalijodo yang ngontrak sudah pada pergi. Yang penduduk asli ber-KTP DKI sudah bersedia pindah ke Rusun. Kata pak Kombes jadi siapa yang menolak pindah akan digusur. Rumah ini (sambil nunjuk-nunjuk) akan dibongkar pertama kali. Itu rumahnya Azis dan bukan Daeng namanya kata pak Kombes.

Sudah kelihatan sekali  bahwa Polda Metro Jaya ini terkesan  sedang menakut-nakuti warga Kalijodo dalam 2 hari terakhir.  Pertama pak Kombes datang malam-malam. Terus besoknya dating dengan 6.000 personil. Masyarakat langsung ketakutan. Dan itu semua gara-gara Ahok. Itu juga gara-gara pak Kombes lagi caper karena gagal di kasus Wayan Mirna.

Ahok ini sedang ketakutan mendekati  Pilgub DKI mendatang. Elektabilitas Ahok hanya 42%.  Itu kecil kala kata pakar politik. Dan itu berarti hanya 42% warga Jakarta yang suka Ahok. Sisanya kemungkinan besar tidak suka Ahok.

Ahok juga dibenci kalangan partai Islam. Omongannya kasar dan ingin membangun Prostitusi. Gara-gara takut kalah di Pilgub nanti makanya Ahok mengobrak-abrik Kalijodo. Dia ingin dipuji oleh masyarakat Muslim.  Ahok dapat kesempatan emas ketika ada kecelakaan di Muara Angke yang katanya supirnya baru habis minum di Kalijodo. Besoknya Ahok langsung bilang akan meratakan Kalijodo.

Sebenarnya Ahok itu nggak ada apa-apanya dibanding  ibu Risma di Surabaya.  Budgeting Anggaran Pemprov DKI itu menjiplak dari Pemkot Surabaya. Itu saja baru yang kelihatan. Taman-taman Kota DKI juga  jiplakan dari  kota Surabaya.  Ahok kurang kreatif pastinya.

Lalu untuk soal penertiban Lokalisasi. Gang Doly di Surabaya itu oleh ibu Risma  direncanakannya selama 2 tahun sejak tahun 2012. 2 tahun  tak henti-hentinya bu Risma melakukan  sosialisasi dan Dialog. Berkali-kali bu Risma mendatangi  dan didatangi oleh warga-warga Dolly untuk menjalin komunikasi.

Hingga pada saatnya penutupan lokalisasi, warga yang ada di gang Dolly malah bersedia menutup tempat usahanya  dengan kemauannya sendiri. Tidak ada paksaan dan tidak perlu mengerahkan ribuan polisi untuk menakut-nakuti warga.

Sebelumnya Dolly sendiri sudah sangat terkenal ke manca Negara. Dolly disebut-sebut sebagai pusat prostitusi terbesar se Asia Tenggara.  Setelah sebelumnya dicoba berkali-kali oleh pendahulunya tetapi gagal, akhirnya Dolly berhasil  ditutup dan  kemudian dijadikan daerah wisata oleh ibu Risma.

Nah sekarang Ahok di Jakarta ini kayak Koboi. Main paksa dan main Gusur. Tidak ada rencana sebelumnya untuk gusur Kalijodo, tetapi karena ada kecelakaan lalulintas itu langsung kebetulan. Mumpung mau dekat Pilgub jadi Kalijodo langsung mau diratakan dengan tanah. Alasannya Jalur Hijau apa Bangunan Liar.  Padahal jalur hijau dan bangunan liar lainnya di Jakarta juga sangat banyak.  Kenapa Kalijodo duluan?

Berapa hari yang lalu Ahok sudah memerintahkan anakbuahnya untuk menempel-nempel Surat Peringatan 7x24 jam agar warga mengosongkan lokasi tersebut. Kalau nggak mau pindah, semua bangunan mau digusur. Ahok juga bilang akan bawa Panser kesana.  Ini benar-benar arogan dan kayak Koboi.

Waktu ditanya wartawan kenapa harus buru-buru gusur Kalijodo dan mengapa tidak melakukan dialog terlebih dahulu dengan Warga, Ahok langsung marah-marah.  Dia bilang percuma dialog sampai bertahun-tahun nggak  akan ada hasilnya. Mending langsung direlokasi saja. Sudah ada rusun yang disiapkan untuk menampungnya.

Itulah bedanya Ahok dengan Tri Rismaharini.  Yang satu  memperlakukan rakyatnya dengan manusiawi sementara yang satunya lagi  terkesan masabodoh. Yang penting dia dapat nama mumpung mau Pilgub lagi.

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun