Sobat Kompasiana, pola asuh anak dapat berpengaruh pada tumbuh kembang anak dan menentukan pembentukan karakter, kepribadian dan perilaku anak. Sebagai orang tua, terkadang secara tidak sadar akan menerapkan gaya parenting atau pola asuh sama yang diterimanya dari orang tuanya dulu. Tidak ada yang salah dengan pola asuh orang tua kita dulu. Namun, kita dapat berintropeksi diri kira-kira kekurangan diri yang diakibatkan dari pola asuh orang tua kita, sehingga pola asuh yang berdampak baik saja dan disesuaikan dengan perkembangan jaman yang dapat kita terapkan ke anak. Selain itu, ayah dan ibu harus sejalan dalam pola asuh dan terus membuka diri untuk belajar parenting.Â
Jenis Pola Asuh
Seorang psikolog klinis dan perkembangan Diana Baumrind telah mengidentifikasi 4 gaya pola asuh yaitu (https://repository.ung.ac.id) :Â
1. Authoritative parenting
Pola asuh otoritatif dikenal juga dengan pola asuh demokratis. Jenis pengasuhan ini mengutamakan komunikasi terbuka dua arah antara orang tua dan anak.
2. Authoritarian parenting
Pola asuh otoriter menuntut anak untuk patuh dan kontrol ketat terhadap perilaku anak dengan dalih tegas dalam mendisiplinkan anak. Anak tidak berhak menentukan pilihan sendiri. Anak lebih sering mendapatkan hukuman ketika berbuat salah daripada pujian ketika berperilaku baik atau mendapatkan prestasi. Orang tua sangat mengkontrol dan anak tidak boleh menyanggah. Ini merupakan gaya yang memaksa anak berperilaku sesuai dengan kehendak orang tua serta kurangnya komunikasi yang baik antara orang tua dan anak.Â
3. Permissive parenting
Orang tua bersifat memberikan kebebasan penuh pada anak untuk berperilaku. Anak dibiarkan untuk berperilaku sesuai keinginannya tanpa aturan, arahan, batasan yang jelas, kendali dan hukuman dari orang tua. Dampaknya anak terkadang tidak tahu apakah perilakunya bertentangan dengan norma sosial.Â
4. Uninvoleved / neglectful parenting