Mohon tunggu...
Retno AyuMufarida
Retno AyuMufarida Mohon Tunggu... Mahasiswa - I'm from Sidoarjo

Mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya dengan kosentrasi Broadcasting

Selanjutnya

Tutup

Film

Resensi Film "Joker": Smile Even When It Hurts"

28 Oktober 2021   01:42 Diperbarui: 28 Oktober 2021   01:48 1569
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Film. Sumber ilustrasi: PEXELS/Martin Lopez

Joker adalah sebuah film yang mengangkat seorang karakter dari komik, film yang dibintangi oleh Joaquin Phoenix ini amatlah gelap. Awalnya pembuatan Joker ini sempat mendapat pertentangan karena bernuansa suram. Rasa pilu, tragis dan kegilaan rasanya melekat pada seluruh bagian dari film Joker. Film garapan dari sutradara Todd Phillips ini telah dinanti nanti oleh para penikmat film. Dengan anggaran produksi senilai 70 juta dollar AS, film Joker meraih box office hingga 1.07 miliar dollar AS atau sekitar Rp 16,5 triliun.

Film Joker ini banyak menayangkan adegan kekerasan yang tentunya bisa mempengaruhi mental dari para penontonnya. Film yang diperankan oleh Joaquin Phoenix ini mendapatkan rating 17+, tentu saja jika film ini tidak layak dikonsumsi oleh anak-anak dibawah umur anjuran. 

Joker yang berlatar belakang di kota Gotham ini bermula dari seorang  bernama Arthur Fleck yang menjalani kehidupan sehari-harinya dengan bekerja sebagai seorang badut. Menjadi seorang badut ia kerap kali dilecehkan oleh orang-orang sekitarnya karena menganggap Arthur adalah orang yang miskin. Arthur tidak mempunyai sosok ayah disisinya, satu-satunya kerabat yang ia miliki adalah ibunya yang rapuh, Penny Fleck yang diperankan oleh Frances Conroy.

Selain kesibukannya bekerja sebagai badut, ketika sesampainya di rumah ia merawat dan menghibur ibunya yang sedang sakit keras. Namun, ibunya tersebut lebih tertarik dan perhatian  kepada surat-surat yang ia kirimkan kepada calon Walikota Gotham yang tak kunjung mendapatkan balasan. 

Arthur mengidap penyakit mental Pseudobulbar Affect yang menyebabkan bisa tertawa terbahak-bahak tanpa henti walau tanpa sebab, bahkan ketika berada dalam situasi yang tidak lucu. Dengan kata lain, suasana hati si penderita bisa bertolak belakang dengan ekspresi yang ia tampilkan. Arthur akan mendadak tertawa, semisal saat ia mendapat penolakan dari orang, yang membuat orang semakin menganggap dirinya aneh.

Berada dalam era di tahun 1981, Joker menceritakan awal mula kekacauan yang terjadi di kota Gotham. Rusuhnya kota Gotham yang sering kita jumpai mulai dari orang jahat berkeliaran, perbedaan antara si kaya dan si miskin, dan kekecewaan terhadap kinerja pemerintah. 

Dan Arthur Fleck adalah salah satu orang yang gagal bereaksi terhadap permasalahan itu. Nahasnya, ia harus menghadapi semuanya seorang diri. Segala permasalahan yang malang dan mengenaskan itu dialami oleh Arthur yang sebenarnya juga tumbuh denga trauma dari masa kecil yang membekas dalam kejiwaannya.

Pada saat Arthur mengunjungi psikiaternya ia diminta psikiaternya untuk menunjukan buku hariannya. Makna dari buku tersebut menggambarkan kesehariannya dan buku tersebut dijadikan sebagai buku leluconnya. Dan pada buku tersebut ia menuliskan "Kuharap kematianku menghasilkan lebih banyak uang daripada hidupku".

Arthur sudah menggunakan tujuh jenis obat yang berbeda namun ia ingin menambahkan dosis di obatnya. Arthur diberi panggilan "Happy" oleh ibunya namun panggilan itu rasanya berbalik dengan faktanya bahwa ia tidak Bahagia sekalipun.

Ada suatu momen ketika Arthur pulang ke rumah setelah ia dipecat dari pekerjaannya di perusahaan penyedia jasa badut. Di kereta api, Arthur yang masih mengenakan dandanan badutnya sedang berada di gerbong yang sama dengan tiga lelaki necis yang sedang menggoda seorang wanita. 

Wanita itu memandang Arthur seolah membutuhkan pertolongannya, pada saat itu penyakit Arthur kambuh dan ia mulai tertawa tanpa henti. Wanita itu pergi ketika perhatian ketiga lelaki itu teralihkan oleh tawa Arthur dan mereka mulai memukulinya. Namun naasnya, Arthur spontahn mengeluarkan pistol dan menembaki ketiganya.

Pada saat itu sirkulasi baru dimulai di kota Gotham, polisi membulai memburu badut tersangka pembunuhan tiga anak kaya raya pekerja terhormat di Wayne Corp. Sementara reaksi dari warga yang muak dengan jalannya pemerintahan yang bobrok itu menjadikan topeng dan dandanan badut sebagai sebuah symbol protes. 

Setelah Arthur dipecat, ia mencoba peruntungan baru dan mencoba terjun ke dunia Stand Up Comedy di bar. Namun kejadian yang tidak diinginkan oleh Arthur pun terjadi, pada penampilan pertamanya penyakit Arthur pun kambuh lagi namun ia tetap berusaha melanjutkan kalimat sembari tawanya yang tak bisa dihentikan. Penonton menatap Arthur dengan tatapan aneh.

Rekaman komedi tunggalnya tersebut kemudian diputar di Talk Show televisi yaitu Live! With Murray Franklin yang dipandu oleh Murray Franklin. Padahal jauh sebelum itu Arthur Fleck sangat menggemari Murray Franklin dan acara tersebut. Arthur dibuat kecewa oleh Murray Franklin dan ia menjadi bahan olok-olokan saat ia diundang untuk datang ke acara tersebut. Mulai dari sinilah konflik dari film ini berlatar. Seorang Joker lahir di studio televisi lalu disambut dengan kekacauan besar yang meluap di jalanan.

Joker membuat penonton berfikir untuk bersimpati pada penjahat. Sebab jika kita telaah dari jalan cerita film ini adalah bagaimanapun ia tadinya adalah orang yang baik dan mencoba untuk menjadi sebaik mungkin. Sampai kemudian beberapa pihak seperti keluarga, masyarakat dan bahkan pemerintah bisa merubah orang itu menjadi jahat. Pada suatu ketika ia sadar sudah tak punya apa-apa lagi. Dan ia menjadi Joker yang tidak memiliki rasa takut pada apapun itu.

Joker membawa emosi penonton seakan naik-turun sehingga merasa lelah karena cerita nya yang padat dengan unsur psikologi, yang membuat kita seakan masuk ke dalam karakter Arthur Fleck. Arthur mendapatkan perlakuan tidak baik dari lingkungannya, dia dirundung, dipukuli remaja nakal, mendapat tuduhan oleh atasannya yang kemudian berakhir pada pemecatan dari pekerjaannya, di khianati oleh temannya sendiri, sehingga dia mengalami stress karena memiliki penyakit gangguan mental yang tidak akan sembuh.

Kemudian pada film itu juga terlihat bahwa menghargai perasaan orang lain itu penting. Dalam film ini, penonton dibawa untuk melihat sudut pandang dari seorang Arthur Fleck. Ia sangat tidak di hargai oleh lingkungan sekitarnya, dari dirundung, dipecat tanpa alasan, dan di khianati teman kerja. Dengan musibah yang menimpa Arthur, ia mengeluarkan sisi gelap dirinya di akhir film.

Kelebihan dan kekurangan :

Film Joker membuat penonton bersimpati. Karakter Arthur yang membuat penonton bersimpati karena jalan kisah hidupnya yang diterpa banyak masalah mulai dari penyakit mental, dianiaya dan dilecehkan orang lain serta difitnah melakukan hal yang tidak ia perbuat. Kekurangan dari film joker sendiri adalah Penonton dengan riwayat mental tidak disarankan menonton film ini. Karena adegan-adegan yang ada dalam film Joker membuat mental para penonton cukup terguncang.

Pemain : Joaquin Phoenix, Robert Anthony De Niro, Frances Hardman Conroy

Tanggal rilis : 2 Oktober 2019

Sutradara : Todd Phillips

Produser : Todd Phillips, Bradley Charles Cooper, Emma Tillinger Koskoff

Penulis : Todd Phillips, Scott Silver

Durasi : 2 jam 2 menit.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun