Jehan pun mengikuti arahan tersebut dan memilih berdiri barisan di paling belakang seraya bersandar pada pagar pembatas lapangan. Mendengus kasar, Jehan menatap teman-teman nya dengan malas.
Â
"Jehan ayo semangat, hari ini cuma latihan melempar bola ke ring, kok!" Ucap salah satu teman perempuan yang ada didepan Jehan.
"Beneran nih, Olivia?"
"Iya, nanti abis ini aku traktir cimol"
"Mau! Oke abis ini aku semangat!"
  Seperti tanaman yang baru saja disiram, tiba-tiba Jehan kembali bersemangat. Tubuh nya kembali berdiri tegap dan senyum terukir di wajahnya. Memang kalau soal makanan ia tak pernah menolak. Ketika semua anak perempuan sudah mendapat giliran melempar bola basket ke ring, kini saat nya Jehan.Â
Namun ada yang terlihat aneh dengan nya, wajah tampak pucat seperti orang yang belum makan lima hari. Benar saja, bukan melempar bola basket ke dalam ring, malah bola nya mengenai tiang kemudian memantul kearah kepala nya sendiri. Alhasil Jehan pingsan ditengah
lapangan. Ya ampun...
                   ***
  Begitu Jehan membuka mata, rupanya ia sudah berada di klinik sekolah. Ketika menoleh ke kanan dan kiri mendapati ada perawat sekolah serta Nathan yang menunggu dengan cemas.
"Aku laper..." kata pertama yang Jehan ucapkan saat baru siuman.
  Perawat sekolah terkekeh mendengar hal tersebut, sementara Nathan menggelengkan kepala keheranan.