Sobat Kompasiana, terkadang kita baru menyadari betapa pentingnya kesehatan setelah mengalami sakit. Oleh karena itu ketika sehat ingatlah selalu berupaya menjaga kesehatan agar tidak sakit. Terlebih lagi kalau bagi Sobat Kompasiana yang memiliki penyakit yang sifatnya bawaan/genetik dan tidak dapat disembuhkan, seperti alergi dan asma.
Ibun Enok sendiri baru muncul gejala alergi dan asma sejak di bangku SMP. Dari orang tua sendiri sebenarnya tidak ada yang asma, namun kalau ditarik dari genetik, Ibu mengidap berbagai macam alergi, dari debu, dingin, sampai makanan (seafood dan ayam broiler). Gejala yang dialami biasanya biduren (bentol dan gatal) atau bersin-bersin seperti flu. Bisa jadi diturunkan dari Ibu, kakak mengidap asma dari kecil, Ibun Enok juga asma dan alergi cuaca ekstrim dingin/panas, debu, dan ada keponakan yang alergi seperti itu juga.Â
Apa itu Rhinitis Alergi dan Asma?
Rhinitis yaitu kondisi peradangan saluran hidung yang menyebabkan gejala alergi seperti hidung tersumbat atau sebaliknya bersin-bersin, hidung berair seperti flu mata berair dan gatal pada hidung.Â
Rhinitis merupakan salah satu jenis alergi. Kondisi ini dapat disebabkan oleh alergen (debu, cuaca dingin atau terlalu panas, serbuk bunga, bulu kucing dan sebagainya), infeksi saluran hidung, atau paparan zat iritan seperti asap rokok. Pada umumnya alergen dapat memicu alergi ketika menghirup, menelan, atau menyentuhnya dengan kulit. Reaksi alergi dapat muncul hanya pada bagian tertentu tubuh atau keseluruhan.
Sedangkan asma yaitu penyakit yang menyerang paru-paru karena peradangan dan penyempitan saluran pernapasan dengan gejala seperti sesak napas, napas berbunyi, batuk, dan nyeri dada. Meskipun sama-sama menyerang saluran pernapasan, alergi dan asma berbeda gejalanya.Â
Hubungan Alergi dan Asma
Penyakit asma dan rhinitis sering dikaitkan dengan atopi dengan sensitisasi yang dominan terhadap alergen di udara. Ternyata, alergi dan asma saling berhubungan yaitu sama-sama menimbulkan gejala yang mengganggu, keduanya dapat kambuh bersamaan dan dipicu oleh hal yang sama.
Berdasarkan data dari lembaga The Asthma UK, sekitar 80% orang yang mengidap asma juga memiliki alergi dan terkadang keduanya bisa kambuh bersamaan. Gejala asmanya bisa tambah parah ketika muncul bersamaan alergi, ditambah lagi apabila tubuh dalam kondisi tidak fit, imunitas menurun atau lelah. Sebaliknya, orang yang punya alergi belum tentu mengidap asma.Â
Sedangkan data yang dilansir National Library of Medicine USA dalam situsnya www.ncbi.nlm.nih.gov menyatakan bahwa rhinitis alergi merupakan masalah kesehatan yang penting dan mempengaruhi hingga 40% populasi dunia. WHO melalui program Rhinitis Alergi dan Dampaknya terhadap Asma (ARIA) telah meneliti dampak rinitis alergi pada asma.Â