Mohon tunggu...
retno Kusuma wardani
retno Kusuma wardani Mohon Tunggu... Administrasi - Blogger

apa adanya Blogger at www.lemaripojok.com

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Sepuluh Tahun setelah Bukak Tithik Jozz

26 Oktober 2023   22:27 Diperbarui: 30 Oktober 2023   13:16 177
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bersama teman-teman komunitas (koleksi pribadi)

Bukak sithik joss... siapa yang masih ingat frasa ini? Pada zamannya penggalan lagu ini sangat terkenal. Mulai dari anak kecil hingga dewasa fasih mengatakan "bukak sithik joss". 

Memang saat itu lagu buka sithik joss sedang booming-boomingnya, dan di saat yang sama keberanian saya untuk mulai menulis sudah terkumpul. Lalu jadilah sebuah artikel dengan judul "Bukak Tithik Jozz" yang menjadi tulisan perdana saya di Kompasiana. 

Sengaja saya menggunakan kata "tithik" alih-alih "sithik" karena memang di daerah asal saya lebih mengenal kata "sithik" dibandingkan dengan kata "tithik', selain itu juga agar tidak mirip plek-ketiplek dengan aslinya.

Tak terasa artikel tersebut kini sudah berusia 10 tahun. Kala itu bukan hal yang mudah untuk berani menerbitkan satu artikel di Kompasiana, karena pada dasarnya saya ini pemalu dan tidak percaya diri #ehm. Tapi tampaknya kini sudah terkikis habis ya.

Saat itu saya butuh waktu lama untuk mulai menulis, setelah menulis pun masih berpikir panjang apakah artikelnya akan di publis atau tidak. Antara malu, takut di hina dan tidak percaya diri campur jadi satu. Untunglah saya memilih untuk mem-publis artikelnya.

Maklum saja, semenjak menikah tahun 2006 saya sama sekali tidak bersinggungan dengan buku (kecuali buku tentang kehamilan, sedikit tentang parenting dan nama-nama bayi. :))

Kegiatan saya pun hanya berkutat antara sumur, dapur, dan kasur, karena mengasuh tiga anak dengan usia yang berdekatan itu sangat menguras waktu dan tenaga.

Di tengah-tengah kelelahan yang saya rasakan, mulai timbul pemikiran, "Masa saya akan begini terus sampai anak-anak besar nanti?" Terasa ada kekosongan namun tidak tahu harus berbuat apa.

Untuk mengisi waktu luang, terkadang saya membuka media sosial, tapi tetap saja ada yang kurang. Rasanya membuka sosmed isinya juga cuma begitu-begitu saja, dan mulai timbul kebosanan. 

Sampai akhirnya saya kenal dengan Fiksiana Community. Dari sinilah saya mulai mengenal teman-teman Kompasianer lalu saya pun membuat akun Kompasiana.

Artikel pertama bercerita tentang pengalaman yang saya lihat dengan mata kepala saya sendiri saat masih kecil dahulu. Karena memang ada unsur buka-bukaannya dan momennya tepat, artikel perdana yang saya beri judul  "Bukak Sithik Jozz" langsung diganjar menjadi artikel pilihan. 

Bukan main senangnya hati ini yang membuat keberanian saya untuk menulis lagi sedikit terpupuk dan rasa tidak percaya diri saya sedikit terkikis.

Ternyata benar, ucapan adalah doa

Berawal dari artikel pertama "Bukak Sithik Jozz" di Kompasiana, ternyata menulis tidak hanya membuka sedikit, namun membuka lebar-lebar pintu-pintu lainnya. 

"Bukak Sithik Jozz", dari sebuah judul artikel menjelma  menjadi ucapan bagai doa yang mewujudkan mimpi-mimpi saya yang sempat terkubur.

Dengan menulis saya mengenal teman-teman yang memiliki energi luar biasa untuk terus berbagi. Menulis juga membawa saya ke berbagai event yang memberikan banyak sekali pengalaman. 

Sebagai mantan anak-anak yang pernah memiliki cita-cita sebagai wartawan, mendapat tugas meliput suatu event adalah kebahagiaan tersendiri. Meskipun belum menjadi wartawan betulan namun ada rasa hangat yang mengalir dan sulit di ungkapkan.

Melalui tulisan saya juga pernah jalan-jalan gratis, berkomunitas, mendapatkan produk untuk di ulas, dan tentu saja mendapatkan tambahan penghasilan. 

Hal ini bukan yang utama sih tapi bisa menjadi pemacu semangat. Apalagi akhir-akhir ini project di Kompasiana semakin banyak dan bersyukur banget karena saya lumayan sering kebagian. Semoga saja kedepannya proyek Kompasiana semakin berlimpah ya.

Saya tidak bisa membayangkan, andai 10 tahun yang lalu saya tidak memaksa diri sendiri untuk mulai menulis di Kompasiana. Andai saya berlindung di balik rasa malu dan tidak percaya diri, mungkin saya tidak akan bisa berdiri setegak ini. Mungkin saya masih berkutat dengan rasa malu dan minder yang tak berkesudahan.  

Walaupun perjalanan saya masih jauh di bawah teman-teman lainnya, namun untuk sampai di titik ini merupakan pencapaian bagi saya. Rasa terima kasih saya kepada Allah SWT sudah tak terhitung lagi, tapi rasa terima kasih kepada Kompasiana harus saya ungkapkan.

Terima kasih Kompasiana telah menjadi wadah untuk menyalurkan energi, sehingga menjadi lebih bermanfaat. Terima kasih, karena tidak hanya memberi ruang bagi saya untuk menulis, nge-blog tapi juga menggali kemampuan dan berani unjuk diri. 

Tagline Kompasiana "Beyond Blogging" atau "Lebih dari Sekedar Ngeblog" benar-benar saya rasakan dan pastinya dirasakan juga oleh teman-teman Kompasianer lainnya.

Begitu juga untuk teman-teman yang setiap hari berkomunikasi walau tidak langsung bertatap muka. Terima kasih atas transferan semangatnya, terima kasih untuk energi positifnya. Jangan bosan-bosan untuk terus berbagi ya

Akhir kata, selamat Ulang Tahun ke 15 untuk Kompasiana dan Selamat hari Blogger  untuk teman-teman semua. 

Mari kita bersama saling menyemangati untuk terus berbagi kisah positif, mengembangkan diri dan menginspirasi seperti tema Kompasiana tahun ini, "Every Story Matters".

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun