Mohon tunggu...
Retno Handoko
Retno Handoko Mohon Tunggu... -

Aku ingin terbang naik becak. Maka ketika aku tengah berada di awang-awang, becak itu akan segera mengingatkanku; bahwa aku dan becak adalah dua hal yang berketergantungan.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Tidak Seperti yang Sudah-sudah

21 Oktober 2011   12:17 Diperbarui: 26 Juni 2015   00:40 49
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Kau tuang di dalam foto: kau dengan sepose manja; sepatu besar,
topi besar, kacamata hitam, tepi pantai.
aku yang menjepret foto itu tanpa harus mengerti

Saat ini masih belum malam, tapi ruangan menyala
dengan cahaya bulan yang menembus jendela.
Gorden menutup sebagian, hingga mencipta siluet-siluet janggal

Waktu semakin enggan bersahabat. Aku lelah, hanya duduk
bersantai, di beranda menunggu nafas
yang kutitip padamu kemarin.
Kau yang terbaring, menggenggam tangan
ketika itu, aku merasa sudah begitu lemah genggaman kita

tidak seperti yang sudah-sudah

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun