Mohon tunggu...
Retno Asih
Retno Asih Mohon Tunggu... Administrasi - Retno Asih

Halo. Aku Retno,

Selanjutnya

Tutup

Horor Pilihan

10 Hari yang Mencekam

9 Juni 2024   07:49 Diperbarui: 9 Juni 2024   10:45 129
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Kamu ngeh ga, di ruangan apartemen yang dipakai buat sholat? disana tuh hawanya pengap, gelap, sesak, ga enak banget. Padahal itu tempat sholat loh. Mana pas sholat berasa dibelakang ada apa-apa. Jadi ga khusyuk sholatnya."

Aku bekerja sambil memikirkan ucapan-ucapan para karyawan itu, kadang merenung apakah aku bisa tinggal disana sampai waktu kepulangan.

Akhirnya kita memberanikan diri untuk tetap tinggal di apartemen B, walaupun dengan perasaan takut yang luar biasaa. Terkadang cuma perasaan kami aja yang parno, jadi kesannya kaya takut bangett. Padahal tidak ada apa-apa. Sampai kami melaksanakan sholat di kamar, tidak berani di ruangan yang khusus untuk sholat.

Terkadang, saat di lift bareng tetangga, mereka memang masih membahas kejadian-kejadian bunuh diri di apartemen. Terkadang ada tetangga yang menasehati kita kalo di lift jangan ganjil-ganjil orangnya. Nanti digenap in sama yang ga kelihatan. Pernah ada juga yang menceritakan di sebelah apartemen kami ada yang meninggal tapi ga ketahuan sampai busuk, karena dia tinggal sendirian.

Sampai akhirnya, tepat di hari ke-10. Sehabis sholat maghrib, aku bersama temanku hendak membuang sampah di ujung lorong. Karena beberapa hari terakhir tidak ada kejadian horor, jadi kami merasa santai. Sepanjang keluar pintu apartemen sampai di ujung lorong aku besenda gurau dengan temanku, dan ketika sampai di pintu pembuangan sampah.

"Kok baunya busuk banget ga kaya biasanya ya" celetuk temanku.

"Ya namanya di pembuangan sampah, kalo wangi ya toko par..

Belum selesai aku menjawab, tiba-tiba..

"Aaaaaaaaaaaa"

Temanku menjerit dan seketika menangis dengan suara lantang. Aku seketika melihat kedalam ruangan pembuangan sampah dan melihat ada yang berdiri disana, bentuknya seperti permen sugus alias si poci dengan muka yang busuk penuh darah.

reflek sampah yang aku bawa terjatuh saking takutnya, dan kami berlari menuju kamar. Kami berdua menangis saking takutnya, kedua teman kami bingung dan menanyakan ada apa. Setelah tenang aku bercerita, dan langsung menelepon guru pembimbing dengan maksud mengutarakan kami udah ga betah di apartemen B, kami minta pindah, dan kemudian semuanya kami ceritakan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Horor Selengkapnya
Lihat Horor Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun