"Kedua, kamu gadis yang sangat kuat, kamu bisa melewati masa-masa sulitmu yang mungkin tak bisa dilakukan oleh anak-anak lain, bahkan oleh diriku. Kamu selalu berusaha ceriadan pandai menempatkan dirimu dalam situasi apapun. Aku belum pernah mengalami hal sesulit yang pernah kamu alami, karena mungkin aku memang tak mampu melaluinya".
" Ketiga, kamu gadis yang sederhana, yang selalu bersikap apa adanya tapi tetap beradab. Aku yakin semua orang menyukaimu karena sikapmu yang sangat ramah dan ceria. Tidak sepertiku yang mungkin ada diantara teman-teman yang tidak menyukaiku Karen aku terlihat sombong dengan sikap pendiamku."
 "Keempat, sebenarnya kamu cerdas dan kamu adalah penulis yang hebat, hanya saja kamu selalu menilai kalau itu hanya kebetulan dan hanya sekedar candaanmu saja. Apa kamu pernah belajar atau mencoba mengerjakan PR mu?" Sari menatapku penuh antusias. " ehhmm enggak!" jawabku singkat sambil menggeleng-gelengkan kepala. " Tapi nilai ulanganmu lumayan kan, setidaknya di atas standar, apalagi kalau kamu belajar pasti lebih bagus lagi. Kamu juga belum berani menuliskan apa yang ingin kamu tulis. Kamu hanya menceritakannya saja padaku., padahal kalau kamu mau pasti karyamu sangat bagus. Coba deh renungkan kata-kataku tadi!." Aku diam membisu mendengar seluruh pemaparan Sari yang terdengar ekstrim.
"Terus yang kelima apa?." Tanyaku penasaran. " yang kelima kamu cantik dan sangat istimewa, makanya di kelas ini ada cowok yang diam-diam naksir kamu. Ciyee !" ledek Sari sambil mencubit lenganku. " hah ! siapa ?" tanyaku penuh antusias. " Rahasia dong !" Sari berdiri lalu meninggalkanku dengan sejuta kebingungan.
Sari benar, harusnya aku bersyukur dengan apa yang aku punya , tidak semua orang bisa merasakan kasih sayang seorang ibu, dan selama ini bukannya aku tak mempunyai kelebihan apapun, tapi aku hanya mengkhayalkannya tanpa mau berusaha menekuninya. Dan aku penasaran siapa cowok yang dimaksud Sari, aku kmbali ke tempat dudukku dengan senyum penuh arti, terima kasih Sari,
Bukan mawar yang indah dan mempesona
Bukan tulip yang cantik dan jenjang
Tapi aster yang sederhana dan berwarna
     Â
       Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H