"Ih apaan sih lu bilang-bilang ke orang-orang tu buat apa juga?" (gerundel dalam hati)
"Cieee duo ambis akhirnya jadian" teriak satu kelas.
Â
Ya hati ini awalnya masih terasa aman tentram. Setelah Nara sholat, Nara kembali ke kelas. Kalian tahu apa yang dilihat Nara?. Meja guru jadi saksinya. Tara dikelilingi dengan cewek-cewek yang ingin mengajaknya bercanda sampai terlihat dekat sekali. Yaps kalian benar. Nara terdiam dan meneteskan air mata.
"Ra, kamu kenapa?" tanya Lili.
"Lo lihatkan dimeja guru tadi pada ngapain".
"Gua lihat, Ra. Lo yang sabar ya." Ucap Lili.
"Udah ah gua nggak mood dan udah males buat lakuin apapun."
Air mata Nara terus menetes dipelukan Lili. Nara memang orangnya sulit untuk ditebak dan nggak pernah nangis karena hal sepele.
"Ra, lo kenapa kok nangis?" Tara menghampiri Nara dengan rasa bersalah. Nara hanya menggelengkan kepalanya.
"Hei, Ra.. Ra... Nara, heii aku minta maaf kalo aku salah. Aku juga nggak tahu kalo temen-temen pada becandain aku. Hei.. Ra.. lihat aku bentar aja." Ya Tara terus membuju Nara agar mau diajak bicara. Tapi apa? Nara tidak memperdulikannya.