A. Perbedaan Paradigma
Paradigma merupakan kumpulan pedoman yang membentuk batas-batas dan memaparkan bagaimana suatu hal harus dilakukan dalam batas-batas tersebut agar tercapai (Moleong, 2004: 49 dalam Astuti, 2022: 17).
Selain itu, Harmon (dalam Astuti, 2022: 17) juga menjelaskan bahwa paradigma adalah sebuah cara untuk mempersepsi suatu hal yang berkaitan dengan realitas.
Dari kedua film ini, walaupun memiliki judul yang sama, namun ternyata memiliki paradigma yang tentunya berbeda.
Pada film Benyamin Biang Kerok (1972) menggunakan paradigma empirisme.
Paradigma ini berarti bahwa semua pengetahuan berasal dari pengalaman manusia.
Di dalam film ini ditunjukkan pada awalnya Pengki sempat dipecat sebagai sopir oleh Pak Johan.
Namun, karena kecerdikan dan pengalamannya, ia bisa berhasil mengelabui Pak Johan sehingga bisa mendapatkan apapun yang ia inginkan termasuk bekerja kembali di perusahaan Pak Johan.
Sedangkan, di dalam film Benyamin Biang Kerok (2018) menggunakan paradigma fungsionalisme.
Paradigma ini mempercayai bahwa masyakarat berubah secara evolusioner.
Di dalam film ini ditunjukkan bagaimana masyarakat dulu dengan masyarakat sekarang mengalami banyak sekali perubahan, salah satunya dalam penggunaan teknologi.