Mohon tunggu...
Retno Endrastuti (IBUN ENOK)
Retno Endrastuti (IBUN ENOK) Mohon Tunggu... Human Resources - Diary of Mind

Menyukai tulisan2 ringan dengan topik psikologi populer, perencanaan kota dan daerah, kuliner, handycraft, gardening, travelling...terutama yang kekinian

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Rhinitis Alergi dan Asma Tidak Dapat Disembuhkan, Hanya Bisa Dikontrol

3 April 2024   15:00 Diperbarui: 3 April 2024   15:09 334
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar : PNG Gambar.id

Sobat Kompasiana, terkadang kita baru menyadari betapa pentingnya kesehatan setelah mengalami sakit. Oleh karena itu ketika sehat ingatlah selalu berupaya menjaga kesehatan agar tidak sakit. Terlebih lagi kalau bagi Sobat Kompasiana yang memiliki penyakit yang sifatnya bawaan/genetik dan tidak dapat disembuhkan, seperti alergi dan asma.

Ibun Enok sendiri baru muncul gejala alergi dan asma sejak di bangku SMP. Dari orang tua sendiri sebenarnya tidak ada yang asma, namun kalau ditarik dari genetik, Ibu mengidap berbagai macam alergi, dari debu, dingin, sampai makanan (seafood dan ayam broiler). Gejala yang dialami biasanya biduren (bentol dan gatal) atau bersin-bersin seperti flu. Bisa jadi diturunkan dari Ibu, kakak mengidap asma dari kecil, Ibun Enok juga asma dan alergi cuaca ekstrim dingin/panas, debu, dan ada keponakan yang alergi seperti itu juga. 

Apa itu Rhinitis Alergi dan Asma?

Rhinitis yaitu kondisi peradangan saluran hidung yang menyebabkan gejala alergi seperti hidung tersumbat atau sebaliknya bersin-bersin, hidung berair seperti flu mata berair dan gatal pada hidung. 

Rhinitis merupakan salah satu jenis alergi. Kondisi ini dapat disebabkan oleh alergen (debu, cuaca dingin atau terlalu panas, serbuk bunga, bulu kucing dan sebagainya), infeksi saluran hidung, atau paparan zat iritan seperti asap rokok. Pada umumnya alergen dapat memicu alergi ketika menghirup, menelan, atau menyentuhnya dengan kulit. Reaksi alergi dapat muncul hanya pada bagian tertentu tubuh atau keseluruhan.

Sedangkan asma yaitu penyakit yang menyerang paru-paru karena peradangan dan penyempitan saluran pernapasan dengan gejala seperti sesak napas, napas berbunyi, batuk, dan nyeri dada. Meskipun sama-sama menyerang saluran pernapasan, alergi dan asma berbeda gejalanya. 

Hubungan Alergi dan Asma

Penyakit asma dan rhinitis sering dikaitkan dengan atopi dengan sensitisasi yang dominan terhadap alergen di udara. Ternyata, alergi dan asma saling berhubungan yaitu sama-sama menimbulkan gejala yang mengganggu, keduanya dapat kambuh bersamaan dan dipicu oleh hal yang sama.

Berdasarkan data dari lembaga The Asthma UK, sekitar 80% orang yang mengidap asma juga memiliki alergi dan terkadang keduanya bisa kambuh bersamaan. Gejala asmanya bisa tambah parah ketika muncul bersamaan alergi, ditambah lagi apabila tubuh dalam kondisi tidak fit, imunitas menurun atau lelah. Sebaliknya, orang yang punya alergi belum tentu mengidap asma. 

Sedangkan data yang dilansir National Library of Medicine USA dalam situsnya www.ncbi.nlm.nih.gov menyatakan bahwa rhinitis alergi merupakan masalah kesehatan yang penting dan mempengaruhi hingga 40% populasi dunia. WHO melalui program Rhinitis Alergi dan Dampaknya terhadap Asma (ARIA) telah meneliti dampak rinitis alergi pada asma. 

Dari hasil studi ARIA tersebut dapat disimpulkan bahwa rinitis alergi adalah penyakit pernapasan kronis yang utama karena prevalensinya, dampaknya terhadap kualitas hidup, dampaknya terhadap kinerja dan produktivitas sekolah dan kerja, beban ekonomi, dan hubungannya dengan asma. Menurut penelitian ARIA dan pengamatan sebelumnya, rinitis alergi dan non-alergi harus dipertimbangkan sebagai faktor risiko asma, bersama dengan faktor risiko lain yang diketahui.

Upaya mengkontrol Rhinitis Alergi dan Asma

Lantas, apa yang harus dilakukan kalau kita memang mengalami alergi dan asma tersebut? Ya, jawabannya kita hanya bisa mengontrolnya dengan cara-cara berikut ini sesuai dengan pengalaman Ibun Enok:

1. Menghindari alergen penyebab alergi, misalnya menjauhi hewan peliharaan yang berbulu, serbuk bunga, karpet atau benda-benda berdebu. Sebisa mungkin, kita yang menjauhi alergen tersebut. 

2. Tetap di rumah atau ruangan ketika cuaca ekstrim (baik hujan, panas dan berangin). Ada sebuah anomali yang pernah dialami Ibun Enok. Biasanya ketika hawa ekstrim dingin alergi dan asma akan kambuh. Namun, anehnya ketika pernah tinggal di Jepang, pada musim dingin Ibun Enok tidak kambuh asma dan alerginya. Bahkan waktu itu, Ibun Enok sempat membawa obat pereda asma sampai satu tahun masih utuh. Mungkinkah karena udara disana bersih dan tidak lembab?. Sebaliknya, sekarang di Indonesia saat ada perubahan cuaca panas terkadang muncul alergi juga. 

3. Rajin membersihkan rumah dari debu dan penyebab alergi lainnya, jangan lupa gunakan masker saat bersih-bersih meskipun memakai vacuum cleaner.

4. Bila perlu gunakan dehumidifier ruangan, karena udara lembab juga dapat memicu alergi .

5. Bila perlu kontrol rutin dokter spesialis paru-paru, terutama untuk asma persisten dokter biasanya akan merekomendasikan inhaler pencegah asma yang dipakai rutin 2 kali sehari dan nasal nose untuk alergi digunakan bila perlu. Dua macam alat kontrol asma dan alergi ini ternyata dapat dicover asuransi kesehatan pemerintah. Jadi, menurut Ibun Enok cukup membantu karena harganya yang lumayan mahal. 

6. Terakhir, jaga kesehatan, tingkatkan imunitas merupakan cara ampuh mencegah alergi dan asma kambuh.

Salam sehat!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun