Mohon tunggu...
Retno Endrastuti (IBUN ENOK)
Retno Endrastuti (IBUN ENOK) Mohon Tunggu... Human Resources - Diary of Mind

Menyukai tulisan2 ringan dengan topik psikologi populer, perencanaan kota dan daerah, kuliner, handycraft, gardening, travelling...terutama yang kekinian

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Prinsip Hidup Orang Jepang Untuk Menghalau Malas dan Prokastinasi

15 Desember 2023   09:00 Diperbarui: 15 Desember 2023   09:01 355
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sobat Kompasiana, rasa malas dan prokastinasi (perilaku menunda-nunda pekerjaan) merupakan 2 hal yang lazim kita temui dan tak dapat dihindari dalam kehidupan sehari-hari. Ada banyak faktor yang dapat mempengaruhinya, diantaranya rasa lelah, bosan akan rutinitas, kurang dapat mengelola waktu dan menentukan skala prioritas, rasa tidak percaya diri akan kemampuan diri sendiri, mudah menyerah terhadap keadaan, merasa tidak punya solusi lagi, tidak yakin mempunyai harapan dapat berhasil mencapai tujuan dan faktor lingkungannya yang kurang memotivasi. Lantas, haruskah ketika kita dilanda rasa malas dan prokastinasi menyerah begitu saja tanpa melawannya?

Kita dapat mencoba belajar dari filosofi yang menjadi prinsip hidup orang Jepang agar dapat diterapkan untuk menghalau rasa malas dan prokastinasi. Menurut pengamatan Ibun Enok sewaktu di negeri sakura, orang Jepang tidak hanya terkenal dengan etos kerja, budaya malu dan disiplin yang tinggi, tetapi mereka juga memiliki prinsip hidup atau nilai-nilai kebaikan yang dipegang teguh dan mengakar dalam hidupnya. Tentunya kondisi lingkungan sekitar sangat mendukungnya.

Inilah prinsip-prinsip hidup orang Jepang tersebut yang patut kita teladani dan terapkan, yaitu:

1. IKIGAI

Artinya setiap orang harus memiliki alasan atau tujuan hidup yang jelas. Dengan menentukan alasan atau tujuan hidup, seseorang akan semakin menemukan kebermaknaan hidup.

Kita dapat memulai dari alasan bangun tidur setiap pagi hari. Jangan membayangkan sesuatu hal yang besar. Mulailah dari hal-hal simple dan sederhana untuk menemukan makna kebahagiaan hidup. Misalnya, bangun dengan rasa syukur dan mencium si kecil di samping kita, menikmati indahnya matahari terbit, minum teh hangat, memasak sarapan pagi, dan semacamnya.

Hal-hal sederhana ini berangsur-angsur nantinya tanpa kita sadari dapat membuat terus bersemangat dan bahagia saat melakukannya tiap hari tanpa terbebani. Dengan menyadari alasan kita hidup mulai dari bangun pagi dengan hal-hal simple dan sederhana akan muncul rasa syukur dan bahagia sehingga dapat mulai membangun harapan dan tahu persis apa yang harus diperjuangkan dalam hidup. Dengan kata lain memulai pagi dengan hal positif yang menjadi alasan dan tujuan hidup sehingga mampu membangkitkan semangat dan harapan hidup.

2. KAIZEN

Artinya perbaikan positif terus-menerus atau berkesinambungan. Kita berusaha fokus untuk memperbaiki diri ibaratnya menjadi 1% lebih baik setiap harinya. Jika kita ingin berubah menjadi lebih baik tentunya tidak dapat secara instan hasilnya, harus bertahap dimulai dari kebiasaan-kebiasaan kecil yang penting konsisten dan berkesinambungan.

Dengan meniatkan untuk berubah menjadi pribadi yang lebih baik sedikit demi sedikit dan terus menerus, maka kita akan lebih termotivasi dan lebih rajin menjalani aktivitas sehingga mengarah menuju kesuksesan atau tujuan yang kita harapkan. Misalnya saja, mulai membiasakan menata tempat tidur setiap pagi, berolahraga jalan kaki 10 menit, bersedekah 1000 setiap hari, jika sering tidak percaya diri di depan umum dapat berlatih setiap hari sebentar saja di dalam pikiran seolah-olah kita sedang memberikan presentasi di depan umum lalu berlatih di depan kaca, dan sebagainya. Jangan lupa berikan hadiah atau reward pada diri sendiri atas kemajuan atau keberhasilan yang telah dicapai setelah upaya kaizen.

3. SHOSHIN

Artinya melakukan segala aktivitas dengan cara pandang pemula. Dengan prinsip shoshin kita dapat belajar untuk memandang segala sesuatu dengan point of view atau cara pandang baru. Tinggalkan cara pandang lama yang mungkin sudah terlanjur melekat / menjadi mindset dan mencoba menggunakan cara pandang yang baru.

Dengan demikian aktivitas, masalah dan tantangan hidup yang kita hadapi setiap hari apabila dilihat dengan cara pandang baru dapat membuat kita lebih termotivasi dan bersemangat ketika menjalaninya.

4. HARA HACHI BU 

Artinya kebiasaan berhenti makan jika sudah cukup merasa kenyang. Intinya makanlah dengan bijaksana.

Dalam ajaran muslim pun sebenarnya juga mengajarkan untuk makan secara tidak berlebihan atau jangan terlalu kenyang, karena efeknya menimbulkan bahaya sakit perut, juga rasa malas. Hukumnya pun dari makruh bisa menjadi haram. Seperti beberapa hadits berikut ini (muslim.or.id):

- "Larangan kekenyangan dimaksudkan pada kekenyangan yang membuat penuh perut dan membuat orangnya berat untuk melaksanakan ibadah dan membuat angkuh, bernafsu, banyak tidur dan malas. Bisa jadi hukumnya berubah dari makruh menjadi haram sesuai dengan dampak buruk yang ditimbulkan,misalnya membahayakan kesehatan, perut”(H.R. Ibnu Hajar).

- “Karena kekenyangan membuat badan menjadi berat, hati menjadi keras, menghilangkan kecerdasan, membuat sering tidur dan lemah untuk beribadah” (H.R. Imam Asy-Syafi'i).

Kembali ke prinsip hara hachi bu, menjadi pengingat kita untuk selalu menjaga pola makan yang sehat dan makan dengan porsi secukupnya sehingga dapat membantu menghalau rasa malas dan menjadi lebih semangat.

5. GANBARU 

Artinya berusaha atau bekerja keras, pantang menyerah dalam menyelesaikan sesuatu atau mencapai kesuksesan, serta melakukan yang terbaik. Prinsip inilah yang menjadikan orang Jepang berkomitmen dan etos kerja tinggi, pantang menyerah, dan mudah bangkit dari keterpurukan misalnya akibat bencana besar.

Oleh karena itu kita tak asing mendengar kata penyemangat yang sering dikatakan orang Jepang "Ganbatte Kudasai" yang berarti semangat atau jangan menyerah atau berusahalah sebaik mungkin. Secara tata bahasa, Ganbatte sendiri merupakan bentuk imperatif dari kata Ganbaru.

Dengan mencoba membangun semangat pantang menyerah dan melakukan yang terbaik dalam aktivitas keseharian kita, tentunya kita tidak lagi akan merasa malas dan menunda-nunda pekerjaan.

6. POMODORO

Artinya memecah beberapa tugas besar menjadi tugas-tugas yang lebih kecil agar terasa lebih mudah diselesaikan. Jika selalu dibayangi tugas besar di hadapan kita, pasti akan merasa malas untuk memulai mengerjakan. Nah, kita bisa memecah atau membagi tugas-tugas itu menjadi lebih kecil untuk bertahap dikerjakan. Kita dapat melawan rasa malas dengan mencoba fokus selama 25 menit melakukan bagian-bagian kecil pekerjaan, kemudian istirahat singkat selama 5 menit sesudahnya, sampai pekerjaan selesai.

Itulah beberapa prinsip hidup orang Jepang yang sekiranya dapat diteladani, sehingga membuat kita lebih semangat lagi dan termotivasi dalam menjalani aktivitas keseharian. Tidak lagi menjadi malas dan prokastinasi. Minimal 1 dari sekian prinsip tersebut dapat konsisten mulai kita coba terapkan secara bertahap sesuai kemampuan dan kondisi kita.

Selamat mencoba! Salam Serba Serbi WIBU !

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun