Mohon tunggu...
Reva Nur Alfiany
Reva Nur Alfiany Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswi

Sedang menempuh pendidikan strata 1 jurusan Sastra Inggris di Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati Bandung.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Benarkah Pahala Orang Hidup Tidak Sampai pada Orang Mati?

17 September 2023   07:48 Diperbarui: 22 Oktober 2023   13:41 169
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kita semua pasti pernah atau bahkan sering mengalami di sekitar kita ketika ada orang yang meninggal itu biasanya sering melakukan tahlilan. Hal ini menjadi kontradiksi antar ummat muslim yang membuat orang-orang gagal paham, dan menindak bahwa hal itu adalah bid'ah. Oleh karena itu, simak bacaan selanjutnya ya, agar tidak salah paham!

Tahlilan merupakan pembiasaan yang sering dilakukan ketika ada orang meninggal untuk mendoakannya, yang biasanya sering dilakukan di hari pertama sampai hari ketujuh, lalu di lanjutkan ketika hari ke-40 dan hari ke-100. 

Di dalam kitab Rosail attabi' alkuroma di terangkan bahwa apabila orang meninggal maka terputuslah semua amalannya. Kecuali 3 perkara; yaitu shadaqah jariyah, ilmu yang bermanfa'at, dan anak sholeh/sholehah yang mendo'akan. ( HR. Muslim no 1631)

Hal ini sudah membuktikan bahwa sebenarnya orang yang sudah mati masih bisa mendapatkan pahala, yaitu dari orang yang hidup mendo'akan atau amalan yang dia lakukan ketika masih hidup yang pahalanya akan tetap mengalir seperti wakaf. Bahkan ada satu hadist yang menceritakan bahwa seorang anak telah menshadaqahkan seluruh kebunnya atas nama mendiang ibunya. Yang berbunyi; 

 عن ابْنُ عَبَّاسٍ أَنَّ سَعْدَ بْنَ عُبَادَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمْ أَخَا بَنِي سَاعِدَةَ تُوُفِّيَتْ أُمُّهُ وَهُوَ غَائِبٌ عَنْهَا فَأَتَى النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ يَا رَسُولَ اللَّهِ إِنَّ أُمِّي تُوُفِّيَتْ وَأَنَا غَائِبٌ عَنْهَا فَهَلْ يَنْفَعُهَا شَيْءٌ إِنْ تَصَدَّقْتُ بِهِ عَنْهَا قَالَ نَعَمْ قَالَ فَإِنِّي أُشْهِدُكَ أَنَّ حَائِطِيَ الْمِخْرَافَ صَدَقَةٌ عَلَيْهَا. 

Artinya: dari Ibnu Abbas bahwa Sa'ad bin 'Ubadah radliallahu 'anhum, saudara dari Bani Sa'idah, bahwa ibunya telah meninggal dunia lalu dia datang menemui Nabi shallallahu 'alaihi wasallam seraya berkata: "Wahai Rasulullah, sesungguhnya ibuku meninggal dunia sedang saat itu aku tidak ada di sisinya. Apakah akan bermanfaat baginya bila aku menshadaqahkan sesuatu untuknya?" Rasul bersabda: "Ya". lalu Saad berkata: "Aku bersaksi kepadamu bahwa kebunku yang penuh dengan bebuahannya ini aku shadaqahkan atas nama ibuku". [Bukhari :2556]

 اقوال العلماء: 

سئل: عن قراءة أهل الميت تصل إليه؟ والتسبيح والتحميد، والتهليل والتكبير، إذا أهداه إلى الميت يصل إليه ثوابها أم لا؟

Bahkan menurut para ulama pernah suatu hari Ibnu Taimiyah seorang (salafi wahabi) ditanya tentang bacaan Al-Qur'an keluarga mayyit yang di sampaikan serta tasbih, tahmid, tahlil, dan juga takbir apabila menghadiahkannya kepada mayyit apakah pahalanya sampai atau tidak? 

الجواب: يصل إلى الميت قراءة أهله، وتسبيحهم، وتكبيرهم، وسائر ذكرهم لله تعالى، إذا أهدوه إلى الميت، وصل إليه، والله أعلم

Jawabannya: Pembacaan Al-Qur’an oleh keluarga almarhum sampai kepada mayyit, dan tasbih mereka, takbir dan seluruh dzikir-dzikir karena Allah Ta’alaa apabila menghadiahkannya kepada mayyit, maka sampai kepada mayyit. 

Berdasarkan sabda Rasulullah SAW: 

 عن جابر بن عبد الله الأنصاري، قال: خرجنا مع رسول الله صلى الله عليه وسلم يوما إلى سعد بن معاذ حين توفي، قال: فلما صلى عليه رسول الله صلى الله عليه وسلم ووضع في قبره وسوي عليه، سبح رسول الله صلى الله عليه وسلم، فسبحنا طويلا، ثم كبر فكبرنا، فقيل: يا رسول الله، لم سبحت؟ ثم كبرت؟ قال: " لقد تضايق على هذا العبد الصالح قبره حتى فرجه الله عنه "

Artinya: dari Jabir bin Abdullah R.A berkata; Pada suati hari kami keluar bersama Rasulullah SAW menuju Sa'ad bin Mu'adz ketika meninggal dunia. Setelah Rasul menshalatinya lalu meletakkannya ke dalam kubur, dan diratakan dengan tanah, lalu Rasul membaca tasbih, maka kami bertasbihlah tetapi dengan waktu yang lama. Lalu Rasul membaca takbir begitupun kami. Kemudian dia bertanya: Wahai Rasulullah, mengapa engkau membaca tasbih dan takbir? Rasul menjawab: sungguh kuburan hamba Allah yang shaleh ini menghimpitnya. Maka aku membacanya sehingga Allah melepaskan himpitan itu. (Hadits riwayat Ahmad dalam al-Musnad 14873, 15029, al-Hakim al-Tirmidzi dalam Nawadir Hadits di atas shahih)

Jadi, kesimpulannya bahwa kebiasaan tahlilan itu di perbolehkan, bahkan banyak hadist nya. Perlu di ingat jika kita melihat sesuatu yang asing dengan kebiasaan di lingkungan kita itu sebenarnya kita tidak perlu meng judge bahwa hal tersebut tidak ada dalilnya, tidak ada sejarahnya, bahkan dengan lantang mengatakan bahwa rasul juga tidak pernah melakukannya. Tapi legowolah berkata bahwa kita tidak tahu dalilnya. Semoga bermanfa'at! Wallahu 'alam.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun