"Kalau aku ingin bertemu alien," kata Jehan, "Sekalian aku ingin menangkap nya!"
"Kau percaya alien itu ada?" Tanya Nathan.
"Tentu saja! Buktinya dia selalu repot-repot datang dari planet Mars untuk mengirim ku makanan."
"Kau terlalu polos atau apa sih Je? Hahaha"
  Jehan menatap Nathan dengan keheranan. Dahi nya mengernyit, kemudian muka berubah masam. Ia seperti merasa di remehkan, seakan ceritanya barusan adalah karangan belaka.
"Aku lah alien nya yang selama ini mengirimkan kotak makan itu," penuturan Nathan membuat Jehan termenung sejenak.
"Ah, yang bener..."
"Of course, aku juga yang membuat janji untuk bertemu di taman ini" ujar Nathan, "Aku memakai nama samaran sebagai alien agar tidak dikenali dan tujuan ku mengirim makanan agar kau tidak kelaparan dan pingsan lagi."
"Kau benar-benar melakukannya agar aku tidak kelaparan?"
"Hm... Sebenarnya karena aku juga menyukai mu"
  Singkat, padat dan cukup membuat Jehan terdiam seribu bahasa. Rupanya anak laki-laki yang selama ini ia anggap mengganggu dan cerewet, ternyata begitu peduli. Bahkan ia rela datang pagi hari sekali untuk menaruh kotak makan, tanpa diketahui siapapun. Lalu apakah Jehan juga merasakan hal yang sama seperti Nathan?