Mohon tunggu...
Retno Endrastuti (IBUN ENOK)
Retno Endrastuti (IBUN ENOK) Mohon Tunggu... Human Resources - Diary of Mind

Menyukai tulisan2 ringan dengan topik psikologi populer, perencanaan kota dan daerah, kuliner, handycraft, gardening, travelling...terutama yang kekinian

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Refleksi Syukur dan Daya Juang dari Buruh Gendong Pasar

3 Mei 2024   15:00 Diperbarui: 20 Mei 2024   15:13 154
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

5. Penelitian Rika Ramadhanti dkk (2022) dari Institut Seni Indonesia Yogyakarta tentang Kehidupan Sehari-Hari Buruh Gendong Wanita Pasar Beringharjo Yogyakarta Dalam Fotografi Dokumenter

Penelitian ini bertujuan mendokumentasikan gambaran kehidupan sehari-hari buruh gendong di Pasar Beringharjo. Foto digunakan sebagai visualisasi perempuan pekerja buruh gendong yang memiliki potensi kuat dalam bekerja, meskipun secara fisik sebenarnya lebih kuat laki-laki. Informasi terkait buruh gendong dikumpulkan melalui observasi dan ditampilkan secara visual dengan medium fotografi. Karya fotografi yang diciptakan merupakan karya fotografi dokumenter.

6.  Penelitian Verena Violeta Widyanti  (2022) dari Universitas Atma Jaya Yogyakarta tentang Kerawanan Sosial Buruh Gendong Perempuan Pasar Beringharjo.

Buruh gendong perempuan mengalami kerawanan sosial yang diakibatkan karena kondisi pasar yang sepi akibat pandemi Covid-19. Potensi kerawanan sosial ekonomi muncul karena jumlah orang dari kelompok miskin makin bertambah sebagai akibat kehilangan pekerjaan dan menyebabkan pertumbuhan ekonomi keluarganya menjadi terhambat.

Penelitian menemukan beberapa faktor kerawanan sosial buruh gendong perempuan Pasar Beringharjo, antara lain: Pertama, faktor Kerawanan buruh gendong yang dilihat dari modal sosial partisipasi dan resiprositas. Ketidakaktifan buruh gendong dalam mengikuti kegiatan sosial sehingga dapat meningkatkan kerawanan sosial dalam masyarakat. 

Sedangkan dalam resiprositas antar buruh tidak terdapat kerawanan, justru buruh gendong melakukan pola saling berbagi dalam melakukan aktivitas ekonomi, antara seseorang yang mempunyai penghasilan berlebih dan kurang, serta kepedulian yang tercermin dalam sikap tolong menolong membawakan barang gendongan.

Kedua, faktor  kerawanan karena konflik akibat persaingan dalam perebutan barang dagangan. Buruh gendong dapat merasa cemas jika memiliki konflik dengan buruh lainnya, sehingga dapat mengganggu pekerjaan. 

Ketiga, faktor kerawanan kesehatan dapat dilihat dari usia dewasa sampai dengan lansia. Kerawanan terutama pada kesehatan persedian tulang lutut akibat menggendong dalam jumlah beban yang berat.

Dari gambaran tentang bagaimana kehidupan sehari-hari buruh gendong bekerja keras tanpa menyerah mencari upah, memaknai pekerjaannya sehingga merasa nyaman, memandang peran gandanya sebagai perempuan dengan kemauan dan keikhlasan, menerapkan berbagai strategi bertahan hidup, dan menghadapi berbagai kerawanan sosial di masyarakat, kita dapat mengambil banyak pembelajaran berharga. Kita harus senantiasa bersyukur, bersemangat dan berjuang atas pekerjaan dan kehidupan yang kita jalani. 

Selamat Hari Buruh!

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun