1. Norma Budaya
Setiap budaya memiliki pandangan yang berbeda tentang bagaimana tubuh orang yang meninggal harus diperlakukan. Di beberapa budaya, autopsi dianggap tidak wajar atau tidak sesuai dengan tradisi setempat. Norma-norma ini bisa sangat kuat dan berpengaruh terhadap keputusan keluarga.
2. Keyakinan Agama
Banyak agama memiliki pandangan yang spesifik tentang penanganan tubuh setelah kematian. Misalnya, dalam Islam, ada keyakinan bahwa tubuh harus segera dikuburkan tanpa ditunda-tunda, yang membuat prosedur autopsi menjadi tidak sesuai. Demikian juga, dalam Hinduisme, integritas tubuh dianggap penting untuk proses reinkarnasi.
3. Adat Istiadat dan Ritual
Adat istiadat dan ritual kematian dalam berbagai budaya sering kali tidak kompatibel dengan proses autopsi. Misalnya, beberapa budaya memiliki ritual pemakaman yang harus segera dilakukan setelah kematian, sehingga waktu untuk melakukan autopsi menjadi sangat terbatas atau tidak memungkinkan.
Faktor Legal dan Sosial
1. Ketidakpercayaan pada Sistem Medis
Ketidakpercayaan pada sistem medis dan legal sering kali menjadi alasan keluarga menolak autopsi. Keluarga mungkin merasa bahwa hasil autopsi tidak akan akurat atau bisa dimanipulasi.
2. Keengganan Menghadapi Proses Hukum
Dalam beberapa kasus, autopsi bisa mengarah pada proses hukum yang panjang dan melelahkan. Keluarga mungkin ingin menghindari stres tambahan yang terkait dengan investigasi hukum yang mungkin muncul sebagai akibat dari hasil autopsi.