Mohon tunggu...
Retno Endrastuti (IBUN ENOK)
Retno Endrastuti (IBUN ENOK) Mohon Tunggu... Human Resources - Diary of Mind

Menyukai tulisan2 ringan dengan topik psikologi populer, perencanaan kota dan daerah, kuliner, handycraft, gardening, travelling...terutama yang kekinian

Selanjutnya

Tutup

Parenting Pilihan

Kekuatan Sounding Anak Lewat Cerita Bibo

21 Januari 2024   19:15 Diperbarui: 21 Januari 2024   20:39 562
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Buku Saku Cerita Bibo (Sumber gambar: koleksi pribadi)

Sobat Kompasiana, mengasuh anak balita tidak semudah yang dibayangkan dan tidak selalu sesuai dengan konsep-konsep parenting yang ditawarkan saat ini. Terkadang ada yang cocok diterapkan, terkadang pula ada yang tidak cocok karena karakteristik unik tiap anak dan kondisi keluarga berbeda-beda. Terkadang orang tua juga menemukan insight dan trik tersendiri tentang cara pendekatan pola asuh pada anaknya. 

Pendekatan terhadap anak yang berkemauan keras atau keukeh pendirian misalnya. Anak balita yang pada dasarnya masih bersifat egosentris memang tidak akan selalu menurut kemauan orang tua. Orang tua harus selalu sabar dan menemukan trik tersendiri untuk menghadapi sikap anak balita. 

Terkadang Ibun Enok di saat menghadapi anak yang sedang sulit diberitahu atau maunya sendiri serasa ingin menyerah juga. Misalnya saja dulu saat anak tidak mau potong rambut atau main gadget HP terlalu lama. Komunikasi yang seperti apa yang sebenarnya efektif untuk memberitahu anak? Dengan kata-kata lembut tapi tegas dan dengan berbagai bujukan tidak mempan. Anak balita ternyata lebih tricky dengan 1000 alasannya.

Lalu, Ibun Enok tak sengaja melihat iklan di sebuah media sosial tentang buku cerita Bibo, buku saku komunikasi dengan metode kreatif yang diterbitkan oleh penerbit Little Zam dan untuk anak usia 2-6 tahun. Bukunya unik, bentuknya kecil hanya berukuran 16×12 cm sehingga praktis dibawa kemana saja, berhalaman lumayan tebal, full colour dan berjilid spiral. Ibun Enok pun penasaran dan segera membelinya. Beberapa hari kemudian paket datang. Ibun Enok tak sabar ingin membukanya. 

Buku cerita Bibo terdiri dari 3 seri yaitu Bibo Tahu Waktu Melihat Gadget, Bibo Punya Banyak Perasaan, serta Kakak dan Teman Yang Baik. Setelah membacanya kemudian Ibun Enok mencoba mendongeng buku cerita Bibo ini setiap anak akan tidur dengan metode read aloud. Ibun Enok senang sekali karena ketiganya sesuai dengan kebutuhan anak saat ini dan sangat efektif untuk berkomunikasi dengan anak lewat bercerita, terutama untuk menyounding anak. Mau tahu isinya, yuk kita simak bersama.

1. Bibo Tahu Waktu Melihat Gadget

Saat ini penggunaan gawai/gadget baik handphone, tab, tv dan semacamnya pada anak menjadi problem tersendiri bagi orang tua, karena efek negatif terhadap tumbuh kembang dan perilaku anak yang ditimbulkan apabila menggunakannya secara berlebihan atau adiksi. 

Tak dapat dipungkiri, anak balita Ibun Enok pun sempat mengalami adiksi penggunaan handphone terutama menonton youtube. Meskipun anak hanya meminjam HP orang tua, apabila menggunakannya terlalu lama akan berdampak negatif. 

Waktu itu Ibun Enok melihat beberapa gejala pada anak akibat terlalu lama menonton youtube (lebih dari 1 jam tiap harinya), misalnya anak menjadi sangat aktif, kurang lancar berbicara, bahkan kadang-kadang sempat suka memukul-mukul kepala apabila mendengar youtube dengan beberapa iringan alunan musik beat. 

Ibun Enok sampai memutar otak mencari cara agar adiksinya berkurang. Dari membawa ke psikolog untuk deteksi dini tumbuh kembang anak sampai pindah sekolah dari halfday menjadi fullday agar lebih banyak berinteraksi di sekolah dan ikut mengaji di TPA. Kesimpulannya anak memang harus dikurangi interaksi dengan gadget. Namun, tetap menjadi tantangan tersendiri ketika anak sudah pulang sekolah atau TPA. Orang tua harus banyak meluangkan waktu untuk menemani bermain sambil belajar. 

Akhirnya, Ibun Enok merasa lega bisa menemukan buku cerita Bibo ini. Seri Bibo Tahu Waktu Melihat Gadget mengajak anak melihat berbagai perspektif cerita tentang penggunaan gadget secara bijak. Anak dibantu untuk memahami adab, waktu dan jujur pada saat melihat hp atau tab. 

Lewat cerita bergambar Bibo, anak diajak untuk meminta izin meminjam gadget orang tua, aktivitas yang wajib dilakukan sebelum menggunakan gadget (misalnya mandi, makan, membereskan mainan, belajar), posisi badan duduk saat main gadget, memilih tontonan yang baik, menutup gadget saat melihat iklan yang tidak baik, dan hal yang paling penting aturan melihat gadget tidak boleh terlalu lama dengan cara memasang alarm selama 10 menit dan anak diajak bersikap jujur bila alarm sudah berbunyi.

Seri Bibo Tahu Waktu Melihat Gadget (Sumber gambar: koleksi pribadi)
Seri Bibo Tahu Waktu Melihat Gadget (Sumber gambar: koleksi pribadi)

Hampir di setiap halaman terdapat simbol jempol naik sebagai tanda baik dan jempol turun sebagai tanda tidak baik, sehingga anak juga diajak menentukan perbuatan mana yang baik dan tidak baik. 

Setelah Ibun Enok berusaha membacakan buku seri ini setiap anak mau tidur. Semenjak dibacakan buku Bibo ini anak pun lama-lama mau apabila alarm hp harus disetel ketika menonton youtube. Tantangannya kalau melihat youtube di gadget tv, timer tv biasanya minimal hanya tersedia 30 menit. Tapi lumayan cara menyalakan alarm ini setidaknya mengurangi durasi menonton gadget. 

2. Bibo Punya Banyak Perasaan 

Berbagai macam emosi perlu dikenalkan sejak dini kepada anak, terutama pada usia balita. Anak harus sering diajak untuk memvalidasi apa yang dirasakannya setiap merasakan emosi saat itu, sehingga akan meningkatkan kecerdasan emosionalnya.

Seri Bibo Punya Banyak Perasaan mengajak anak melihat berbagai perspektif cerita tentang mengenal perasaan yang ada pada dirinya, antara lain takut dan berani, marah dan sabar, sedih dan senang. Hal ini akan membantu anak mengetahui dan mengelola berbagai perasaan dengan baik. Pada seri ini, di setiap gambar juga ada pilihan-pilihan situasi perasaan yang sebaiknya dirasakan. Misalnya "Apa yang Bibo lakukan saat takut?", diberi pilihan berdoa atau marah-marah.

Seri Bibo Punya Banyak Perasaan (Sumber gambar: koleksi pribadi)
Seri Bibo Punya Banyak Perasaan (Sumber gambar: koleksi pribadi)

Setelah Ibun Enok membacakan seri cerita Bibo tentang mengenal perasaan in, selain mengenal macam-macam perasaan dengan gambaran cerita Bibo, lucunya anak dapat mencoba mengekspresikan dengan wajahnya yang innocent khas balita bagaimana emosi negatif kalau marah, takut, sedih dan emosi positif sabar, berani, dan senang. 

Anak Ibun Enok selalu takut dan tidak mau potong rambut, mendengar suara alat cukur rambut atau melihat gunting rambut sudah takut. Saat umurnya 3 tahun Ibun Enok menemukan buku Bibo ini. Uniknya, setelah dibacakan berkali-berkali tiba-tiba anak mengatakan kepada guru playgroupnya pulang sekolah ingin potong rambut biar tidak seperti Bibo rambutnya panjang jadi gatal-gatal ada kutunya. Mendengar hal ini, ketika pulang sekolah suami Ibun Enok bergegas mengantar anak langsung ke barber shop. Amazing..it works! batin kami berdua. Sounding lewat buku Bibo cukup efektif mempengaruhi anak secara positif. Sejak itu, anak sudah tidak takut lagi untuk potong rambut. 

Bibo Takut Potong Rambut (Sumber gambar: koleksi pribadi)
Bibo Takut Potong Rambut (Sumber gambar: koleksi pribadi)

3. Bibo Kakak dan Teman Yang Baik

Sibling rivalry atau kompetisi antar saudara kandung, baik antar saudara kandung yang berjenis kelamin sama ataupun berbeda, menjadi masalah umum yang sering dihadapi dalam keluarga dengan anak lebih dari satu. 

Seri Bibo yang ketiga ini mengajak anak melihat berbagai perspektif cerita tentang menjadi kakak dan teman yang baik. Hal ini akan membantu anak tanggap dan berempati pada saudara dan teman-temannya. Diharapkan dengan membacakannya, dapat mengurangi permasalahan sibling rivalry pada anak balita. 

Bibo menjadi kakak yang baik digambarkan pada beberapa situasi, antara lain: saat bermain dengan adik, saat adik melakukan salah, saat adik bertanya, saat adik ketakutan, saat adik menggigit Bibo, saat Bibo kesal pada adik, saat adik menangis sedih, saat menyeberang jalan, dan saat diajak orang tak dikenal. 

Sedangkan Bibo menjadi teman yang baik digambarkan pada contoh situasi antara lain: saat bermain ke rumah teman, saat bermain bersama teman, saat teman melakukan salah, saat Bibo berbuat salah pada teman, setelah bermain bersama-sama, saat sedang bermain dan terdengar adzan, dan saat teman terjatuh. 

Sifat egosentris yang menjadi sifat khas pada balita apalagi ditambah adanya sibling rivalry menyebabkan anak menunjukkan sikap-sikap negatif dengan saudara kandungnya. Misalnya tidak mau berbagi mainan atau saling berebut, agresif secara non verbal (memukul, menggigit, mencubit, mendorong dan lain-lain), berbicara kasar atau berteriak, cuek dan tidak mau menolong. 

Seperti pada dua seri Bibo lainnya, di setiap gambar juga ada pilihan-pilihan sikap mana yang baik dan tidak baik. Misalnya, saat bermain dengan adik, "Manakah yang harusnya Bibo lakukan?". Anak diberi 2 pilihan: Bibo berebut mainan atau bermain bergantian. 

Bibo Saat Bermain dengan Adik (Sumber gambar: koleksi pribadi)
Bibo Saat Bermain dengan Adik (Sumber gambar: koleksi pribadi)

Kalau pengalaman Ibun Enok pada seri ketiga ini masih terus dalam upaya sounding. Mengingat bahwa anak Ibun Enok masih sangat egosentris di usianya sekarang yang mempunyai adik laki-laki balita 2 tahun. Sifat yang masih menjadi PR adalah belum mau berbagi mainan, menggoda adik sampai menangis, dan sifat-sifat iri lainnya. Semoga seiring perkembangannya dan terus mencontohkan anak lewat dongeng sifat-sifat yang menunjukkan adanya sibling rivalry tadi dapat hilang. 

Nah, Sobat Kompasiana cukup efektif bukan sounding ke anak melalui dongeng atau cerita? Salah satunya dengan cerita Bibo. Namun, dongeng cerita apa saja boleh, asalkan menarik dengan gambar-gambar dan jangan lupa gunakan metode read aloud atau membacakannya dengan suara keras dan bernada menarik. Happy Positive Parenting!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun