Keempat sekawan itu pergi berlalu meninggalkan ruang Cinema V, Elza dan tiga sahabatnya memutuskan untuk melanjutkan kegiatan akhir pekan mereka dengan pergi makan siang bersama. Mereka kembali tertawa ceria, berbagi pendapat tentang film yang baru saja mereka saksikan, sembari menikmati hidangan lezat di sebuah restoran Jepang yang tak jauh dari pintu keluar bioskop.Â
Namun, keajaiban tak terduga terjadi saat Elza tanpa sengaja bertemu dengan Dimaz, seorang yang baru saja membuatnya hampir kehilangan ingatan karena  terbawa cerita dari film yang mereka saksikan. Saat mata mereka bersilangan, Elza merasa seperti mimpi, kejutan yang entah membuat dia bahagia atau sedih telah merasuk ke dalam hatinya dengan sangat cepat.Â
Dimaz, dengan senyuman hangatnya, tanpa pikir panjang berjalan menghampiri Elza dan menyapanya. "Hai Elza!" Ucapnya manis membuat Elza tak mampu lagi menyimpan kekecewaan di hatinya untuk Dimaz.
"Hai!" Balas Elza lembut dengan senyum sedikit terpaksa.
"Kamu belum pulang kampung?" Tanya Dimaz mengingat ini adalah pekan terakhir sebelum hari Natal.
"Belum tahu, masih menunggu tugas dari atasan." Balasnya tegas dan tetap tersenyum menutupi hatinya yang sedang tidak karuan.
"Memangnya masih belum libur?"Â
"Harusnya libur, tapi karena perusahaan masih tetap harus produktif jadi mungkin aku tidak diberi ijin untuk menggantikan teman-teman yang merayakan natal."
"Oh.. Memangnya kalau dikasih libur, pulangnya kapan?" Tanya Dimaz sambil menatap mata Elza dengan penuh makna dan membuat Elza kembali terbawa perasaan ketika mereka masih bersama dulu.
"Mungkin tanggal 23 Desember besok." Balas Elza berusaha untuk tetap tenang.
"Ya sudah, aku duluan ya. Have fun, Â salam buat teman-temanmu." Ucap Dimaz berpamitan ketika temannya sudah melambaikan tangan untuk memberi sinyal agar segera bergegas.