Dengan mengurangi benda-benda fisik yang berlebihan, Anda dapat menciptakan ruang fisik yang bersih, rapi, dan nyaman. Selain itu, gaya hidup minimalis juga berkontribusi terhadap ketenangan pikiran dengan mengurangi gangguan psikologis yang sering disebabkan oleh terlalu banyak memiliki barang. Hal ini memungkinkan Anda untuk lebih fokus pada hubungan, kreativitas, dan pengalaman berharga. Dengan cara ini, gaya hidup minimalis membantu kita hidup lebih sadar dan  mengejar apa yang memberi makna sejati pada hidup.
5. Menjadi Lebih Produktif
Dengan menerapkan gaya hidup minimalis dapat memberikan ruang lebih banyak untuk produktivitas, sehingga pekerjaan yang dilakukan dapat selesai dengan lebih cepat dan hasilnya lebih terfokus dengan baik.
Â
Cara Menerapkan Gaya Hidup Minimalis
1. Decluttering
Decluttering adalah proses membuang barang-barang yang tidak diperlukan di rumah. Namun  bukan berarti kita harus membuang segala sesuatu yang terlihat berantakan. Merapikan adalah tindakan mengategorikan dan menata berbagai hal agar rumah  terlihat lebih rapi. Menurut Marie Kondo, decluttering  adalah kegiatan menyingkirkan barang-barang yang tidak mendatangkan kebahagiaan bagi pemiliknya.Â
Untuk penerapannya kita bisa memilah-milah barang mana yang sering digunakan, mana yang tidak bisa digunakan, dan mana yang jarang digunakan. Barang-barang yang sering kita butuhkan dan sering dipakai dapat disimpan selagi kualitasnya masih bagus. Sedangkan barang-barang yang tidak terpakai namun masih bagus dapat kita jual atau diberikan kepada keluarga, teman, atau orang yang membutuhkan.
2. Belanja Sesuai Kebutuhan
Terkadang kita  belanja yang sebenarnya gak terlalu kita butuhkan banget. Biasanya kita beli bukan karena butuh, tapi karena desainnya bagus, lucu, dan sedang tren saja. Contohnya punya case Hp dengan berbagai warna dan motif, atau beli baju setiap bulan karena tergoda diskon. Padahal semua yang dibeli itu belum tentu terpakai semua. Bahkan karena sudah kebanyakan kita malah jadi bingung mau pakai yang mana.
3. Utamakan Kualitas Bukan Kuantitas
Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya