Pola asuh uninvolved/neglectful dicirikan dengan orang tua yang kurang responsif dan perhatian akan kebutuhan anak. Orang tua sangat sedikit atau hampir tidak pernah memberikan perhatian dan dukungan kepada anak. Selain itu, orang tua juga bersikap kurang hangat dan kasih sayang. Emosi anak diabaikan dan anak sering dibiarkan mengambil keputusan sendiri. Dengan kata lain, orang tua semacam lepas tangan dan tidak terlibat pada kehidupan keseharian anak.Â
Lalu dari keempat gaya pola asuh tersebut mana yang paling baik diterapkan? Ya, tentunya jawabannya adalah Pola Asuh Otoritatif. Kesimpulannya, pola asuh otoritatif merupakan cara mendidik dimana orang tua memberikan pengasuhan yang senantiasa mendukung dan bersikap responsif terhadap kebutuhan dan perkembangan anak, namun tetap memberi batasan-batasan pada anak yang tegas. Orangtua berupaya menjalin komunikasi yang terbuka dengan anak. Dalam hal ini, orangtua akan bersedia mendengarkan pendapat anak mengenai peraturan yang diterapkan.
Orangtua dengan pola asuh otoritatif akan memiliki kepercayaan pada anak jauh lebih tinggi daripada gaya otoriter. Anak diberikan kepercayaan untuk menentukan pilihan, orang tua hanya memberikan saran dan masukan sebagai pertimbangan. Setiap pilihan anak akan didukung oleh orang tua otoritatif. Dalam pola asuh ini akan tercipta kondisi saling menghargai antara orang tua dan anak.Â
Anak yang diasuh dengan pola asuh otoritatif akan terlihat cenderung lebih bahagia, ceria, percaya diri, bertanggung jawab, mempunyai kontrol diri dan kemandirian, berorientasi pada prestasi dan berperilaku sesuai dengan usia perkembangannya. Selain itu, mereka mampu untuk bersosialisasi baik dengan teman dan lingkungannya, mampu bekerja sama dengan orang dewasa, dan memiliki kemampuan mengelola stress dengan baik (Santrock, 2010).
Ibun Enok jadi miris mendengar cerita-cerita di lingkungan sekitar tentang anak yang berani membully temannya dengan memukul dan anak yang terlibat gank, kenakalan remaja dan kejahatan. Ternyata selidik punya selidik kalau dilihat latar belakangnya mempunyai orang tua yang suka memanjakan, permisif, atau sebaliknya dari orang tua otoriter yang cenderung menerapkan didikan keras ke anaknya. Di satu sisi anak dari orang tua permisif terlalu dibebaskan sehingga tidak tahu batasan-batasan yang baik, di lain sisi anak dari orang tua otoriter akan meniru agresivitas dari orang tuanya. Keduanya juga kurang perhatian dari orang tua.Â
Menurut situs overcomewithus.com, pola asuh otoritatif menjadi pilihan yang paling efektif dan direkomendasikan oleh para psikolog dibandingkan 3 gaya pola asuh lainnya. Tipe gaya parenting ini membantu menyiapkan anak ke arah keseimbangan dan kehidupan yang sukses secara fisik, kognitif, emosional, sosial dan akademik. Nampaknya idealis, namun kenapa tidak kita coba untuk menjadi orang tua terbaik bagi anak?
Salam positive parenting!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H