Mohon tunggu...
Retno Endrastuti (IBUN ENOK)
Retno Endrastuti (IBUN ENOK) Mohon Tunggu... Human Resources - Diary of Mind

Menyukai tulisan2 ringan dengan topik psikologi populer, perencanaan kota dan daerah, kuliner, handycraft, gardening, travelling...terutama yang kekinian

Selanjutnya

Tutup

Parenting Pilihan

Pola Asuh Otoritatif: Pilihan Terbaik Bagi Gaya Parenting Orangtua

4 Desember 2023   15:15 Diperbarui: 4 Desember 2023   15:27 255
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Pola Asuh (Sumber gambar: willowbabyshop.com)

Sobat Kompasiana, pola asuh anak dapat berpengaruh pada tumbuh kembang anak dan menentukan pembentukan karakter, kepribadian dan perilaku anak. Sebagai orang tua, terkadang secara tidak sadar akan menerapkan gaya parenting atau pola asuh sama yang diterimanya dari orang tuanya dulu. Tidak ada yang salah dengan pola asuh orang tua kita dulu. Namun, kita dapat berintropeksi diri kira-kira kekurangan diri yang diakibatkan dari pola asuh orang tua kita, sehingga pola asuh yang berdampak baik saja dan disesuaikan dengan perkembangan jaman yang dapat kita terapkan ke anak. Selain itu, ayah dan ibu harus sejalan dalam pola asuh dan terus membuka diri untuk belajar parenting. 

Jenis Pola Asuh

Seorang psikolog klinis dan perkembangan Diana Baumrind telah mengidentifikasi 4 gaya pola asuh yaitu (https://repository.ung.ac.id) : 

1. Authoritative parenting

Pola asuh otoritatif dikenal juga dengan pola asuh demokratis. Jenis pengasuhan ini mengutamakan komunikasi terbuka dua arah antara orang tua dan anak.

2. Authoritarian parenting

Pola asuh otoriter menuntut anak untuk patuh dan kontrol ketat terhadap perilaku anak dengan dalih tegas dalam mendisiplinkan anak. Anak tidak berhak menentukan pilihan sendiri. Anak lebih sering mendapatkan hukuman ketika berbuat salah daripada pujian ketika berperilaku baik atau mendapatkan prestasi. Orang tua sangat mengkontrol dan anak tidak boleh menyanggah. Ini merupakan gaya yang memaksa anak berperilaku sesuai dengan kehendak orang tua serta kurangnya komunikasi yang baik antara orang tua dan anak. 

3. Permissive parenting

Orang tua bersifat memberikan kebebasan penuh pada anak untuk berperilaku. Anak dibiarkan untuk berperilaku sesuai keinginannya tanpa aturan, arahan, batasan yang jelas, kendali dan hukuman dari orang tua. Dampaknya anak terkadang tidak tahu apakah perilakunya bertentangan dengan norma sosial. 

4. Uninvoleved / neglectful parenting

Pola asuh uninvolved/neglectful dicirikan dengan orang tua yang kurang responsif dan perhatian akan kebutuhan anak. Orang tua sangat sedikit atau hampir tidak pernah memberikan perhatian dan dukungan kepada anak. Selain itu, orang tua juga bersikap kurang hangat dan kasih sayang. Emosi anak diabaikan dan anak sering dibiarkan mengambil keputusan sendiri. Dengan kata lain, orang tua semacam lepas tangan dan tidak terlibat pada kehidupan keseharian anak. 

Lalu dari keempat gaya pola asuh tersebut mana yang paling baik diterapkan? Ya, tentunya jawabannya adalah Pola Asuh Otoritatif. Kesimpulannya, pola asuh otoritatif merupakan cara mendidik dimana orang tua memberikan pengasuhan yang senantiasa mendukung dan bersikap responsif terhadap kebutuhan dan perkembangan anak, namun tetap memberi batasan-batasan pada anak yang tegas. Orangtua berupaya menjalin komunikasi yang terbuka dengan anak. Dalam hal ini, orangtua akan bersedia mendengarkan pendapat anak mengenai peraturan yang diterapkan.

Orangtua dengan pola asuh otoritatif akan memiliki kepercayaan pada anak jauh lebih tinggi daripada gaya otoriter. Anak diberikan kepercayaan untuk menentukan pilihan, orang tua hanya memberikan saran dan masukan sebagai pertimbangan. Setiap pilihan anak akan didukung oleh orang tua otoritatif. Dalam pola asuh ini akan tercipta kondisi saling menghargai antara orang tua dan anak. 

Anak yang diasuh dengan pola asuh otoritatif akan terlihat cenderung lebih bahagia, ceria, percaya diri, bertanggung jawab, mempunyai kontrol diri dan kemandirian, berorientasi pada prestasi dan berperilaku sesuai dengan usia perkembangannya. Selain itu, mereka mampu untuk bersosialisasi baik dengan teman dan lingkungannya, mampu bekerja sama dengan orang dewasa, dan memiliki kemampuan mengelola stress dengan baik (Santrock, 2010).

Ibun Enok jadi miris mendengar cerita-cerita di lingkungan sekitar tentang anak yang berani membully temannya dengan memukul dan anak yang terlibat gank, kenakalan remaja dan kejahatan. Ternyata selidik punya selidik kalau dilihat latar belakangnya mempunyai orang tua yang suka memanjakan, permisif, atau sebaliknya dari orang tua otoriter yang cenderung menerapkan didikan keras ke anaknya. Di satu sisi anak dari orang tua permisif terlalu dibebaskan sehingga tidak tahu batasan-batasan yang baik, di lain sisi anak dari orang tua otoriter akan meniru agresivitas dari orang tuanya. Keduanya juga kurang perhatian dari orang tua. 

Menurut situs overcomewithus.com, pola asuh otoritatif menjadi pilihan yang paling efektif dan direkomendasikan oleh para psikolog dibandingkan 3 gaya pola asuh lainnya. Tipe gaya parenting ini membantu menyiapkan anak ke arah keseimbangan dan kehidupan yang sukses secara fisik, kognitif, emosional, sosial dan akademik. Nampaknya idealis, namun kenapa tidak kita coba untuk menjadi orang tua terbaik bagi anak?

Salam positive parenting!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun