Mohon tunggu...
Retno Endrastuti (IBUN ENOK)
Retno Endrastuti (IBUN ENOK) Mohon Tunggu... Human Resources - Diary of Mind

Menyukai tulisan2 ringan dengan topik psikologi populer, perencanaan kota dan daerah, kuliner, handycraft, gardening, travelling...terutama yang kekinian

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Potensi NEWA (Nature, Eco Tourism, Wellness, Adventure) Tourism di Daerah Istimewa Yogyakarta

25 April 2024   05:30 Diperbarui: 8 Mei 2024   12:53 390
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sobat Kompasiana, pasca pandemi Covid-19 giat sektor pariwisata mulai aktif kembali untuk memulihkan roda perekonomian dan mulailah bermunculan genre wisata baru. Kalau dahulu dikenal jenis wisata alam (nature tourism), wisata alam berkelanjutan (eco- tourism) dan wisata petualangan (adventure tourism), kini mulai berkembang tren wisata kebugaran atau lebih dikenal dengan wellness tourism

Pandemi Covid-19 telah menyadarkan masyarakat untuk lebih mengutamakan kesehatan fisik, mental dan spiritual. Oleh karena itu diperkirakan masyarakat akan banyak melakukan perjalanan wisata dengan membawa perilaku dan paradigma hidup sehat dan bugar. Pemerintah pun berupaya mengembangkan sinergi dari keempat jenis pariwisata ini. 

Apa yang dimaksud dengan NEWA Tourism?

NEWA merupakan konsep pariwisata yang berbasis Nature, Eco-tourism, Wellness tourism, dan Adventure tourism. Tren pariwisata ini mengarah pada konsep berwisata yang lebih berkualitas, yaitu mengutamakan dalam menjaga kelestarian lingkungan dan alam sekitar. 

Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) sendiri menjadi salah satu provinsi yang memiliki arah pembangunan strategis di bidang pariwisata dan budaya. DIY terdiri dari 5 kabupaten/kota antara lain Kota Yogyakarta, Kabupaten Sleman, Bantul, Gunungkidul, dan Kulon Progo. Masing-masing terutama di 4 kabupaten tersebut memiliki potensi besar dalam wisata NEWA yang berpeluang besar menjadi penyumbang unique selling point di sektor parekraf di Indonesia. 

Dalam jangka panjang, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif mengharapkan penerapan wisata berbasis NEWA ini dapat meningkatkan angka kunjungan wisata ke Indonesia, sehingga dapat mencapai target 8,5 juta kunjungan wisatawan mancanegara, serta 1,4 miliar pergerakan wisatawan nusantara.

Di masa pasca pandemi Covid-19, banyak wisatawan yang mencari destinasi wisata NEWA. Setelah sebelumnya mereka tidak dapat pergi kemana-mana, apalagi berwisata. Destinasi pariwisata NEWA banyak dipilih karena konsep wisata NEWA ini mengutamakan kualitas yang bersifat low touch dan less-crowd (jauh dari keramaian)tergolong aman dan resiko kecil (apabila benar-benar mengikuti ketentuan yang berlaku). 

Berikut ini ulasan masing-masing produk wisata NEWA serta potensinya di Provinsi DIY. Mayoritas destinasi wisata NEWA Ibun Enok sarikan dari beberapa situs Dinas Pariwisata Kabupaten/Kota di DIY dan tripadvisor.co.id. 

1. Nature Tourism

Nature tourism atau lebih dikenal wisata alam adalah wisata yang menawarkan pengalaman menjelajahi keindahan pemandangan alam yang masih alami, seperti pegunungan, danau, pantai, dan hutan. 

