Mohon tunggu...
Retty Hakim
Retty Hakim Mohon Tunggu... Relawan - Senang belajar dan berbagi

Mulai menulis untuk portal jurnalisme warga sejak tahun 2007, bentuk partisipasi sebagai warga global.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan featured

Hari Museum Internasional di Tengah Pandemi Corona

19 Mei 2020   00:14 Diperbarui: 18 Mei 2021   09:44 775
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tangkapan layar tur virtual Museum Nasional Indonesia, Selasa (7/4/2020).(kompas.com/Nabilla Ramadhian)

Perbincangan di acara Belajar Lewat Daring Bersama Museum Perumusan Naskah Proklamasi banyak mengulas keadaan museum dalam kondisi yang disebut oleh para pembicara sebagai era new normal. Bagaimana kondisi pandemi ini sudah mengubah kebiasaan kunjungan, kebiasaan kerja, dan berbagai aktivitas lainnya yang semakin virtual. 

Dr. Musiana Yudhawasthi, M. Hum. memaparkan bahwa lebih dari 70% museum di Indonesia meningkatkan kegiatan sosial media mereka. Selain virtual tour, yang mungkin belum banyak museum sanggup membuatnya, kreativitas museum-museum ini ditampilkan dalam siaran podcast, pertemuan atau seminar daring, game, dan masih beragam kegiatan yang memungkinkan interaksi dengan publik yang mereka tuju.

Revitalisasi museum saat ini memang perlu memperhatikan kebiasaan baru masyarakat dunia yang semakin dekat dengan kehidupan virtual. 

Kresno Yulianto, dalam bahasannya "Mencermati Perubahan Perilaku Publik Museum (Internal dan Eksternal) di Era New Normal", mengingatkan akan meningkatnya kebutuhan virtual experience sebagai pilihan yang lebih efisien, lebih nyaman, dan lebih personal. Virtual reality bisa menjadi pilihan bagi orang yang tinggal jauh dari museum sebagai alternatif untuk masuk dan mengapresiasi koleksinya.

Tampaknya era disrupsi yang dipercepat oleh pandemi covid-19 ini akan banyak berdampak pada kehidupan masyarakat dunia. Saya berharap museum-museum di Indonesia mampu berjuang mengalahkan berbagai masalah yang kini tampak sebagai tantangan dan mengubahnya menjadi sumber kekuatan baru mereka. 

Ketika kunjungan ke museum tidak lagi dibatasi oleh jarak atau oleh waktu buka museum, ketika tampilan dan kisah benda pamer menjadi bagian yang menarik keingintahuan masyarakat, mungkinkah kita melahirkan generasi baru masyarakat yang lebih mencintai dan peduli pada museum? 

Ataukah setelah pandemi, semua kembali seperti semula, dan museum kembali menjadi benda bersejarah yang hanya ditengok untuk sebuah seremoni?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun