Salman terlihat salah tingkah akibat ulah sahabatnya itu. Ia bahkan berkali-kali gagal mengambil shuttle kock yang ada di bawah kakinya. Tangannya seakan tak bisa digerakkan dengan baik. Sementara itu, Sandra tampak kebingungan sembari sesekali tersenyum dingin melihat tingkah aneh Ibrahim itu.Â
"Aneh banget sih, kenapa juga dia minta maaf sama Salman?" Omel Sandra lirih.
Dalam labirin emosi yang rumit, Salman dan Sandra terjerat dalam jaring ego yang mereka bangun sendiri. Pertemuan yang penuh semangat di lapangan badminton itu telah berubah menjadi pertarungan tak terucapkan antara perasaan dan keinginan untuk mempertahankan diri masing-masing. Ketidakpastian di mata Salman dan rasa bingung di hati Sandra menciptakan jurang yang semakin lebar di antara mereka.
Meskipun tanpa mereka sadari cinta mereka telah tumbuh di lapangan itu. Namun sayangnya ego yang semakin menguat menjadi dinding yang tak terlihat, menjadi pemisah di antara keduanya. Salman dengan hatinya yang penuh pertanyaan, terus merenungkan apa arti sebenarnya dari perubahan sikap Sandra, sementara Sandra, terjebak dalam permainan kebingungan dan penolakan, mencari titik terang dalam dirinya sendiri.
 Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H