Saya teringat waktu berkunjung pelayanan ke Manado. Waktu itu pagi hari, saya mengajak seorang teman makan di sebuah rumah makan. Setelah memesan makanan, saya duduk manis dengan teman saya. Kemudian berbagai macam makanan disuguhkan oleh pelayan rumah makan tersebut. Saya bingung, pesan satu jenis makanan tapi koq keluarnya macam-macam? Ada pisang goreng, es kacang, bubur Manado, ditemanin dabu-dabu bakasang wuih….. sadaaaappp orang Manado bilang, Saya kaget bagaimana makan sebanyak itu. Ya, karena hari masih pagi dan perut kosong, saya mencoba semua yang tersedia di atas meja makan. Alhasil perut saya mengkilap. Untung tidak meletus karena kekenyangan. Ketika saya mau bayar, ibu di meja kasir tidak mau menerima uang saya. Dan saya hanya memandang bingung kepada teman saya. Ternyata teman saya sengaja membawa ke rumah makan tersebut karena dia tahu bahwa ibu ini sebagai pemilik rumah makan tersebut sudah bernazar kepada Tuhan Yesus, siapapun hamba Tuhan yang datang makan di rumah makannya, ia akan melayani sebaik-baiknya dan tidak perlu membayar alias gratis. Tapi bukan ini yang paling berkesan. Yang paling berkesan adalah ibu ini mulai bercerita panjang lebar kepada kami. Ternyata dia sangat setia melayani Tuhan. Dia sering menutup rumah makannya kadang berminggu-mingu demi memberitakan Injil ke desa-desa sekitar Manado. Ibu yang saya lupa namanya ini, berkata bahwa ia tidak pernah takut kalau tutup rumah makannya demi pergi melayani Tuhan. Ia tidak takut kalau tidak ada pemasukan. Karena ia yakin Tuhan Yesus tidak akan pernah membiarkan dan meninggalkannya. Menariknya adalah, pemasukannya berkelebihan walau ia sering tutup rumah makannya untuk pergi melayani orang-orang dengan Injil Tuhan. Ibu ini sangat percaya kebenaran yang dikatakan Tuhan Yesus dalam Matius 6:33-34, ”Tetapi carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu. Sebab itu janganlah kamu kuatir akan hari besok, karena hari besok mempunyai kesusahannya sendiri. Kesusahan sehari cukuplah untuk sehari” dan ia juga mengimani dan mengamini firman Tuhan dalam 2Korintus 9:8, “Allah sanggup melimpahkan segala kasih karunia kepada kamu, supaya kamu senantiasa berkecukupan di dalam segala sesuatu dan malah berkelebihan di dalam pelbagai kebajikan.
Saya pun mau bersaksi bagaimana Tuhan Yesus memelihara hidup saya dan keluarga saya meskipun sampai hari ini saya bekerja dan melayani domba-domba-Nya dengan tidak mau menerima sepeser pun uang persembahan jemaat. Saya katakan dengan jujur bahwa kami tidak pernah dibiarkan dan ditinggalkan-Nya sampai kelaparan. Mujizat demi mujizat memenuhi perjalanan hidup kami sekeluarga. Anak kami tiga orang mustahil bisa sekolah dan menamatkan kuliahnya bahkan bisa les ini dan itu, karena saya tidak punya uang yang cukup untuk itu semua. Tetapi Tuhan Yesus Kristus, Dialah yang memenuhi semua kebutuhan kami sampai hari ini secara ajaib. Terpujilah Yesus Raja mahaagung, Tuhan, dan juruselamat satu-satunya dalam hidup kami. Amin!
Nah, bagaimana dengan saudara-saudariku yang tidak peduli dan masih meragukan janji-janji firman Tuhan yang memelihara anak-anak-Nya, masihkah Anda ngotot tidak mau beribadah di hari Minggu demi berbisnis dan bekerja menimbun kekayaan? Atau apakah Anda masih takut tidak bisa makan apabila tidak bekerja keras walaupun itu hari Minggu, hari untuk beribadah kepada Tuhan Yesus? Yesus atau bisnis yang terutama dan terpenting dalam hidupmu??? Mari kita hari ini bertekad sepenuh hati untuk rela meninggalkan pekerjaan apapun yang menguntungkan secara materi demi kita beribadah menyembah Tuhan di hari Minggu dan ibadah-ibadah penting lainnya. Seperti Yosua bertekad kuat, ".... Tetapi aku dan seisi rumahku, kami akan beribadah kepada TUHAN!" (Yosua 24:15).
Selamat merenung ……………………. Tuhan Yesus kiranya memberkati Anda yang sedang membaca tulisan ini. Amin!
[Padri Hans, Selasa, 20 Desember 2016, 1551 WIB]
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H