Mohon tunggu...
Retno Palupi
Retno Palupi Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi-NIM 55521120057 Dosen Pangampu Prof. Dr. Apollo, M.Si, Ak, Universitas Mercu Buana

Kampus UMB Dosen Pengampu Prof. Dr, Apollo, M.Si.Ak Jurusan Magister Akuntansi Mata Kuliah Pajak Internasional dan Pemeriksaan Pajak

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Kuis 15_Kertas Kerja Audit_Menemukan Barang Bukti dan atau Alat Bukti

30 Juni 2023   12:04 Diperbarui: 30 Juni 2023   12:09 164
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Penulis membahas terkait Penemuan Barang Bukti dan Alat Bukti dalam Konteks Investigasi Teknik Audit dan Teknik Perpajakan dengan dasar pemikiran: Satu Substansi  Sembilan kategori Aristotle; Model empat penyebab Aristotle; dan Model Platon melalui lima tahap progress jiwa rasional yaitu: Eikasia, Pistis, Dua Garis Membagi Dianoia, Noesis. Ataupun tiga tahapan (a) Visible World (Doxa atau opini), (b) dua garis membagi ke tahap, (c) Intelligible World (Episteme Knowledge).

Seorang auditor dalam melakukan audit harus memiliki 'Kertas Kerja Audit', yang isinya merupakan "Dokumentasi" Hasil pelaksanaan audit; Apakah yang sudah dilakukan; dan digunakan bagi pencapaian tujuan audit.

Kertas kerja audit bertujuan untuk:

(1) merupakan dokumentasi pelaksanaan audit (Realisasi pelaksanaan program audit),

(2) Bukti "Due professional care" auditor (Gambaran lengkap apa yang telah dilakukan),

(3) Dasar pengambilan kesimpulan audit (Bahan baku dalam penyusunan laporan hasil audit).

Di bawah ini contoh kertas kerja audit kas dan setara kas :

Dokpri audit kas
Dokpri audit kas

Contoh kertas kerja audit persediaan:

Dokpri persediaan
Dokpri persediaan

Berikut penjabaran dari :

1. Satu Substansi Sembilan Kategori Aristotle: dapat digunakan sebagai kerangka kerja untuk mengidentifikasi dan menemukan barang bukti serta alat bukti dalam audit. Contoh penerapan substansi sembilan kategori dalam kertas kerja audit sebagai berikut:

a. Essence (substansi): Mengidentifikasi dan memahami inti dari masalah yang sedang diselidiki dalam audit, termasuk permasalahan perpajakan yang relevan.

b. Quantity (Kuantitas): Menentukan berapa jumlah dan volume barang bukti yang dibutuhkan dalam audit untuk mendukung kesimpulan dan temuan yang lebih akurat.

c. Quality (Kualitas): Barang bukti yang ditemukan harus memiliki kualitas yang memadai, relevan, dan dapat dipercaya.

d. Relation (Hubungan): Mengidentifikasi hubungan/ keterkaitan antara barang bukti yang ada dan case perpajakan yang sedang diselidiki oleh auditor.

e. Time (Waktu): Menentukan rentang waktu atau periode yang sesuai untuk pengumpulan barang bukti yang diinginkan.

f. Place (Tempat): Mengidentifikasi lokasi atau di mana sumber-sumber yang potensial untuk menemukan barang bukti terkait masalah audit perpajakan.

g. Condition (keadaan): Mengevaluasi kondisi barang bukti yang ditemukan auditor, mencakup integritas, keotentikan, dan kemungkinan manipulasi.

h. Action (Tindakan): Menentukan langkah-langkah yang harus diambil untuk mengumpulkan, mengaudit, dan mengkonfirmasi barang bukti yang relevan.

i. Passivity (Pasif): Memahami tujuan di balik permasalahan pajak yang sedang diselidiki dan mengidentifikasi potensi kepentingan yang terlibat.

2. Model Empat Penyebab Aristotle: dapat membantu dalam mengidentifikasi akar permasalahan perpajakan yang sedang diaudit. Model ini digunakan dalam kertas kerja audit untuk membantu memfokuskan investigasi pada penyebab yang melandasi pelanggaran perpajakan. Contoh penerapan model empat penyebab sebagai berikut:

  • Causa Materialis (Penyebab Material): Mengidentifikasi penyebab perpajakan yang berhubungan dengan substansi atau materi yang sedang diaudit, seperti transaksi, kebijakan perpajakan, atau ketidakpatuhan pajak.
  • Causa Formalis (Penyebab Formal): Menelusuri penyebab perpajakan yang berkaitan dengan prosedur formal atau ketentuan hukum yang terkait, termasuk kesalahan pelaporan atau pengabaian aturan perpajakan.
  • Causa Efficiens (Penyebab Efisien): Mengidentifikasi aktor atau entitas yang bertanggung jawab secara efektif atas pelanggaran perpajakan, seperti individu, perusahaan, atau lembaga keuangan.d. Penyebab Final: Menyelidiki motif atau tujuan di balik tindakan pelanggaran perpajakan, seperti keuntungan finansial atau penghindaran pajak.
  • Causa Finalis (Penyebab akhir): Mengetahui untuk apa perpajakan itu ada, atau untuk apa tujuan perpajakan dibuat. Aristoteles menjelaskan bahwa causa Finalis adalah kesempurnaan dari setiap permasalahan atau kebaikan dari setiap hal.

3. Model Platon Melalui Lima Tahap Progress Jiwa Rasional: meliputi Eikasia, Pistis, Dua Garis Membagi Dianoia, dan Noesis, yang dapat digunakan sebagai panduan ketika mengembangkan pendekatan yang sistematis untuk menemukan barang bukti atau alat bukti dalam audit. Namun, dalam kertas kerja audit, kita mengenal pendekatan yang lebih umum dan praktis dengan menggunakan tahapan berikut ini:

a. Doxa atau Opini (Visible World): Tahap ini auditor mengumpulkan kemudian memeriksa informasi awal, meliputi dokumen, catatan, maupun bukti yang ada secara terbuka dan dapat diakses dengan mudah.

b. Dua Garis Membagi: Tahap ini auditor melakukan penyelidikan selanjutnya dan menyaring informasi mana yang relevan. Auditor perlu menerapkan teknik khusus lainnya, misal konfirmasi, wawancara, atau analisis data, guna menemukan barang bukti yang lebih signifikan.

c. Episteme Knowledge (Intelligible World): Tahap terakhir melibatkan pemahaman yang mendalam dan sintesis informasi relevan yang telah diketemukan selama proses audit. Auditor akan menggabungkan bukti yang terkumpul dengan pengetahuan perpajakan yang komprehensif untuk kemudian merumuskan kesimpulan dan membuat rekomendasi yang sesuai.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun