Meskipun tugas antara editor dan kopi editor itu berbeda, kenyataan di lapangan ada penerbit yang merangkap kedua pekerjaan tersebut sehingga dikerjakan oleh editor saja.
Menjadi editor juga tidak harus memperbaiki seluruh tulisan, jika dirasa tulisan tersebut sudah enak dibaca dan mudah diterima oleh pembacanya maka hanya akan dilakukan editan minor saja, seperti memperbaiki kesalahan penulisan. Namun ternyata tidak semua penulis memahami itu. Pernah suatu ketika mas Rudi dikomplain seorang penulis yang merasa tulisannya tidak di edit sama sekali. Padahal menurut editor tulisan tersebut sudah layak terbit. Untunglah setelah dijelaskan, penulis tersebut bisa memahami.
KBBI merupakan salah satu senjata editor, walaupun demikian di kasus tertentu KBBI tidak diperlukan karena tulisan tersebut lebih bernyawa jika menggunakan ekspresi lokal atau yang sedang viral demi menarik pembaca. Keadaan seperti ini juga dilakukan agar naskah bisa menyesuaikan dengan target pembacanya. Dalam melakukan pekerjaannya editor juga harus mengikuti gaya selingkung atau gaya menulis yang dimiliki oleh suatu penerbit. Misalnya transliterasi Arab ke Indonesia yang tidak selalu mengikuti KBBI.
Syarat menjadi editor
Untuk menjadi seorang editor yang baik tentu saja harus menguasai beberapa ketrampilan berbahasa, seperti :
- Menguasai ejaan
- Menguasai tata bahasa
- Bersahabat dengan kamus dan tesaurus
- Menguasai bahasa asing (minimal bahasa Inggris). Sangat dibutuhkan saat mengedit buku terjemahan dan harus berkomunikasi dengan penulisnya untuk memahami maksud penulis.
- Berwawasan luas
- Memiliki Skill Communication yang baik karena editor harus berhubungan dengan penerbit dan penulis langsung