DIY memiliki banyak potensi wisata alam yang terus digali sehingga muncul destinasi-destinasi baru wisata alam. Potensi Nature Tourism di DIY diantaranya:

- Kulon Progo : Pantai Mlarangan Asri, Pantai Bidara, Pantai Trisik, Pantai Congot, Pantai Glagah, Pantai Bugel, Giri Sembung, Puncak Suroloyo, Puncak Widosari, Canting Mas Puncak Dipowono, Puncak Kleco, Puncak Proman, Gunung Suru Sukorini, Gunung Jaran, Bukit Isis Nglinggo, Kalibiru, Air Terjun Kembang Soka, Grojogan Watu Jonggol, Grojogan Sewu, Curug Sidoharjo, Gua Kidang Kencono, Gua Kiskendo, Kedung Pedut, Watu Tekek.

- Sleman: Tebing Breksi, Green Kayen, Bukit Plawangan, Bukit Klangon, Tlogo Muncar, Tlogo Putri, Tebing Breksi.

- Gunungkidul : Watu Payung, Air terjun Jurug Gedhe, Luweng Sampang, Kedung Kandang, Sri Gethuk, Pantai Ngrawah, Pantai Sanglen, Pantai Torohudan, Pantai Krokoh, Pantai Kesirat, Pantai Watunene, Pantai Seruni, Pantai Gesing, Pantai Ngeden, Pantai Jogan, Pantai Nglolang, Pantai Pok Tunggal, Pantai Sradanan, Pantai Slili, Pantai Ngrawe, Pantai Nguyahan, Pantai Ngobaran, Pantai Ngrenehan, Pantai Wediombo, Pantai Siung, Pantai Pulangsawal, Pantai Sundak, Pantai Ngandong, Pantai Krakal, Pantai Drini, Pantai Sepanjang, Pantai Baron, Pantai Kukup.

-Bantul : Pantai Cangkring, Gua Seluman, Pinus Pengger, Puncak Becici, Pantai Goa Cemara, Pantai Pandansari, Pantai Parangtritis, Pantai Samas, Pantai Depok, Pantai Baru, Air Terjun Randu Sari, Air Terjun Lepo, Air Terjun Banyu Nibo, Goa Selarong, Watu Goyang. 

2. Eco-Tourism

Eco-tourism atau wisata ekologi (ekowisata) merupakan wisata yang menitikberatkan pada keberlanjutan lingkungan dan konservasi alam. Destinasi wisata ini lebih menawarkan pengalaman unik untuk berinteraksi langsung dengan alam tanpa merusak lingkungan, seperti berbagai Taman Nasional, Pusat Konservasi, Desa Wisata, Agro Park dan semacamnya. 

Konsep berkelanjutan (sustainability) selalu dikedepankan dalam berbagai bidang pembangunan, termasuk bidang pariwisata yang diwujudkan dalam konsep Eco-Tourism. Dalam hal ini, para pemangku kebijakan di tingkat pusat dan daerah diharapkan tetap mengedepankan aspek pelestarian lingkungan pada kawasan-kawasan wisata yang diminati para wisatawan.

Data dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan menunjukkan bahwa pada tahun 2022 kunjungan wisata alam ke kawasan konservasi tercatat sebanyak total 5,29 juta orang yang tediri dari wisman dan wisatawan lokal atau meningkat hampir dua kali lipat daripada pencapaian tahun 2021. Hal ini menunjukkan bahwa minat wisatawan terhadap eco-tourism semakin tinggi. 

Potensi Eco-Tourism DIY yang dapat dikunjungi antara lain:

- Kulon Progo : Jogja Agro Techno Park , Sawah Surjan, Kebun The Nglinggo, Sungai Mudal, Hutan Mangrove di Pantai Congot, Avitourism Desa Ramah Burung‘ Desa Wisata Jatimulyo Girimulyo, Konservasi Penyu Abadi.

- Sleman: Desa Wisata Pentingsari, Desa Wisata Umbulharjo, Pring Ledok Tinjon, Ekowisata Nologaten, Desa Ekowisata Pancoh, HeHa Forest.

- Gunungkidul: Desa Wisata Bunder, Kedungkeris, Karangtengah, Kepek, Ngoro, Salam, Semoyo, Pilangrejo, Mulusan, Pampang, Ngalang, Kedungpoh, Beji, Girisuko, Jelok Beji, Sidoarjo, Ngestirejo, Kemadang, Ngeposari, Pacarejo, Putat, Nglanggeran, Umbulrejo, Mulo, Bejiharjo, Bleberan.

 - Bantul: Taman Penyu dan Pusat Konservasi Penyu Pantai Samas, Hutan Pinus Asri, Taman Margasatwa Gardu Action, Desa Wisata Bumi Mataram Pleret.

3. Wellness Tourism

Sebelum mengetahui apa itu wisata wellness, perlu dipahami bahwa wisata wellness didasarkan pada batasan "wellbeing" dari Global Wellness Institute yaitu bentuk perjalanan sebagai upaya pencapaian secara aktif melalui kegiatan, pilihan dan gaya hidup yang mengarah pada kondisi kesehatan holistik, yang meliputi dimensi fisik, emosi, sosial, mental, spiritual dan lingkungan. Global Wellness Institute (2021) memprediksikan wisata wellness akan menjadi tren utama dalam sektor pariwisata. 

Wellness tourism atau dikenal dengan wisata kebugaran merupakan bagian dari pariwisata minat khusus yang menawarkan pengalaman untuk memulihkan tubuh dan pikiran atau kesejahteraaan jiwa melalui berbagai aktivitas. Contohnya yoga, meditasi, spa, outbond, menikmati jamu dan makanan sehat. 

Minuman sehat tradisional seperti jamu menjadi aset wisata wellness yang patut untuk dilestarikan. Oleh karena itu, Budaya Sehat Jamu atau Jamu Wellness Culture resmi menjadi Warisan Budaya Takbenda ke-13 dari Indonesia yang diinskripsi ke dalam Representative List of the Warisan Budaya Takbenda Kemanusiaan UNESCO.

Wisata wellness menitikberatkan pada tujuan memelihara, mengelola, serta meningkatkan kesehatan dan kondisi tubuh secara keseluruhan untuk mencapai kondisi relaks, peremajaan, pencegahan penyakit, gaya hidup sehat, pengalaman otentik/lokal, hingga keterhubungan dan kegembiraan. Selain itu, secara simultan dapat untuk meningkatkan kesadaran masyarakat agar lebih peduli pada kesehatan dan dapat memperkenalkan kekayaan budaya suatu daerah. 

Indonesia yang memiliki kekayaan keindahan alam dan budaya yang unik dan otentik tentunya berpotensi besar menjadi destinasi wisata wellness berskala dunia. Kemenparekraf Sandiaga Uno dalam acara International Wellness Tourism Conference and Festival (IWTCF) 2022 di Solo menyatakan bahwa wellness tourism atau wisata kebugaran menjadai kunci dalam pemulihan pariwisata dan ekonomi kreatif secara nasional bahkan global. 

Dari data yang dilansir dari situs kemenparekraf.go.id, Indonesia berhasil menempati peringkat ke-17 sebagai pasar tujuan wisata kebugaran dan merupakan pasar terbesar kedua di wilayah Asia Tenggara yang menciptakan 1,31 juta tenaga kerja. Potensi wisata wellness ini sebenarnya hampir ada di setiap daerah, namun sayangnya memang belum sepenuhnya dikembangkan, masih harus terus dioptimalkan. 

Jenis wisata wellness ini pengembangannya tidak berdiri sendiri, tetapi terintegrasi atau berdampingan dengan dengan produk wisata lainnya. Hal ini menjadikan wisata wellness memiliki pilihan produk yang sangat beragam sesuai dengan motivasi, kebutuhan dan minat wisatawan. 

DIY juga memiliki potensi Wellness Tourism yang sedang tren diantaranya: 

- Kota Yogyakarta:  memiliki destinasi wisata wellness yang direkomendasikan dalam website kemenparekraf.go.id dan visitingjogja.jogjaprov.go.id , antara lain Nurkadhatyan Spa, Ambarukmo Yogyakarta (menikmati spa tradisional khas Keraton Yogyakarta), Spa Yhi Wellness, kolam renang dan pusat kebugaran Hotel Melia Purosani Yogyakarta, Jamu Ginggang di Jalan Masjid Pakualaman Kota Yogyakarta, Warung Jamu Jawa Tradisional Lugu Murni di Jalan Brigjend Katamso No 200 Yogyakarta.

- Sleman : sentra industri jamu gendong di Padukuhan Gesikan, Tempel, Sleman, Kafe jamu Acaraki Gama di Fakultas Farmasi Universitas Gadjah Mada atau UGM.

- Gunungkidul: Budidaya dan Home Industry Aloe Vera “Aloeland” di Nglipar, Home Industry Madu Lanceng Desa Wisata Katongan, Spa dan terapi coklat di Desa Wisata Nglanggeran, Yoga bersama di Area Kedung, Desa Wisata Wulensari.

- Kulon Progo: gowes sepeda onthel “Towil Fiets” di Desa Bantar Sentolo, Outbond dolanDeso.

- Bantul: Desa Wisata Kebugaran Canden, Desa Wisata Jamu Kiringan Jetis, Atalin Family Care, Nusa Nararya Spa Jogja.

Dalam rangka mendukung pengembangan wisata wellness, DIY juga menyelenggarakan beberapa event seperti Jogja Cultural Wellness Festival, Corporate Gathering Health Tourism Fair, Sleman Temple Run, Wellness FamTrip Package dan lain-lain. 

Dengan adanya berbagai destinasi wisata wellness dan penyelenggaraan event pendukungnya, tak ayal DIY dijadikan sebagai ujung tombak pengembangan wellness tourism Indonesia.

4. Adventure Tourism

Adventure tourism atau wisata petualangan adalah wisata yang menawarkan pengalaman seru dan menantang, seperti mendaki gunung, arung jeram, offroad, snorkeling, surfing, diving, rafting, hiking, canoeing, flying fox, glamping, jetski dan sebagainya.

Potensi DIY dalam Adventure Tourism antara lain:

- Kulonprogo: offroad Desa Wisata Nglinggo, arung jeram Sungai Elo, Ayunan langit Watu Jaran di Desa Purwosari Girimulyo, Pule Payung, wisata glamping Sermo Glamour Camp.

- Sleman: Lava Tour Merapi, Pallatina Glamping, Nira Camper Village, D'Kaliurang Resort & Convention, Melcosh Glamcamp, Arkamaya Sembung, Asram Edupark Glamping, Glamping dan Flying Fox Ledok Sambi.

- Gunungkidul : Snorkeling di Pantai Nglambor, Surfing di Pantai Wediombo, Flying Fox Geosite Ngingrong, Kano di Pantai Drini, wisata glamping Giri Wanara Glamping Resort, HeHa Ocean Glamping.

- Bantul : Watersport Jetski Deswita Opak, wisata glamping Bukit Lintang Sewu, Watu Mabur Camp, Seribu Batu Songgo Langit.

Nah, Sobat Kompasiana sudah tidak asing lagi ya dengan pariwisata NEWA. Jika berkunjung ke Provinsi DIY jangan lupa memasukkan pilihan destinasi-destinasi wisata NEWA yang ada di DIY  tersebut ke dalam itinerary - mu.

Salam Pesona Indonesia!

Referensi: 

Direktorat Kajian Strategis Deputi Bidang Kebijakan Strategis Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif / Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif. Kajian Wellness Tourism. 2021. Jakarta: https://elibrary.kemenparekraf.go.id/books/kajian-wellness-tourism

https://kemenparekraf.go.id

https://visitingjogja.jogjaprov.go.id

https://pariwisata.jogjakota.go.id

https://pariwisata.slemankab.go.id

https://pariwisata.bantulkab.go.id

https://wisata.gunungkidulkab.go.id

https://dinpar.kulonprogokab.go.id

www.tripadvisor.co.id

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun