Aku spontan langsung menanyakan ke suami apakah tadi sudah pulang? Kemudian pergi lagi?
Suamiku yang memang mempunyai temperamen yang buruk pun auto ngegas "matanya liat gak? Aku udah pulang apa belum? Jelas-jelas baru pulang ditanya kaya gitu. Mikir dulu dong sebelum nanya tuh!"
Deg. Gimana sih rasanya kalo kita nanya baik-baik eh yang diajakin ngobrol jawabnya super ngegas. Aku kecewa dan hanya terdiam. Kubiarkan dia melakukan aktivitasnya sepulang kerja dahulu, ganti baju dan mencari rumput. Aku berniat bertanya setelah dia pulang.
1,5 jam kemudian. Setelah dia mandi dan masuk kamar. Aku bertanya lagi apakah tadi sudah pulang kemudian pergi lagi? Yups, sesuai dugaan. Dijawabnya sama persis ngegasnya seperti tadi. Aku pun merasa sangat kecewa, aku tak kuasa membendung air mata untuk tidak mengalir. Sesak di dada.
"Kamu tau gasih, tadi ada orang persis kamu. Dia masuk rumah, nengokin ke dalam kamar. Terus ditutup lagi pintunya. Aku ga ada pikiran macem-macem apapun. Soalnya kupikir itu kamu, eh pas aku keluar kamar kok ga ada tas kamu. Ga ada juga kamu di toilet, dan kamu tau ga? Kloset kamu warnanya merah darah kentel pol, aku udah mikir yang macem-macem kukira kamu yang berak darah. Eh aku chat wa ternyata kamu baru mau pulang." Celotehku panjang tanpa mempedulikan dirinya, aku capek dengan sifat temperamennya.
"terus dia siapaa?" suamiku nanya ke aku.
"Ya aku mana tau dia siapaa, kamu yang rumahnya disini. Kenapa kamu ada 2? Jangan-jangan dia genderuwo yang mendo-mendo jadi kamu?" ucapku
"Mana ada genderuwo keluar siang bolong begini, bulan ramadhan pula." Sangkalnya.
Sudah, aku tak menjawab lebih panjang lagi karena ku tahu nanti bakalan jadi perdebatan yang lebih Panjang dan serius. Aku pun memutuskan untuk pergi ke rumah tetangga yang biasa aku sambangi setiap harinya, anggap saja namanya bu siti. "aku akan bercerita kepada bu siti, liat aja nanti."
"Assalamualaikum bu."
"Waalaikumsalam nduk, sini masuk. Tumben udah keluar jam segini. Biasanya nanti agak sore baru main." Kata bu siti.