Mohon tunggu...
Retno Ayu Fitriana
Retno Ayu Fitriana Mohon Tunggu... Guru - Guru

Saya sebagai mahasiswa PPG Dalam Jabatan kategori 2 tahun 2022 di LPTK Universitas Ahmad Dahlan

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Akelerasi Literasi Digital Bagi Guru dan Siswa di Tengah Era Digital 4.0 untuk Kemajuan Pendidikan Indonesia

9 Desember 2022   10:16 Diperbarui: 9 Desember 2022   11:20 374
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Literasi digital sudah dimasukkan dalam Kurikulum 2013 sejak tahun 2017. Akan tetapi pelaksanaannya masih terganjal oleh reformasi paradigma pendidikan yang belum maksimal. Di sisi lain, banyak guru yang merasa belum siap dengan proses pembelajaran yang mengandalkan perangkat TIK. Kendalanya terletak pada penguasaan teknologi dan informasi yang masih rendah.

            Adanya pandemi Covid-19 menjadikan perubahan dalam sistem pendidikan terjadi begitu cepat dan mendadak. Larangan untuk mengadakan pembelajaran tatap muka langsung, memaksa pihak sekolah untuk menerapkan Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ). Guru yang semula terbiasa mengajar dengan mengandalkan buku cetak dan alat-alat manual, mau tidak mau harus meningkatkan skill mengoperasikan aplikasi dan alat digital untuk melangsungkan pembelajaran jarak jauh. Pada masa ini, keterampilan menguasai aplikasi dan alat digital menjadi tantangan tersendiri bagi guru. Guru harus cepat beradaptasi dengan berbagai aplikasi digital yang dapat tersedia.

            Peningkatan literasi digital bagi guru jangan hanya semata-mata untuk memenuhi persyaratan keberlangsungan pembelajaran daring, akan tetapi untuk kebutuhan proses belajar di era digital ini. Upaya peningkatan kemampuan literasi digital tentunya harus diimbangi dengan pelatihan literasi digital bagi guru. Pengetahuan yang cukup dan kreativitas guru juga sangat diperlukan untuk menciptakan iklim belajar yang menyenangkan. Kreativitas dalam proses belajar tidak lepas dari literasi digital yang dimiliki oleh guru. Semakin tinggi dan bervariasi literasi digital yang dimiliki oleh guru, maka akan semakin menarik proses pembelajarannya. Konten-konten materi yang kreatif akan menarik minat siswa dalam mengikuti pembelajaran.

Literasi Digital bagi Siswa

Anak-anak yang saat ini mengenyam pendidikan di bangku sekolah terlahir dari Generasi Z atau Gen Z, yaitu generasi yang lahir antara tahun 1997 sampai 2012. Menurut Rakhmah (2021), salah satu hal yang menonjol dari generasi Z adalah mampu memanfaatkan perubahan teknologi dalam berbagai sendi kehidupan mereka. Teknologi yang mereka gunakan sama alaminya seperti mereka bernapas.

Meskipun tidak disuguhkan dengan gawai sejak dini, akan tetapi seiring perkembangan zaman, anak-anak Generasi Z mampu beradaptasi dengan cepat terhadap teknologi. Sekarang ini, anak-anak hampir tidak pernah lepas dari gawai. Entah untuk bermedia sosial, bermain game, atau untuk belajar. Namun, fakta di lapangan, anak-anak yang berstatus sebagai pelajar sekolah lebih tertarik menggunakan gawai untuk bermain game atau bermedia sosial daripada untuk belajar. Hal ini yang menjadi keprihatinan bagi guru maupun orang tua.

Kemampuan siswa tanpa diimbangi dengan literasi digital justru akan membuat mereka menggunakan teknologi hanya untuk keperluan yang tidak bermanfaat. Di sisi lain, dengan kompetensi literasi digital yang baik akan membuat siswa mampu menyaring banyaknya isu dan informasi yang bertebaran di internet dan media sosial. Kompetensi ini akan membantu mereka dalam memahami informasi hoax dan melindungi diri selama mereka berselancar di dunia maya agar terhindar dari perundungan online (cyberbullying) dan perlindungan terhadap privasi serta penipuan.

Implementasi dalam Proses Pembelajaran

            Literasi digital pada pembelajaran adalah bagaimana guru dan siswa mampu mengolah informasi dari perangkat digital dan digunakan sebagai panduan dalam proses pembelajaran. Untuk menanamkan literasi digital dalam proses pembelajaran dibutuhkan kerjasama antara beberapa pihak, yaitu siswa, guru, dan pihak sekolah. Siswa harus memiliki keterampilan dalam menggunakan aplikasi dan perangkat digital. Guru harus memiliki skill, kreativitas, dan inovasi dalam proses pembelajaran literasi digital. Sementara, pihak sekolah harus memberikan fasilititas kepada warga sekolah dalam mengembangkan literasi digital di sekolah. Implementasi literasi digital di sekolah merupakan hal yang penting agar semua pihak dapat mencapai kesadaran untuk indikasi kemajuan pendidikan di Indonesia.

            Saat ini proses pembelajaran di sekolah belum dapat dilaksanakan full day seperti saat sebelum pandemi. Pembelajaran daring masih digunakan beriringan dengan pembelajaran tatap muka terbatas di sekolah. Dalam proses pembelajaran secara daring, guru dapat menggunakan e-learning atau Learning Management System (LMS) dengan memanfaatkan fitur-fitur yang tersedia. Mengelola kuis atau ulangan dengan menggunakan aplikasi tersebut lebih praktis karena guru akan langsung mendapatkan skor setelah siswa selesai mengerjakan serta memudahkan siswa dalam mengerjakan soal karena dapat diakses melalui gawai yang mereka miliki.

            Dalam proses pembelajaran, metode atau model pembelajaran juga harus dipilih dengan lebih cermat supaya siswa tidak bosan dengan metode yang monoton. Salah satu metode pembelajaran yang dapat dipilih yaitu project based learning. Metode pembelajaran yang menggunakan proyek atau kegiatan sebagai media akan menuntut siswa untuk lebih aktif selama proses belajar. Pembelajaran berbasis proyek menjadi salah satu sarana yang dapat memfasilitasi siswa dalam meningkatkan kemampuan literasi digital. Dengan metode pembelajaran ini siswa dapat menentukan media mana yang akan digunakan untuk menyelesaikan tugas serta mencari referensi yang tepat dari berbagai sumber dalam menyelesaikan tugas.

  • PENUTUP

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun